Easy Overclocking Intel Core i5-10600K & Core i7-10700K
Prosesor Intel Core 10th Gen ‘Comet Lake’ merupakan prosesor yang menjadikan clockspeed sebagai ‘senjata’ utamanya.
Sejak rilisnya di bulan Mei 2020 lalu, prosesor Comet Lake kelas desktop (a.k.a ‘Comet Lake-S’) menunjukkan clock yang lebih tinggi dari para pendahulunya dengan berbagai fitur Turbo ‘pintar’ hingga optimalisasi fabrikasi 14nm. Tentu, ini berarti beberapa prosesor Intel Core 10th Gen ‘Comet Lake’ akan memiliki headroom untuk dimaksimalkan dengan overclocking.
Beberapa fitur seputar overclocking ini mungkin terdengar rumit, namun sebenarnya bisa dimanfaatkan dengan mudah. Berikut ini adalah serangkaian praktik overclocking mudah yang kami terapkan pada 2 prosesor Comet Lake : Core i5-10600K dan Core i7-10700K.
Baca Juga:
Analisis & Overclocking Intel Core i9-10900K
Sebelum Anda membaca lebih jauh, bagi Anda yang benar-benar awam seputar overclocking, kami menyarankan Anda membaca artikel pelengkap di bawah ini:
Baca Juga:
Mengenal Overclocking
Ruang Lingkup & Metode Pengujian
Seperti judul artikel, pengujian kali ini difokuskan untuk melakukan overclocking prosesor Core 10th Gen ‘Comet Lake’ dengan setting se-minimal dan semudah mungkin. Tentunya, hasil overclocking-nya juga akan ditunjukkan dengan benchmark singkat, dan juga akan ada pembahasan efek samping lain dari overclocking seperti suhu berlebih, konsumsi daya meningkat, dan lain sebagainya.
Testbed
Kami akan menggunakan 2(dua) sistem yang berbeda untuk menunjukkan karakteristik dari dua kelas prosesor, kelas high-end dan kelas midrange.
- Prosesor: Intel Core i7-10700K
- RAM: G.Skill TridentZ Royal DDR4-4000 CL18 2x8GB
- CPU Cooler 1: ROG Ryujin 240 AIO Watercooling
- CPU Cooler 2: EKWB EK-KIT S360
Testbed 2 : PC Midrange
- Prosesor: Intel Core i5-10600K
- RAM: Transcend DDR4-2400 2x8GB
- CPU Cooler: ID-COOLING SE-224XT
Komponen umum
- Motherboard: MSI Z490 A-PRO
- VGA: GeForce RTX 3070 FE
- SSD: Samsung 970 EVO 250 GB
- PSU: Corsair HX750
- Tanpa Case, Open Bench Table (Ambient dijaga 25 C)
- Thermal Paste: Kingpincooling KPX
Keterangan : komponen testbed
Berikut ini ada beberapa catatan tambahan seputar komponen yang kami gunakan:
Prosesor Core i5 6-Core dan Core i7 8-Core
Prosesor intel Comet Lake-S memiliki konfigurasi dari 4-core hingga 10-core. Kami memilih prosesor Core i5-10600K 6-Core yang kami anggap sebagai prosesor yang cukup representatif dalam menunjukkan prosesor kelas midrange, lalu Core i7-10700K 8-Core kami anggap bisa menunjukkan karakteristik prosesor kelas high-end.
Kami sudah pernah melakukan berbagai pengujian pada prosesor Core i9-10900K 10-core, sehingga kami tidak mengulangnya di sini, dan juga kami tidak menggunakan 10900K dengan pertimbangan prosesor ini cenderung memiliki clock out-of-the-box yang sudah cukup kencang, sehingga peningkatan yang ada dari default cukup minimal.
Motherboard Z490 Midrange
Chipset yang disiapkan untuk segmen tuning/overclocking seperti Intel Z490 identik dengan harga mahal mengingat kebanyakan motherboard ini memiliki komponen yang ‘tahan banting’ untuk menangani beban overclocking prosesor.
Untungnya tidak semua motherboard Z490 akan berharga mahal, kami sempat menemui motherboard Z490 kelas midrange yang masih memberikan opsi overclocking memadai, dan juga komponen VRM yang masih bisa menangani prosesor Comet Lake kelas tengah, untuk itu kami menggunakan MSI Z490 A-PRO.
Rata-rata motherboard Z490 disiapkan untuk menangani beban prosesor kelas Core i9-10900K yang berpotensi memberikan load cukup besar (hingga 250W pada kondisi Turbo), sehingga kami melihat mobo Z490 kelas menengah harusnya bisa menangani prosesor 10600K dan 10700K yang umumnya akan memiliki load lebih rendah dari 10900K.
Himbauan Sebelum Overclocking
Sebagai tambahan, sebelum menjalani praktik overclocking, ada setidaknya 2 hal yang perlu Anda pertimbangkan
Faktor Variasi Fabrikasi / ‘binning’
Tiap-tiap prosesor akan memiliki karakteristik dan pencapaian overclocking yang berbeda karena faktor variasi fabrikasi, sehingga hal yang selalu harus diperhitungkan dalam overclocking adalah adanya perbedaan overclockability karena variasi fabrikasi tersebut. Ini normal dan terjadi pada semua jenis prosesor. Pencapaian yang Anda dapatkan bisa saja berbeda dengan yang kami uji di artikel ini.
Tahun 2015 lalu, kami pernah menguji 10 prosesor Intel ‘Skylake’ Core i7-6700K dengan batch sama persis, dan mendapat hasil yang berbeda.
Baca Juga:
Eksperimen : Overclocking & Binning Core i7-6700K ‘Skylake’
Faktor keamanan – Voltage & Temperature
Tentu, overclocking umumnya akan melibatkan penggunaan voltage ekstra, yang akan juga meningkatkan suhu operasional dari prosesor. Kedua variabel ini (voltage dan temperature), adalah variabel yang harus diperhatikan dan harus dijaga untuk me-minimasi efek samping dan beban tambahan yang datang dari overclocking.
Pada sebuah sesi tanya jawab yang pernah diadakan di reddit, seorang Principal Engineer dari Intel, Dan Ragland, memberikan catatan sebagai berikut:
- Intel mengatakan bahwa peningkatan voltage prosesor di luar default akan berpotensi menimbulkan penurunan umur (walau tidak disebutkan seberapa jauhnya)
- Karena faktor di atas, Intel tidak bisa memberikan rekomendasi spesifik seputar voltage yang disarankan saat overclocking
- Voltage dan Temperature adalah 2 faktor utama yang menentukan long-term reliability
- Voltage dan Temperature yang terlalu tinggi tentunya akan memberikan efek buruk bagi prosesor
- Mengurangi lamanya prosesor ter-expose pada voltage dan temperatur tinggi dapat membantu menjaga ‘kesehatan’ prosesor tersebut
- Intel sejak lama memiliki mode ‘adaptive voltage’ untuk mengurangi clockspeed/voltage CPU saat idle
- Di luar posisinya sebagai Intel, beberapa engineer dan overclocking team dari Intel pernah menggunakan voltage 1.4V pada CPU, dan mendapatkan hasil yang memadai untuk overclocking.
Sedangkan di lab JagatOC sendiri, untuk voltage 1.4v pada beberapa prosesor Comet Lake, ini biasanya sudah harus ditangani dengan cooler kelas enthusiast seperti custom watercooling. Mempertimbangkan bahwa cooler yang biasanya digunakan user adalah kelas heatsink tower 120mm atau AIO kelas 240mm, kami melihat nilai batas atas VCore 1.35v (atau dibiarkan AUTO sesuai dengan motherboard) lebih masuk akal sebagai batas atas yang kami terapkan.
Baik, mari mulai!
Hasil Test
Test 1 (pada Sistem High-end / Core i7-10700K & G.Skill DDR4-4000 CL18) – Mengaktifkan XMP
Sistem high-end kami yang menggunakan RAM G.Skill TridentZ DDR4-4000 CL18, namun RAM ini TIDAK akan berjalan sesuai dengan spesifikasi di box, jika XMP-nya tidak diaktifkan.
Dalam sistem kami, Anda bisa masuk ke BIOS dan meng-klik sebuah opsi bernama ‘XMP’ (‘XMP PROFILE 1’) di bagian atas kiri, lalu tekan F10 untuk save and exit, hasilnya akan menjadi seperti ini :
Dengan satu klik ini, Anda bisa mendapatkan performa RAM yang meningkat, karena RAM akan di’overclock’ hingga kecepatannya sesuai dengan spesifikasi kemasan.
Lihat benchmark berikut ini:
Default
XMP
Keterangan :
Memory copy bandwidth pada sistem yang XMP-nya diaktifkan meningkat jauh dari default.
Test 2 (pada Sistem High-end / Core i7-10700K & G.Skill DDR4-4000 CL18) – ‘Automatic’ Overclocking – Enhanced Turbo
Sebagian besar platform modern umumnya memiliki sebuah mode overclocking otomatis untuk meningkatkan performa dengan mudah. Motherboard MSI Z490 yang kami gunakan di sini memiliki metode serupa, bernama ‘Enhanced Turbo’
*motherboard lain mungkin bisa saja memiliki opsi dengan nama beda, ini dikenal juga dengan ‘Multi-core enhancement‘
Berikut Opsinya di BIOS, bisa ditemukan dalam menu ‘Advanced CPU Configuration’ :
Dengan hanya meng-klik satu opsi ini, maka biasanya yang terjadi adalah:
- Multiplier CPU untuk single-core boost akan menjadi sama dengan multi-core boost, meningkatkan clockspeed dari rating default
- Power Limit CPU ‘dilepas’ sehingga CPU diijinkan mengonsumsi daya lebih besar dan beroperasi dengan voltage lebih tinggi, untuk mencapai frekuensi lebih tinggi.
Ini hasilnya:
Core i7-10700K Default – 2m 43s render time
Core i7-10700K Enhanced Turbo – 2m 35s Render Time
Metode ini bisa digunakan untuk berbagai prosesor, tidak hanya Core i7-10700K, karena Core i5-10600K juga bisa menggunakan OC otomatis via enhanced Turbo ini.
Perlu dicatat, Enhanced Turbo juga bisa menghasilkan suhu operasional lebih tinggi, karena prosesor di mode ini dioperasikan dengan voltage relatif lebih besar.
Pastikan cooling dari prosesor Anda bisa menangani ekstra panas yang berlebih saat menggunakan mode ini. Kami akan membahas efek pada suhu dan power secara mendetail di bagian rangkuman.
Test 3 (pada Sistem High-end / Core i7-10700K & G.Skill DDR4-4000 CL18) – Overclocking dengan Software (XTU)
Overclocking TIDAK hanya bisa dilakukan melalui BIOS.
Anda bisa memilih untuk melakukan pengaturan melalui software, seperti contohnya software Intel XTU(Extreme Tuning Utility), sebuah software gratis untuk overclocking prosesor Intel secara spesifik(tidak bisa untuk prosesor lain), yang memberikan berbagai pengaturan.
Untuk melakukan overclocking dengan setting mirip dengan ‘Enhanced Turbo’ pada Test 2 di atas, Anda hanya perlu mengubah beberapa setting di bawah ini:
- 8-Active Cores Ratio ke 50x
- (optional, tidak wajib) Dan sebagai setting optional, Anda bisa memilih untuk menurunkan ‘Core Voltage Offset’ sebesar 0.050 V, untuk sedikit mengurangi voltage, dan membuat prosesor sedikit lebih dingin.
Hasil benchmarknya akan sama dengan setting ‘Enhanced Turbo’ di atas, namun suhu operasionalnya keseluruhannya relatif lebih terjaga:
Test 4 (pada sistem Mainstream Core i5-10600K) – Overclocking CPU Manual di BIOS
Berikutnya kita akan mencoba metode yang lebih ‘tradisional’ yakni Overclocking CPU lewat opsi BIOS, namun tetap dijaga sesederhana mungkin.
Kami hanya akan mengubah SATU variabel, yakni CPU Ratio.
Pada Core i5-10600K kami, di sini kami hanya akan mengubah CPU Ratio menjadi 50, untuk membuat prosesor beroperasi pada 5 Ghz all-core.
Bagaimana dengan setting lain? Kami mempercayakan semua, termasuk voltage, pada setting AUTO yang diberikan motherboard :
Berikut hasilnya :
Default – Render Time 3m 47s
Overclock – Render Time 3m28s
Performa prosesor meningkat hanya dengan perubahan SATU setting, dan sistem masih stabil dan suhunya masih terjaga bahkan hanya dengan sebuah heatsink tower 120mm ID-Cooling SE-224XT.
Test 5 (pada sistem Mainstream Core i5-10600K) – Overclocking RAM Manual di BIOS
Yang terakhir, kami berusaha mengoptimalkan sebuah RAM value tanpa profil XMP, dengan melakukan beberapa pengaturan manual, seperti berikut ini :
Pertama-tama, kami mencoba membuat timing se-longgar mungkin ke 18-22-22-42 (tCL-tRCD-tRP-tRAS)
Berikutnya, kami mencoba menaikkan DRAM Frequency secara bertahap, dari DDR4-2400, lalu ke DDR4-2666, lanjut ke DDR4-2933, DDR4-3200, dst. RAM kami kebetulan bisa beroperasi stabil pada DDR4-3600, dengan voltase 1.35v.
Bagaimana dengan benchmarknya?
Default – DDR4-2400 CL17 – Copy Bandwidth 28.8 GB/s
Overclocked – DDR4-3600 CL18- Copy Bandwidth 42.5 GB/s
Rangkuman
Berikut beberapa data yang kami rangkum dari seluruh pengujian:
Performa Prosesor (Blender 2.82 3D rendering)
Konsumsi Daya – Default vs Overclocked
Temperature – Default vs Overclocked
Kesimpulan
Dengan praktik overclocking yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa :
- Overclocking di sistem modern seperti Intel Core 10th Gen Comet Lake ini bisa dilakukan dengan relatif mudah, dengan setting minimal. Kadang setting OC bisa dilakukan dengan relatif mudah, hanya ‘satu klik‘, selama kita tahu apa setting yang perlu dikerjakan
- Motherboard untuk melakukan overclocking pada Intel Comet Lake harus menggunakan chipset Z490, tapi TIDAK berarti board Z490 yang digunakan harus Z490 high-end.
- Ada beberapa motherboard Z490 kelas menengah di range 3 Juta Rupiah-an, yang masih bisa menangani Prosesor Intel Comet Lake kelas Core i5 / i7.
- Memilih untuk mengoptimalkan performa dengan overclocking berarti mengambil ‘calculated risk‘
- Performa sistem dapat ditingkatkan dengan overclocking, ‘ditukar’ dengan resiko temperatur prosesor dan juga konsumsi dayanya meningkat.
- Pada saat OC prosesor, Voltage (VCore) adalah satu variabel yang perlu dijaga untuk tidak diset terlalu tinggi, karena bisa mengakibatkan prosesor terlalu panas.
- Sebuah prosesor seperti Core i5-10600K 6-core terlihat hanya membutuhkan cooling sekelas Heatsink tower 120mm untuk menjaga suhunya saat overclocking.
- Sebaliknya prosesor i7-10700K dengan 8-Core mulai membutuhkan Cooling kelas enthusiast untuk menjaga suhunya, seperti watercooling EKWB EK-KIT S360 yang kami pakai.
Tips Tambahan:
Melakukan Ring Ratio OC seperti di bawah ini bisa sedikit meningkatkan L3 Cache bandwidth.
Jika Anda kuatir dengan suhu prosesor yang terlalu tinggi, silahkan set nilai CPU Over Temperature Protection,
Ini bisa membuat CPU menurunkan frekuensi kerjanya pada suhu tertentu, kami memilih nilai 90 C di sini
Video
Kami memiliki Versi Video untuk proses overclocking ini, dapat disimak pada :
(Timestamp ada pada pinned Comment)