Thermal Paste: Perlu Dipakai atau Tidak?
Pada masa-masa libur panjang seperti saat ini, banyak pengguna PC yang berpikir untuk membersihkan PC mereka dari debu dan kotoran yang menumpuk di dalamnya. Kegiatan membersihkan PC ini memang baik, terutama untuk membantu kelancaran aliran udara ke pendingin komponen-komponen di dalam PC, seperti prosesor dan VGA card. Membersihkan debu dan kotoran yang menumpuk di sela-sela heatsink tentunya akan mengembalikan peforma pendinginan HSF kembali ke titik optimal.
Satu hal yang perlu diingat, kegiatan yang seharusnya berimbas baik ini bisa malah bisa memperburuk keadaan jika dilakukan dengan tidak benar. Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah lupa mengoleskan atau secara sadar tidak mengoleskan thermalpaste ketika memasang HSF yang baru saja dibersihkan. Hal ini cukup dimaklumi, bila pengguna memang tidak mengerti apa efek dari penggunaan thermal paste, terutama untuk pengguna yang belum tahu benar seluk-beluk sebuah PC.
Tidak hanya pengguna awam saja, beberapa gamer dan PC enthusiast yang memang sudah mengerti fungsi thermalpaste, kadang tetap memasang heatsink pendingin mereka tanpa menggunakan thermalpaste dengan alasan tidak adanya stok thermalpaste pengganti, atau memang kebetulan lupa. Selama ini, mungkin beberapa dari kita yang mengganggap bahwa penggunaan thermal paste merupakan sesuatu yang wajib tidak benar-benar pernah mencoba separah apakah efek dari tidak digunakannya thermal paste ketika memasang pendingin prosesor.
Bagi para Overclocker, pendinginan yang optimal merupakan sebuah kewajiban yang tidak bisa dikompromi, maka dari itu melalui artikel ini, JagatOC akan mengulas seberapa besar resiko yang dihadapi oleh pengguna PC yang lupa mengoleskan thermal paste. Penasaran? Berikut pembahasannya!
Spesifikasi Testbed + Software
Berikut spesifikasi testbed yang kami gunakan pada pengujian ini :
- Processor: Core i7-4790K [default: 4Ghz/4.2 GHz (4 Cores Turbo Boost), 1.15 V]
- CPU Cooler: Noctua NH-U14S
- Thermalpaste: Noctua NT-H1
- Memory: Kingston HyperX DDR3 – 1600 Mhz 2x 4 GB (XMP)
- Motherboard: Gigabyte Z87X-OC
- Graphic Card: GTX 465
- Casing: Corsair Carbide 400R
- Storage: Kingston HyperX 3K 120 GB
- Power Supply: Corsair AX1200
- Operating System: Windows 7 Ultimate 64-Bit SP 1
Program yang Digunakan
- LinX 0.6.4 – Aplikasi in kami gunakan untuk memberi beban kerja kepada prosesor. Dengan aplikasi ini, kami juga sekaligus membebani Memory Controller pada prosesor dengan mengatur agar LinX memenuhi penggunaan memory sebanyak 7000 MB.
- Core Temp 1.0 RC3 – Aplikasi ini digunakan untuk memantau suhu maksimum dan minimum prosesor selama pengujian.
- CPU-Z 1.71.0 – Aplikasi ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai sistem yang sedang berjalan.
Konfigurasi Prosesor
Pada pengujian kali ini, kami menggunakan prosesor Intel Core i7 4790K yang berjalan pada kecepatan 4,2 GHz secara terus-menerus dengan mematikan fitur power-saving agar mendapatkan hasil pengujian yang stabil dan dapat diulang dengan hasil yang sama. Agar prosesor i7 4790K dapat berjalan pada kecepatan 4,2 GHz di ke-4 core miliknya, kami menggunakan tegangan VCore sebesar 1.15V pada prosesor ini.
Skenario Pengujian
Skenario pengujian kami sebagai berikut:
- Memberikan Full Load kepada CPU selama +/- 15 Menit dengan menggunakan program LinX 0.6.4 dan Idle Time +/- 3 Menit.
Catatan: Keadaan idle adalah keadaan sistem didiamkan setelah mendapatkan load setelah pengujian.
Dengan skenario pengujian ini, mari kita lihat performa dari heatsink Noctua NH-U14S dalam menjinakkan panas dari Core i7-4790K tanpa menggunakan thermal paste.