Mempersiapkan Motherboard untuk Extreme Overclocking dengan LN2: Ini Caranya!
Kadang, menguji overclocking tidak cukup hanya dilakukan di pendingin normal seperti aircooling dan watercooling. Adakalanya, untuk melihat batas maksimal dari sebuah teknologi tertentu, penggunaan pendingin ekstrim yang bisa ‘membekukan’ komponen PC perlu dilakukan (seperti Dry Ice atau Liquid Nitrogen misalnya).
Penggunaan pendingin ekstrim yang membuat komponen PC bersuhu minus ini tidaklah mudah, karena perlu persiapan khusus, seperti melapisi komponen motherboard untuk membuat komponen-nya menjadi waterproof, untuk menghadapi resiko kondensasi yang mungkin terjadi saat PC ‘dibekukan’. Tindakan yang umum disebut dengan ‘insulasi’ ini bisa dilakukan dengan banyak cara, mulai dari penggunaan dielectric grease / vaseline, melapisi motherboard dengan conformal coating, rubber spray, atau juga bisa dilakukan dengan art eraser/kneaded eraser.
Contoh insulasi dengan kneaded eraser:
Contoh insulasi dengan dielectric grease:
Untuk lebih jelas menjabarkan bagaimana persiapan yang biasanya kami lakukan di lab Jagat OC untuk test extreme overclocking, kami menyiapkan sebuah video yang menjelaskan:
- Proses Persiapan motherboard untuk extreme overclocking (1:28)
- Memasang LN2 Pot a.k.a bong (10:00)
- Menyiapkan Liquid Nitrogen (13:10)
- Beberapa setting OC saat melakukan extreme overclocking (15:00)
- Mencapai kecepatan 5.5Ghz pada Core i5-6600K (19:30)
Berikut videonya:
PC yang digunakan di atas spesifikasinya:
- Prosesor: Intel Core i5-6600K
- Motherboard: MSI Z170A Xpower Gaming Titanium Edition
- RAM: G.Skill TridentZ DDR4-3600C16 2x8GB
- VGA: Integrated Intel HD
- PSU: Galaxy 1200W
- CPU Cooling: Kingpincooling F1 Gemini
Bonus: Core i7-6700K @ 6.3Ghz Cinebench R15
Untuk memperlihatkan seberapa jauh praktik extreme overclocking bisa memberikan efek pada overclockability prosesor, CPU Core i7-6700K yang dibekukan hingga suhu hampir -190C (tepatnya -188C) milik kami sempat menyentuh angka 6.3 Ghz dan masih bisa menjalankan benchmark Cinebench R15.
Masih cukup jauh dari World Record memang (6.6Ghz+ Cinebench R15), namun pencapaian 6.3Ghz ini adalah batas termaksimal yang bisa dicapai prosesor terbaik kami di lab.
Untuk Apa? Bukankah Tindakan Extreme OC Dapat Merusak?
Pada berbagai diskusi seputar extreme overclocking, kami sering menemui pertanyaan :“Untuk apa? Bukankah itu hanya buang-buang waktu karena kecepatannya tidak bisa digunakan untuk sehari-hari?”
Ya, extreme overclocking dengan LN2 sulit atau hampir mustahil diaplikasikan pada penggunaan harian, setidaknya pada saat ini. Jadi mengapa kami ‘buang-buang waktu’ melakukannya? Kami setidaknya punya 3 jawaban:
- Extreme Overclocking dapat memperlihatkan seberapa jauh teknologi bisa ‘dipaksa’ berlari, dan berpotensi memberikan ‘preview’ seberapa jauh performa PC pada masa ke depan. Bagi kami yang mencintai teknologi, tentu melihat seberapa jauh angka performa ini bisa dicapai merupakan data yang berharga, walau komponen tersebut hanya bisa berjalan sebentar alam waktu pengujian
- Pengujian ketahanan/durability menggunakan Extreme overclocking merupakan testing yang agak ‘kejam’, dan berpotensi memperlihatkan kelemahan tertentu pada sebuah desain hardware, jika komponen kami ada yang tidak kuat, pastinya komponen tersebut akan langsung rusak sebelum pengujian berlangsung. (Ini sebabnya juga kadang para vendor hardware seperti Motherboard atau VGA mencari data pengujian extreme overclocking dari extreme overclocker, untuk melihat apakah desain mereka bisa bertahan dalam kondisi extreme seperti itu)
- Untuk mendapat hasil yang maksimal dalam kompetisi overclocking. Baca penjelasan Overclocking dalam konteks kompetisi di artikel ini.
Nah, semoga penjelasan kami kali ini bisa menambah wawasan dan informasi Anda. Tunggu berbagai artikel overclocking berikutnya, hanya di Jagat OC!