Tips: Kenali dan Deteksi Kecepatan RAM PC dengan Tepat
Mengenali kecepatan komponen yang terpasang dengan akurat adalah langkah pertama yang perlu diketahui overclocker. Berbicara mengenai komponen, salah satu komponen yang kadang mengundang kerancuan dalam pembacaan variabel kecepatannya adalah memori, atau lebih dikenal dengan sebutan RAM(Random Access Memory).
Ini cukup wajar, mengingat komponen RAM memiliki beberapa variabel yang akan menentukan kecepatannya, tidak seperti prosesor yang umumnya dikenal dengan satu variabel penting, yakni nilai Mhz-nya. Pada artikel ini, kami dari JagatOC akan membahas mengenai beberapa variabel yang menentukan kecepatan RAM itu sendiri, mari disimak!
Catatan: RAM yang kami bahas di artikel ini adalah RAM tipe terkini, yakni DDR3 dan DDR4. Tidak menutup kemungkinan cara pembacaan yang sama bisa diaplikasikan pada tipe-tipe RAM yang sebelumnya.
Tool Pembaca Kecepatan RAM Favorit: CPU-Z
Sama halnya dengan pendeteksian kecepatan prosesor, tool yang umum digunakan untuk melakukan pendeteksian kecepatan RAM adalah CPUID CPU-Z.
Berikut pembacaan yang umum didapatkan dari tab bagian ‘Memory’:
Seperti yang bisa Anda saksikan, pembacaan kecepatan memori akan menunjukkan jumlah variabel, yang cukup menentukan ‘kecepatan’ dari sebuah memori umumnya adalah Frekuensi Memori, dan Timing Memori tersebut.
Catatan: Ukuran RAM kadang bisa juga menentukan kecepatan sistem, namun dalam banyak skenario pemakaian umum yang bisa dijumpai sehari-hari, ukuran RAM 8-16 GB umumnya sudah memenuhi kebutuhan sebagian besar pengguna PC, sehingga frekuensi dan timing memori ini bisa jadi lebih penting dari ukurannya, kecuali untuk skenario pemakaian khusus.
Anda bisa dengan jelas melihat bahwa RAM yang ada di atas ini:
- Memiliki Ukuran 4GB total, dengan tipe DDR3
- Sedang berjalan di mode dual-channel
- Memiliki Frekuensi 803.2 Mhz (atau tepatnya DDR3-1606Mhz)
- Beroperasi pada Timing 11-11-11-28 (CL-tRCD-tRP-tRAS)
Frekuensi: Antara ‘Real’ vs ‘effective’
Di atas, Anda bisa melihat bahwa pada ‘DRAM Frequency’ tercatat ‘803.2 Mhz‘. Frekuensi yang dibaca oleh CPU-Z ini adalah i/O Clock (a.k.a ‘real’ clock) dari chip RAM yang sedang berjalan, namun karena RAM ini adalah ram dengan tipe DDR(Double Data Rate), RAM ini akan memililki ‘transfer’ rate dua kali clock-nya, menjadikan RAM ini secara efektif beroperasi pada 1606Mhz.
Ini yang akhirnya disebut DDR3-1600Mhz. Jadi, pastikan Anda membaca frekuensi RAM ini dengan benar, dan tidak terbalik antara frekuensi RAM yang ‘real’, dengan frekuensi ‘effective’-nya.
Timing: Kompleks, Tapi Perlu Dipahami
Frekuensi RAM masih relatif mudah dimengerti, namun variabel Timing (a.k.a Latency / Delay) yang kadang membuat pengguna enggan menyelami RAM lebih dalam karena kompleksitasnya. Timing ini sendiri adalah serangkaian parameter yang menentukan seberapa cepat si memori untuk diakses oleh memory controller.
Timing umumnya direpresentasikan dalam 4 angka seperti yang bisa dilihat di atas(11-11-11-28). Meskipun parameter timing pada memori sebenarnya ada banyak(lebih dari 10!), umumnya hanya ada 4 timing yang disebutkan pada CPU-Z, yakni:
- CL / CAS Latency
- tRCD / RAS-to-CAS Delay
- tRP / Row Precharge Time
- tRAS / Row Active Time / Active to Precharge Delay
Ada satu timing lagi yang juga biasanya disebutkan, yakni CMD Rate / Command Rate, – yang umumnya nilainya adalah 1T atau 2T. Dari ketiga timing di atas, umumnya CL, tRCD, dan tRP yang memiliki efek lumayan besar ke performa RAM, sedangkan tRAS kadang hanya berpengaruh ke kestabilan, dan efeknya kecil.
Meski jarang disebutkan, satuan timing adalah clock cycle.
RAM Kencang: Frekuensi Besar Dan Timing Ketat
Secara umum, Kinerja RAM akan semakin kencang bila:
- Angka Frekuensi RAM semakin BESAR(dikenal juga dengan istilah ‘longgar’ / ‘loose’) , 933Mhz lebih kencang dari 800Mhz
- Angka Timing RAM semakin KECIL (dikenal juga dengan istilah ‘ketat’ / ‘tight’) , 9-9-9-28 lebih kencang dari 11-11-11-28.
Namun pada kenyataannya, akan sulit sekali mendapat RAM yang berjalan dengan frekuensi besar sekaligus timing kecil/ketat.
Umumnya, RAM dengan frekuensi Tinggi akan meminta Timing Besar/longgar. Sebaliknya RAM dengan frekuensi rendah mengijinkan kita untuk men-setting Timing Kecil/Ketat.
Tambahan: Mengenal Access Time
Mengapa performa RAM tidak bisa ditentukan dari frekuensi-nya saja?
Berbeda dengan Prosesor, performa RAM akan ditentukan bukan dari seberapa cepat frekuensinya, melainkan seberapa cepat RAM tersebut diakses. Kombinasi antara frekuensi dan timing ini akan menentukan memory access time, yang umumnya memiliki satuan ns(nanosecond). Semakin rendah access time, berarti memori semakin cepat diakses oleh memory controller, memberikan performa lebih tinggi.
Rumus untuk menghitung Access Time secara sederhana adalah:
Access Time(ns) = CAS Latency / Real Clock x 1000
Contoh:
- DDR3-1600Mhz(800Mhz) dengan CAS Latency 11 akan memiliki access time 13.75ns.
- DDR3-2133Mhz (1066Mhz) dengan CAS Latency 12 akan memilki access time 11.25ns
Maka dari itu, RAM DDR3-2133Mhz dengan CAS Latency 12 (DDR3-2133Mhz CL12) umumnya akan memiliki performa lebih baik dari DDR3-1600Mhz CAS Latency 11 (DDR3-1600Mhz CL11).
Catatan: Perlu diingat, perhitungan memory access time ini hanya merupakan sebuah perkiraan kasar dari performa sebuah chip memori, namun bergantung pada skenario pemakaian dan karakteristik memory controller di platform tertentu, bisa saja perhitungan access time ini tidak akurat 100%. Selalu gunakan benchmark untuk menguji kecepatan memori sistem Anda!
Pada halaman berikutnya, kami akan menunjukkan beberapa contoh konfigurasi memori!
- Overview, Mengenal Variabel yang ada pada RAM
- Contoh Beberapa Konfigurasi RAM DDR3 dan DDR4
- Tool Tambahan Untuk Melihat Timing Lebih Lengkap & Melihat Label Memori pada modul RAM