HWBOT World Series Asia Pasific: Finalis Telah Terpilih
Setelah beradu kemampuan selama 3 jam, peserta HWBOT World Series Asia Pasific telah menyelesaikan tantangan mereka untuk merebut tiket ke babak final. Apa yang akan menjadi tantangan mereka hari ini? Tantangan yang telah disiapkan adalah menghasilkan skor terbaik mereka di 3DMark 2003 dan 3DMark 11, serta mencari max. base clock. Bila Anda masih belum tahu siapa saja peserta HWBOT World Series Asia Pasific, Anda bisa melihatnya di artikel kami sebelumnya.
Sedikit berbeda dengan AOCT 2016 Great Battle, di mana semua perangkat disertakan oleh panitia, pertandingan di HWBOT World Series Asia Pasific ini memperbolehkan peserta membawa set hardware mereka sendiri, dengan basis prosesor Intel Skylake, seperti Core i5-6600K dan Core i7-6700K, DDR4 apapun dari Corsair, serta motherboard Z170 apapun dari Asus, MSI, Biostar, atau Gigabyte. Sementara PSU Seasonic dan monitor Philips disediakan oleh panitia. Ini membuat pertandingan hari ini menarik, karena pada umumnya peserta sudah mengenal set hardware yang mereka bawa.
Menggunakan Pendingin Ekstrim
Tantangan terberat hari ini bagi semua peserta adalah mereka harus menjaga suhu prosesor Intel Skylake mereka di sekitar -130 °C, suhu yang sangat rendah, sembari mencari konfigurasi terbaik di sistem yang membantu mereka melewati tiga tantangan yang ada. Di suhu tersebut, terdapat berbagai tantangan lain yang harus dihadapi peserta, yaitu thermal paste bisa mengalami cracking yang menyebabkan transfer panas yang tidak optimal. Selain itu, faktor penggunaan IGP juga menambah kerumitan tantangan yang dihadapi peserta.
Adu Kemampuan Overclocker Profesional
Dua overclocker yang terbilang masih pemula di dunia extreme overclocking, speed.fastest dan RevOC, terlihat bersemangat sekali. Keduanya memang menampilkan kemampuan yang terbilang baik bagi seorang overclocker yang baru pertama kali merasakan extreme overclocking di ranah overclocking kompetitif. Sejak awal, keduanya konsisten menempati peringkat 4 besar, syarat lolos ke babak final. Sementara beberapa overclocker yang lebih senior terlihat lebih santai menghadapi semua tantangan yang ada.
Setelah separuh waktu yang tersedia berlalu, speed.fastest dan RevOC masih terlihat bersemangat mencatatkan skor demi skor terbaik yang bisa mereka hasilkan. Sementara, overclocker senior yang terlihat santai di awal justru belum mengejar skor dari kedua overclocker tersebut. Apa para overclocker senior masih menyimpan kekuatan atau mereka kerepotan menghadapi tantangan yang ada?
Patut diakui, melakukan benchmark IGP di kondisi overclocking ekstrim memang menghadirkan tekanan yang besar bagi sang overclocker. 3 jam waktu yang tersedia akan terasa sangat pendek bila peserta harus mempertimbangkan faktor IGP dan lama satu benchmark dijalankan. 3DMark 2003 dan 3DMark 11 memang membutuhkan waktu beberapa menit untuk sekali jalan. Ini memang merupakan tantangan yang layak, karena turnamen ini harus menghasilkan overclocker terbaik, yang akan mewakili Indonesia di turnamen tingkat dunia yang digelar HWBOT di Jerman, akhir tahun nanti.
Overclocker Indonesia pada umumnya memiliki kemampuan yang baik dalam menangani IGP. Terbukti, rekor dunia 3DMark 11 dengan IGP di HWBOT dipegang oleh salah satu overclocker dari Indonesia. Namun, di pertandingan live, hal ini menghasilkan kesulitan yang lebih tinggi lagi bagi para peserta.
Hasil Adu Kemampuan
Sesuai gelar “pro” yang mereka sandang, skor-skor yang dicatatkan oleh para peserta babak kualifikasi HWBOT World Series Asia Pasific ini bisa dikategorikan sangat baik. speed.fastest pada akhirnya menjadi yang terbaik di 3DMark 2003, dengan skor 39636, sedikit di atas RevOC yang memiliki skor 39385. Sementara untuk benchmark 3DMark 11 dan max. base clock direbut oleh hazzan. Skor yang dicatatkan oleh hazzan di kedua benchmark tersebut adalah 3393 di 3DMark 11 dan 459 MHz. Satu hal yang mengerikan, hazzan hanya mencatatkan skor di dua benchmark, tetapi tetap lolos ke final berkat skor yang tinggi tersebut.
Hanya saja, satu kejutan, hazzan bukan menempati posisi pertama di klasemen keseluruhan. speed.fastest justru menempati posisi teratas di klasemen keseluruhan, dengan posisi kedua ditempati oleh RevOC. hazzan menempati posisi ketiga, dengan bboyjezz menempati posisi keempat. Keempat overclocker tersebutlah yang akan maju ke final, di hari terakhir HWBOT World Tour 2016 – Asia Pasific.
Bagaimana dengan Overclocker Ekstrim “Pemula”?
Di babak kualifikasi ini, speed.fastest dan RevOC tidak bisa dipungkiri lagi, telah menampilkan performa terbaik dengan meraih posisi pertama dan kedua. Lalu, bagaimana dengan dua overclocker “pemula” lain, yaitu hambaallah dan oscarru22? Kedua overclocker tersebut memang belum menunjukkan kemampuan tinggi, tetapi tetap penampilan mereka patut diapresiasi.
Beny, a.k.a hambaallah, sudah menyiapkan diri sejak lama. Namun, karena jam terbangnya memang belum tinggi, dia sempat kesulitan menghadapi hal-hal tidak terduga yang muncul selama jalannya turnamen. Keberhasilannya mencatatkan tiga skor dalam turnamen di kelas ini tetaplah sebuah hal yang positif.
Sementara Oscar, a.k.a oscarru22, yang sebelum acara dimulai mengaku sudah siap menerima bila harus menempati posisi juru kunci, ternyata berhasil menghindari posisi tersebut dan mencatatkan skor di dua tantangan yang ada. Oscar bahkan ada di atas salah satu overclocker yang sudah tiga tahun terakhir ini cukup banyak tampil di pertandingan overclocking lokal, dan juga sempat merasakan turnamen tingkat internasional, Rhodie. Jadi, walaupun kedua overclocker tersebut masih belum bisa menampilkan penampilan yang baik, mereka tetap patut mendapatkan apresiasi.
Bagaimana dengan jalannya final besok? Nantikan laporan kami dari arena acara, JEC, Yogyakarta!