Analisis Singkat Gaming Performance: Skylake Core i3 OC vs Core i5 di AMD Radeon RX 480 8GB
Game Performance Test
Gaming Performance – AC Unity & GTA V
Berikut ini pengujian game yang kami lakukan pada 2 title game AAA popular. Pengujian game-game ini dilakukan menggunakan tool FRAPS, lalu dianalisa menggunakan FRAFS Bench Viewer.
Pada FRAFS Bench Viewer, kami mengambil data: FPS Rata-rata, dan 1% Minimum FPS( data framerate terburuk, a.k.a 99th percentile frametime).
AC Unity
Setting
Hasil
Keterangan
Terlihat jelas pada grafik framerate di atas, perbedaan ‘kelas’ prosesor Core i3 dan i5 Skylake jelas terlihat. Pada keadaan default (clock cpu default, dan RAM default), ada perbedaan hampir 30% antara keduanya. Barulah dengan overclocking pada RAM (ked DDR4-3200), dan juga OC Non-K 4.3Ghz, si Core i3 perlahan mengejar. Perlu dicatat, nilai ‘1% minimum FPS’ yang menunjukkan sekumpulan data framerate yang terburuk pada sistem i3 jauh lebih rendah dari Core i5, membuat ‘stutter’ pada sistem i3 default lebih terasa.
GTA V
Setting
Hasil
Keterangan
Sama persis dengan grafik pada AC Unity, GTA V pun cukup ‘haus’ performa prosesor, sehingga perbedaan Core i3 dan i5 masih terlihat(walau tidak separah AC Unity). Yang Unik, sistem terlemah kami(i3-6100 default) pun masih menghasilkan rata-rata framerate(AVG FPS) di atas 60 FPS. Lalu, yang membedakan prosesor yang ‘pelan’ dan ‘kencang’ di sini bisa lebih terlihat pada angka 1% minimum FPS (a.k.a 99th percentile frametime). Ini pun sama dengan yang terjadi pada game AC Unity di atas.
(Bonus)Analisa Framerate & Frametime – AC Unity
Mengingat salah satu perbedaan signifikan pada kedua sistem ini adalah bagian 1% minimum FPS, kami merasa bahwa penjelasan ekstra mengenai analisa frametime perlu dilakukan, yang sampelnya kami ambil dari uji AC Unity. (Anda yang tidak ingin pusing dengan pembahasan teknis pun bisa skip bagian ini dan langsung menuju kesimpulan jika diinginkan ^_^ ).
Sekilas mengenai FPS dan Frame Time
Ada beberapa skenario pengujian dalam gaming yang menghasilkan variasi framerate cukup tinggi yang tidak bisa terdeteksi oleh bagian FPS dalam FRAPS. Kejadian ini membuat kami merasa bahwa data average FPS saja tidak cukup, lalu kami memutuskan untuk melihat data Frametime log dari FRAPS. Frametime adalah waktu dimana 1 (satu) frame akan di-render oleh sistem, biasanya dalam satuan milliseconds (ms). Selama ini kami menggunakan FPS (Frame per second) sebagai unit pengukuran untuk mempermudah perbandingan. Namun, ada kalanya pengukuran frame time ini bisa lebih penting, karena bisa memberi kami data untuk melihat seberapa jauh variance/perbedaan dari waktu render masing-masing frame.
Umumnya, waktu render yang jauh berbeda antar frame, misal frame pertama dirender pada 16.7 ms, lalu frame kedua pada 40 ms, lalu frame ketiga pada 16.7 ms, akan membuat kita merasa adanya ‘stuttering’ dalam game.
Sebagai perbandingan, inilah konversi FPS ke Frametime:
(dengan rumus FPS = 1000/Frametime, frametime dalam satuan ms. Berlaku sebaliknya, Frametime = 1000/FPS )
- 120 FPS = 8.3 ms (1000/120 = 8.3)
- 60 FPS = 16.7 ms (1000/60 = 16.7)
- 30 fps = 33.3 ms (1000/30 = 33.3)
- 20 fps = 50 ms (1000/20 = 50)
Ini berarti makin KECIL frametime, makin BESAR FPS-nya, dan berlaku sebaliknya.
FRAFS Bench Viewer ‘1% time’
Setelah menganalisa lebih lanjut, kami menemukan bahwa ada juga cara mudah untuk menentukan apakah sebuah sistem PC mengalami ‘stutter’ yang parah atau tidak. Salah satunya adalah dengan menganalisa frametime log dari FRAPS di atas menggunakan FRAFS Bench Viewer. Tool sederhana ini dapat menghitung secara otomatis bagian 1% frame yang ‘terburuk’ dari sekumpulan data frame time.
Tentunya, PC yang nilai ‘1% minimum FPS’-nya jauh lebih rendah dari FPS rata-rata, pastinya akan mengalami ketidaknyamanan berupa berbagai kejadian ‘stutter’ dalam game.
Berikut ini analisanya :
Core i3-6100 Default vs Core i5-6600K , Full Default
Pada keadaan sama-sama default, jelas terlihat bahwa Core i3 (biru) memberikan framerate average lebih rendah(sehingga ia menghasilkan frame dengan jumlah lebih kecil, graphnya lebih pendek), namun yang perlu jadi perhatian adalah bagaimana i3 sering sekali melewati garis merah yang menandakan sistem ini sering sekali beroperasi di atas 33ms(di bawah 30 FPS), dan stuttering pada sistem ini memang terasa.
Bagaimana saat i3-nya di-overclock?
Core i3-6100 OC Non-K @ 4.3Ghz, DDR4-3250 vs Core i5-6600K DDR4-2133
Overclocking Core i3-6100 ke 4.3Ghz menghasilkan framerate yang lebih konsisten, dan lebih jarang terlihat menyentuh angka 33ms.
Berikutnya, dari semua konfigurasi yang kami uji, kami menghitung berapa lama ‘waktu’ yang dihabiskan sebuah sistem di atas 33ms(berarti FPS-nya di bawah 30). Sederhananya, sistem yang menghasilkan nilai besar di perhitungan ini adalah sistem yang lebih banyak stutter-nya. Sistem i5 Skylake meskipun pada keadaan default sudah bisa menghasilkan nilai yang cukup baik(minim stutter), sedangkan sistem i3 default jelas menghasilkan pengalaman bermain yang kurang nyaman, dan baru bisa menghasilkan performa yang sekelas dengan Core i5 pada saat di-overclock.
Kesimpulan
Dari pengujian singkat pada dua buah platform ini, bisa disimpulkan bahwa pemilihan prosesor yang bertenaga masih diperlukan untuk memaksimalkan performa GPU sekelas Radeon RX 480 pada skenario game yang cpu-intensive. Tentu, kami perlu ingatkan lagi bahwa seberapa jauh efek dari performa prosesor ke GPU ini SANGAT ditentukan oleh skenario penggunaan-nya. Kebetulan kami memang sengaja menguji game yang memiliki requirement CPU tinggi untuk melihat bagaimana performa Radeon RX 480 pada skenario itu, dan hasilnya tentu akan sangat berbeda tergantung game yang digunakan dan apa setting game-nya.
Dari data yang kami miliki dengan skenario yang kami ujikan, nampak bahwa ada performance gap yang cukup jauh antara prosesor Core i3 6100, dibandingkan prosesor Core i5-6600K. Ini agak wajar, Core i5-6600K memang ada di kelas harga yang jauh berbeda dengan core i3. Untungnya bagi overclocker yang gemar melakukan OC pada sistem mereka, gap performa pada Core i3-6100 ini bisa sedikit ‘dikejar’ dengan melakukan overclocking pada RAM, ataupun OC Non-K (sayangnya overclocking CPU dan RAM pada Core i3 akan umumnya membutuhkan motherboard Z170).
Kami berencana menyajikan pengujian serupa dengan lebih banyak skenario penggunaan, dan tentunya lebih banyak macam prosesor. Sampai jumpa di artikel analisis kami yang berikutnya, hanya di JagatOC!
- Overview, Testbed, Metoda Pengujian, Konfigurasi PC
- Game Performance Test, Analisa Frametime