Stock HSF Overclocking : Test Perbandingan Cooler Bawaan AMD (Wraith PRISM vs Wraith SPIRE vs Wraith STEALTH)
Pendingin bawaan sebuah prosesor (a.k.a ‘stock cooler’ / ‘stock HSF’) umumnya dianggap sebagai solusi cost-effective yang memiliki performa pendinginan memadai supaya prosesor bisa beroperasi normal, dan performa pendinginannya akan ‘pas-pasan’ dibanding berbagai solusi pendingin 3rd party yang beredar di pasaran.
Bagi overclocker yang gemar melakukan tuning untuk memaksa hardware bekerja pada titik maksimalnya, pastinya overclocking dengan stock Heatsink-Fan (HSF) adalah sebuah hal yang jarang diperhitungkan. Jika sebagian stock cooler terlihat sulit menjaga suhu prosesor saat default-nya, adalah normal bila banyak yang menganggap stock cooler tidak bisa menghadapi beban prosesor saat di-overclock.
Untungnya, ada beberapa stock cooler yang masih mampu menghadapi overclock ringan, seperti beberapa contoh di bawah ini:
Baca: Overclocking Pentium G3258 dengan Stock Cooler
Baca: Overclocking AMD APU A10-7870K dengan Stock Cooler
Baca: Overclocking Ryzen 3 1200 dengan Stock Cooler
Seperti yang Anda lihat, jika dilakukan dengan tepat, overclocking dengan stock cooler akan memberikan peningkatan performa tanpa biaya ekstra untuk membeli cooler tambahan. Berbicara spesifik mengenai stock cooler, AMD mengeluarkan beragam model stock cooler baru sejak kedatangan prosesor Ryzen mereka, dan artikel kami kali ini akan membahas seputar performa pendinginan yang diberikan stock cooler bawaan AMD saat prosesor-nya di overclock!
AMD Wraith Family for Ryzen
Seperti terlihat di atas, AMD sudah menyiapkan berbagai model cooler AMD Wraith yang berbeda-beda untuk target prosesor tertentu. Mulai dari Wraith Stealth yang mungil untuk prosesor dengan rating TDP kecil (65W ke bawah), hingga ke Wraith Prism RGB untuk menangani heat load yang besar dari Ryzen 7 2700X.
Ruang Lingkup dan Metode Testing
Pada artikel ini, selain menjabarkan bentuk fisik dan bobot dari masing-masing cooler, kami akan melakukan pengujian temperatur dengan membebani CPU dengan load yang cukup berat, yakni Cinebench R15 sebanyak 20x loop. Pengujian ini dibagi menjadi berbagai setup, dan kami memasangkan setiap Wraith cooler sesuai dengan CPU yang ditujukannya sebagai berikut:
Test Setup
Test 1: AMD Wraith Stealth + Ryzen 3 2200G
Test 2: AMD Wraith Stealth + Ryzen 5 2600
Test 3: AMD Wraith Spire + Ryzen 5 1600
Test 4: AMD Wraith Spire + Ryzen 5 2600X
Test 5: AMD Wraith Spire LED + Ryzen 7 2700
Test 6: AMD Wraith PRISM + Ryzen 7 2700X
Setiap CPU akan menjalani 2(dua) pengujian:
- Pengujian default (Load Optimized default)
- Pengujian overclocking
Tingkat overclocking yang kami uji di sini tentu adalah batas aman yang voltage-nya disesuaikan untuk kondisi stock cooler.
Dengan pengujian ini, kami berharap mendapat data:
- Performa cooler Wraith sesuai dengan paket penjualan CPU tertentu (dalam keadaan default vs OC)
- Melihat sejauh mana OC bisa dilakukan dengan stock cooler tersebut
Catatan: AMD Wraith MAX tidak disertakan pada pengujian ini karena tidak secara resmi disertakan pada prosesor tertentu (hanya tersedia pada paket tertentu beberapa OEM dan System Integrator)
Testbed & Setting
Berikut testbed kami:
- Prosesor: Ryzen 3 2200G, Ryzen 5 2600, Ryzen 5 1600, Ryzen 5 2600X, Ryzen 7 2700, Ryzen 7 2700X
- Motherboard: MSI B350M Pro VH Plus
- RAM: HyperX Fury DDR4-2400 2x8GB (OC @ DDR4-2933)
- VGA: Galax GeForce GT 1030 (perkecualian: 2200G menggunakan IGP Radeon Vega 8)
- SSD: Galax HOF 256GB
- PSU: Enermax NAXN 500W
- Case: Cooler Master Masterbox Lite 5
Setting CPU: Default, RAM: Memory Try It DDR4-2933
Setting Fan: Full Speed
PC dalam Casing, Side Panel ditutup.
Suhu Ambient 26 C
Baik, mari mulai!
- Overview, Metode Pengujian, Testbed, Setting
- Melihat Lebih Dekat: AMD Wraith Heatsink
- Default Setting vs OC Setting - CPU Frequency on Cinebench R15
- Kesimpulan