Technomart Overclocking Tournament 2017 by GX Comp: Kompetisi OC Kaby Lake Pertama Indonesia

Mengawali tahun 2017, Technomart yang merupakan hobby mall terbesar di Karawang bekerjasama dengan ASUS, TEAM by foxhound, ENERMAX, ID-COOLING, INFINITY mengadakan overclocking tournament yang ditujukan bagi seluruh overclocker yang ada di Indonesia dengan total hadiah senilai 20 Juta Rupiah! Bpk. Heru Mahad selaku pihak marketing dari Technomart mengatakan “Tournament ini diharapkan mampu memberikan edukasi dan update tentang teknologi komponen pc kepada masyarakat karawang dan sekitarnya”
Kompetisi overclocking yang diselenggarakan oleh GX COMP ini merupakan kompetisi overclocking Indonesia pertama yang menggunakan prosesor Intel ‘Kaby Lake’ Core i7-7700K dan Motherboard ASUS Z270, dan pastinya diikuti overclocker Indonesia papan atas. Kompetisi ini sendiri diadakan tanggal 4-5 Februari 2017 lalu.
Mari simak liputan singkat bagaimana berjalannya kompetisi tersebut, sesuai dengan dokumentasi dari kedua member JagatOC Team yang mengikuti kompetisinya, Alva ‘Lucky_n00b’ Jonathan, dan Leontius Jesse ‘bboyjezz’.

Sekilas Seputar Kompetisi Overclocking
Bagi Anda yang agak asing dengan istilah overclocking, Overclocking(OC) adalah sebuah tindakan yang dilakukan pengguna PC untuk membuat PC-nya berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi dari standar pabrikannya.
Misalnya ada sebuah PC memiliki prosesor dengan kecepatan 3 Ghz, lalu si pengguna(yang disebut Overclocker) melakukan setting ulang dan memodifikasi parameter prosesor ini dan menjalankannya di kecepatan 3.5Ghz, prosesor tersebut akan berjalan lebih kencang, dan bisa menjalankan tugas komputasi dengan lebih cepat. Ini yang disebut Overclocking.
Kompetisi overclocking, adalah sebuah kompetisi dimana sejumlah Overclocker akan berlomba-lomba untuk meng-overclock sebuah set hardware yang disediakan oleh penyelenggara(biasanya memiliki spesifikasi sama), dan menjalankan serangkaian tes tertentu dalam waktu terbatas. Si penyelenggara lomba bisa saja meminta si Overclocker menjalankan RAM mereka pada kecepatan setinggi-tingginya, atau bisa saja meminta skor benchmark(misal: 3DMark) tertinggi.
Meski overclockability sebuah hardware umumnya akan memiliki sedikit variasi, skill dan juga pengetahuan si overclocker akan diuji semaksimal mungkin untuk ‘memeras’ hardware yang mereka pakai sejauh-jauhnya demi mendapat poin tertinggi. Sebuah hardware yang memiliki potensi overclockability tinggi tidak akan bisa berjalan pada kecepatan maksimal tanpa tindakan dan setting tertentu dari si overclocker-nya.
Seiring berjalannya teknologi, pada vendor dan produsen hardware semakin sering mengadakan kontes overclocking untuk melihat seberapa tahan hardware mereka saat dijalankan dalam keadaan ekstrim, lalu para vendor ini juga akan mendapat berbagai data dan masukan dari para overclocker untuk mengembangkan hardware mereka lebih jauh lagi.
Peserta – Overclocker Dari Seluruh Indonesia!

Kompetisi overclocking yang melibatkan hardware baru dan juga berhadiah lumayan besar, pastinya ramai didatangi overclocker. Berikut ini list para peserta yang mengikuti Technomart Overclocking Tournament 2017, beserta kota asalnya:
- Alva Jonathan – Jakarta
- Rhodie Situmorang – Bengkulu
- Jesse Putra – Bandung
- Revin Prasetia – Jakarta
- Ekky – Depok
- Hansen Kornelius – Bandung
- Muhammad Beny Mustofa – Solo
- Ilham Verardi – Depok
- Tio Setia Hati – Depok
- Adi Daniel – Cikampek
- Adi Rahmanta – Tangerang
Tidak diduga, kompetisi ini mengundang overclocker dari berbagai daerah untuk datang, dan beberapa di antaranya cukup terkenal, seperti Rhodie yang pernah menjadi finalis MSI Master Overclocking Arena 2014, lalu anggota JagatOC, Jesse yang baru saja menjadi juara 3 di HWBOT World Championship Qualifier Las Vegas 2017, dan juga M Beny Mustofa yang merupakan newcomer berprestasi.
Tidak kalah mengerikan, ada 2(dua) Overclocker Professional yang ikut berlaga di sini, yakni Ekky, dan Alva (kapten JagatOC), kehadiran dua overclocker ini tentunya bisa membuat nyali berbagai overclocker amatir langsung ciut karena mereka berdua sudah dikenal sekali sepak terjangnya di dunia competitive overclocking. Ekky bahkan pernah menjuarai kompetisi overclocking Internasional MSI Master Overclocking Arena tahun 2008 lalu, dan Alva baru saja mendominasi kompetisi Galax OC Carnival Desember 2016 lalu.
Hardware

Berikut list hardware yang akan digunakan di kompetisi kali ini:

- [CPU] Intel Core i7-7700K ‘Kaby Lake’, Limited to 5050Mhz.
- [Mobo] ASUS Z 270 F Strix Gaming
- [Mobo] ASUS MAXIMUS IX CODE
- [Mobo] ASUS MAXIMUS IX APEX
- [Mobo] ASUS PRIME Z 270 P
- [VGA] ASUS Radeon RX 460 Dual
- [VGA] ASUS Radeon RX 470 Strix OC
- [VGA] ASUS GTX 1050 2GB
- [VGA] ASUS GTX 1060 6GB Dual
- [RAM DDR4] TEAM elite ddr4 8gb kit pc 2400
- [RAM DDR4]TEAM delta ddr4 8gb kit pc 2400
- [RAM DDR4] TEAM dark ddr4 8gb kit pc 2400
- [RAM DDR4]TEAM delta 8gb kit pc 3000
- [PSU] ENERMAX maxpro 500 watt
- [SSD] TEAM 120 GB
- [MONITOR] ASUS VS 248HR
Berbagai hardware kelas atas sudah disiapkan di sini, peserta tidak perlu membawa hardware apapun dan hanya perlu membawa Cooling (terbatas pada AIO Watercooling). Ini juga merupakan pertamakalinya motherboard khusus OC seperti Maximus IX APEX digunakan di kompetisi.
Benchmark List
Sedangkan pilihan benchmarknya adalah:
- Geekbench 3 Memory Score(Multi-Core)
- 3DMark11 Physics Score
- 3DMark03
- 3DMark05
- 3DMark06
- 3DMark Vantage
- 3DMark Fire Strike Extreme
- 3DMark Time Spy
- Cinebench R11.5
- CInebench R15
- HWBOT X265 Benchmark
- Realbench HWBOT v2.44
- HWBOT Unigine Heaven Extreme DX11
Sistem Kompetisi: 1 vs 1, Random Hardware, Random Benchmark

Kompetisi ini menganut sistem 1 vs 1. Dua overclocker akan mengambil 2 set hardware yang sama, yang dipilih secara acak. Lalu mereka akan bertanding menggunakan 1-2 benchmark, yang juga dipilih secara acak. Rule ini benar-benar ‘kejam’ karena membuat si peserta harus mengetahui banyak sekali kombinasi hardware dari software!
Setiap peserta memiliki waktu 2 jam untuk sesi dengan 2 benchmark, dan 1 jam untuk sesi dengan 1 benchmark.
CPU Kaby Lake: Limit di 5050Mhz

Untuk membuat kompetisi lebih unpredictable, panitia me-limit CPU clock menjadi 5050Mhz. Ini tentunya membuat para peserta harus memaksimalkan variabel lain, seperti RAM dan VGA.
Simak Jalannya pertandingan di halaman berikutnya!