Hands-on Extreme OC AMD Ryzen 7 1700 di ASUS Crosshair VI Hero
Persiapan
Sebelum kita memulai pengujian, pastinya kita harus menyiapkan motherboard-nya terlebih dahulu, melakukan insulasi dengan dielectric grease untuk melapisi komponen sensitif di motherboard supaya terhindar dari bahaya kondensasi. Tentunya untuk melakukan insulasi ini kami harus melepas IO shield bracket dan juga heatsink pada MOSFET.






Berikutnya, LN2 Container(pot) siap dipasang – and we’re ready to go!

Setting – BIOS
Proses setting pada uji Extreme OC di sini sangat dibantu oleh profile LN2 dari ASUS yakni ‘Load Moderate Extreme OC Profile‘, baru lalu kami melakukan penyesuaian pada variabel lainnya, berikut setting kami saat Boot:
- BCLK Frequency: 110-118Mhz
- CPU Core Ratio: 33
- Performance Bias: CB15
- Memory Frequency: DDR4-2640 hingga DDR4-2832Mhz (ini adalah ratio DDR4-2400 yang nilai akhir-nya nanti tergantung BCLK)
- Memory Timing (CAS-RCDr-RCDw-RP-RAS): 11-11-11-11-28
- CPU Core Voltage: Manual, 1.45V (ditingkatkan dengan TurboV Core hingga 1.95V di OS)
- CPU SOC Voltage: Manual, 1.25V
- DRAM Voltage: 1.75V
(sisanya AUTO sesuai Moderate Extreme OC Profile dan di-tuning lewat software TurboV Core)
Berikut setting BIOS kami untuk Anda yang ingin melihatnya lebih detail:






Jalannya Pengujian – Part 1
Proses pengujian kami di awal untuk ‘meraba’ kemampuan prosesor tersebut, bisa dilihat di video berikut ini:
Pengujian Part 2 – Fine Tuning

Setelah menghabiskan 5-6L LN2 untuk ‘berkenalan’ dengan sistem ini, kami sedikit melanjutkan pengujian dengan sisa 2-3L LN2 untuk ‘memeras’ batas akhir dari CPU yang kami gunakan, dan mendapat hasil:
*klik untuk memperbesar*
Cinebench R15 – CPU 5.27Ghz @ 1.96V, DDR4-2830CL11, 2357cb

Cinebench R11.5 – CPU 5.27Ghz @ 1.95V, DDR4-2830CL11, 26.74 pts

Maximum CPU Clock: 5.33Ghz (8-core active)

Kesimpulan

Eksperimen Extreme overclocking Ryzen 7 1700 yang kami lakukan kali ini menunjukkan karakteristik clockspeed scaling yang mirip dengan prosesor Intel Broadwell-E saat diuji dengan LN2, dengan batas atas clockspeed yang bisa melakukan benchmark di angka 5 – 5.2Ghz.
Berbeda dengan Intel Kaby Lake 14nm yang memiliki potensi mencapai clockspeed 5 Ghz dengan pendingin aircooling, Ryzen dan Broadwell-E memiliki desain yang sulit mengijinkannya berjalan di clockspeed tinggi, dan membutuhkan extreme cooling dan effort yang luar biasa untuk mencapai angka 5 Ghz.
Dari segi positif, Ryzen 7 di clockspeed 5Ghz yang kami miliki menunjukkan performa ‘monster’ dimana ia bisa melewati skor 2300 pada Cinebench R15, yang bahkan melebihi prosesor 8-Core Haswell-E Core i7-5960X yang berjalan pada 5.8Ghz.
Berikut tabel ranking 8-core Cinebench R15 dan R11.5 pada HWBOT.org(diambil pada 24 April 2017)
Cinebench R15

Cinebench R11.5

Pada Cinebench R15, Performa Ryzen 7 di 5.27 Ghz sudah melewati Haswell-E 5960X di clock 5.88 Ghz, menunjukkan bahwa prosesor ini punya potensi performa besar pada multi-threaded load. Sayangnya pada setting 5.27Ghz yang sudah membutuhkan CPU Voltage sebesar 1.95v ini luar biasa ‘menyiksa’ motherboard, dengan menunjukkan konsumsi daya total sekitar 520-540 Watt full-load (default: 120-130Watt).
Untungnya, Crosshair VI Hero sanggup menangani load yang sudah sedemikian ekstrim tersebut.
Penutup

Kami tidak menyangka bahwa prosesor Ryzen 7 1700 sanggup juga dipaksa dengan extreme overclocking untuk mencapai clock 5Ghz ke atas, sama seperti ‘kakak’-nya, Ryzen 7 1800X, yang saat artikel ini ditulis (26 April 2017) masih menjabat sebagai prosesor 8-core tercepat di Cinebench R15 dan R11.5.
Melihat rekor yang ada, Ryzen 7 1800X nampak memiliki potensi clock yang lebih baik akibat chip-binning yang lebih ketat, dibanding Ryzen 7 1700. Meski demikian, prosesor seharga 4.4 Juta Rupiah yang kami punya ini sanggup mencatatkan clockspeed yang tidak buruk, menduduki peringkat atas di kategori CPU 8-core, not bad!
Pengujian kali ini juga menunjukkan secara singkat bahwa overclocking prosesor Ryzen dengan voltase besar sangat berpotensi ‘menyiksa’ komponen regulator daya di motherboard-nya, sehingga Anda yang berniat bereksperimen untuk melakukan overclocking ekstrim dengan Ryzen 7 pastinya perlu mempersiapkan diri dengan motherboard kelas atas yang disiapkan untuk overclocking.
Sebagai catatan tambahan, kami merasa sangat terbantukan dengan adanya preset/profil extreme OC pada ASUS Crosshair VI Hero yang membantu proses set-up kami lebih cepat. Dibantu dengan berbagai opsi OC dan juga software/tool yang handal, Crosshair VI Hero nampaknya jelas bisa diandalkan untuk memaksa prosesor AMD Ryzen 7 hingga batas maksimalnya.
Sampai jumpa di pengujian kami yang berikutnya, hanya di JagatOC!