Overclocking & Binning 10 Prosesor Core i7-6700K ‘Skylake’ Retail

Beberapa hari yang lalu, kami baru saja memastikan bahwa prosesor Intel Core Generasi ke-6 ‘Skylake’ sudah dipastikan memasuki Indonesia. Tim JagatOC kebetulan membeli beberapa prosesor Skylake tersebut untuk menyelenggarakan lomba AOCT(Amateur Overclocking Tournament) 2015 Yogyakarta, tepatnya 10 buah prosesor Core i7-6700k.

Kami ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menguji overclockability dari kesepuluh prosesor tersebut, dan melihat pencapaian rata-rata dari prosesor Core i7-6700K versi Retail serta melihat seberapa jauh variasi kemampuan OC-nya.
Mari mulai!
Disclaimer :
1)Tingkat overclocking yang didapat pada setiap pengujian kami bisa jadi berbeda dengan apa yang Anda dapatkan, bergantung pada kualitas CPU, Integrated Memory Controller(IMC), RAM, VGA, dan lain sebagainya.
2) Overclocking yang tidak dilakukan dengan benar dapat memberikan efek negatif bagi sistem Anda (mulai dari ketidakstabilan, hingga kerusakan permanen hardware). Jangan meng-overclock kalau anda tidak benar-benar yakin dengan apa yang anda lakukan. Lakukan OC dengan resiko ditanggung sendiri, DO IT AT YOUR OWN RISK!
Metoda Pengujian

Untuk mencari batas atas kemampuan overclocking dari 10 buah Core i7-6700K kami, ada 3(tiga) buah pengujian yang kami lakukan. Pada masing-masing prosesor kami akan menguji:
1) Maximum CPU Frequency untuk melakukan booting ke OS (Windows 7 64-bit SP1) pada konfigurasi 4 Core 8 Thread dan Voltase 1.35V
2) Maximum CPU Frequency saat menjalankan benchmark Cinebench R15 multithread, pada konfigurasi 4 Core 8 Thread dan Voltase 1.35V
3) Voltase CPU terendah untuk menjalankan benchmark Cinebench R15 Multithread pada pada konfigurasi 4 Core 8 Thread, 4.6Ghz.
Batasan
Tentu kami juga menerapkan batasan untuk menjaga pengujian ini tetap sederhana. Batasan yang kami lakukan adalah:
- Menjaga BCLK 100Mhz, tidak diganti
- Voltase yang diganti HANYA CPU Core Voltage(VCore)
- IGP Tidak di-overclock
- RAM Tidak di-overclock(berjalan pada DDR4-2133 CL15)
- Men-disable semua power-saving(EIST,C-State,dkk)
Jadi setting OC CPU yang diubah-ubah adalah CPU Multiplier, dan CPU Core Voltage.
Kenapa 1.35V?

Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa kami menjadikan Voltase CPU 1.35V sebagai standar pengujian? Jawabnya bisa Anda dapatkan pada pengujian HSF kami beberapa waktu lalu. Voltase 1.35V adalah voltase yang menurut kami masih cukup aman digunakan untuk sehari-hari, dan tidak terlalu membebani pendingin.
Spesifikasi Testbed

Berikut ini PC yang kami gunakan dalam uji OC kali ini:
- Prosesor: Intel Core i7-6700K
- Motherboard: MSI Z170A Gaming M7, BIOS 1.5
- RAM: Kingston HyperX Predator DDR4-2400CL12 2x4GB (Running @ DDR4-2133 CL15)
- VGA: Integrated Intel HD Graphics
- SSD: Kingston HyperX 3K 120GB
- PSU: FSP Hexa 400W
- CPU Cooler: Noctua NH-U12S + Noctua NF-F12 iPPC3000 Fan
Suhu ruangan ada di kisaran 24-25C, sedangkan umumnya suhu prosesor saat load Cinebench R15 ada pada 61-63 C.
Batch: L525B503, Malaysia
Seringkali, ada ‘kepercayaan’ tersendiri pada saat seorang overclocker hendak membeli prosesor, dan merasa bahwa ada nomor ‘batch’ tertentu yang memberikan mereka hasil overclocking yang tinggi (Akrab disebut ‘gold batch’).
Kejadian ini bisa ada benarnya, bisa tidak. Jumlah prosesor yang kami miliki terlalu sedikit untuk dijadikan acuan, namun setidaknya kami bisa memberi sedikit gambaran akan variasi overclockability dari prosesor dengan nomor batch yang sama. Sebagai informasi, Batch yang kami miliki adalah L525B503, Made in Malaysia.
