Overclocking Bersama Raijintek Aidos
Hasil Pengujian
Suhu yang tercantum dalam grafik adalah suhu rata-rata dari seluruh core selama idle time dan ketika benchmark berlangsung. Pada pengujian awal, kami mengatur kecepatan fan bawaan Raijintek Aidos ini pada konfigurasi “Auto” untuk melihat seberapa jauh HSF ini dapat menahan panas prosesor Intel Core i7-4790K yang telah di-overclock.
Untuk menguji performa HSF Raijintek Aidos ini dalam menangani panas prosesor yang di-overclock, kami masih menggunakan metoda pengujian yang masih sama dengan pengujian sebelumnya. Pada tahap awal pengujian ini, kami menggunakan prosesor Intel Core i7 4790K yang telah di-overclock pada kecepatan 4,5 GHz dengan Vcore 1,2V ~ 1225V. Setelah itu kami memberikan beban kerja penuh ( Full-load ) pada prosesor dengan menggunakan aplikasi stress test LinX, dimana pada pengujian ini HSF Raijintek Aidos ini hanya mampu menahan suhu prosesor pada suhu 81 oC ~ 83,5 oC.
Suhu ini tergolong cukup tinggi, akan tetapi HSF Raijintek Aidos ini masih dapat menjaga suhu prosesor yang telah di-overclock hingga 4,5 GHz ini tetap berada di suhu yang lebih dingin dibandingkan dengan suhu panas prosesor yang didinginkan dengan HSF bawaan intel yang hampir mencapai 90 oC dalam keadaan prosesor berjalan dalam konfigurasi default sekalipun.
Selanjutnya kami melanjutkan pengujian ke tahap berikutnya dan kembali meng-overclock kecepatan prosesor Intel Core i7-4790K menjadi 4,6 GHz dengan Vcore 1,25V. Alhasil pada tahap pengujian ini, HSF Raijintek Aidos ini kewalahan menangani panas yang dihasilkan oleh prosesor. Setelah program stress test LinX berjalan selama 5 menitan suhu prosesor sempat menyentuh angka 87~88 oC dan sistem PC yang kami gunakan inipun akhirnya mengalami BSOD, karena prosesor sudah terlalu panas sehingga kinerja menjadi tidak stabil.
Sedangkan pada kondisi idle, hampir tidak terdapat peningkatan suhu yang berarti pada prosesor Intel Core i7-4790K yang telah dioverclock ini. Prosesor yang kami gunakan hanya mengalami fluktuasi perbedaan panas dalam perbedaan berkisar 1 oC saja.
Selanjutnya, kami mengatur fan bawaan HSF ini untuk berjalan pada kecepatan maksimum secara terus menerus, yakni pada kecepatan 2200 RPM. Kami mengulang pengujian seperti yang kami lakukan di atas. Hasilnya dapat dilihat di grafik di bawah ini:
Penggunaan konfigurasi kecepatan maksimum pada fan pendingin bawaan HSF Raijintek Aidos ini tidak memberikan peningkatan peforma pendinginan yang berarti, dimana hanya terdapat perbedaan suhu 1 oC saja atau bahkan kurang dibandingkan pada saat menggunakan konfigurasi kecepatan fan “Auto”. Perbedaan antara kedua konfigurasi ini bisa dikatakan sebagai nilai marginal pada suatu nilai yang variatif.