Hands-on Review & Overclocking: Gigabyte B450 AORUS PRO WIFI
Test 5: OC CPU
Untuk melakukan OC manual CPU , berikut setting yang kami aplikasikan untuk mencapai 4.2Ghz:
*klik untuk memperbesar
Set CPU Clock Ratio to 42.00

Pastikan Core Performance Boost DISABLED supaya voltage CPU tidak berubah-ubah (ini harus diset karena mobonya menggunakan rule voltage offset)
Set Dynamic VCore ke +0.15 (CPU kami membutuhkan nilai ini untuk stabil di 4.2Ghz)
Benchmark: Cinebench R15 @ 4.2Ghz

Benchmark: Geekbench 3 @ 4.2Ghz

Test 6: OC RAM
Untuk pengujian OC RAM, berikut setting yang kami gunakan pada G.Skill TridentZ RGB DDR4-3600 (Samsung B-die 8 Gbit)
Setting RAM dan Timing
Deteksi CPU-Z dan Ryzen Timing Checker

Benchmark: Geekbench 3

Sebagai catatan, nampak-nya kami menemui bahwa B450 AORUS PRO WIFI ini menerapkan automatic subtiming yang cukup ketat by default, sehingga RAM kami agak sulit booting dan stabil pada DDR4-3400 hingga DDR4-3466. Range yang cukup optimal pada board 4-layer ini adalah DDR4-3200 hingga DDR4-3333.
Kesan & Kesimpulan

Model B450 yang ditawarkan Gigabyte lewat B450 AORUS PRO WIFI-nya merupakan sebuah seri ‘refresh’ yang menawarkan fitur memadai. Yang cukup mencolok dari motherboard ini tentu adalah opsi konektivitas Wifi, dan juga slot dual M.2 (kebanyakan motherboard midrange hanya menawarkan 1 slot M.2). Mengingat B450 ditujukan AMD sebagai solusi midrange yang fleksibel untuk menangani berbagai prosesor dari seri murah hingga kelas atas, Nampak bahwa Gigabyte mencoba melakukan optimalisasi terutama desain VRM dan juga solusi Cooling di bagian MOSFET VRM-nya. Dibanding beberapa model B350 yang pernah kami uji, suhu MOSFET Gigabyte B450 AORUS PRO WIFI ini terbilang cukup baik, dengan suhu terjaga pada continuous load (Cinebench R15 20x loop) di 80C-an pada sebuah Ryzen 7 2700X.
Baca Juga:
Suhu MOSFET di beberapa motherboard AM4 Gigabyte (AB350N Gaming WiFi, AX370 Gaming 5)

Sayangnya, dengan suhu mosfet sudah ada di angka ini, kami sulit merekomendasikan Overclocking manual ke 4.2Ghz 1.4v untuk continuous heavy load pada 2700X (kalau hanya untuk gaming load harusnya masih aman). Anda juga bisa lihat pada pengujian di halaman sebelumnya, dimana undervolting sebuah 2700X sekitar 100mV-an bisa mengurangi suhu MOSFET secara signifikan, sehingga dengan pendinginan MOSFET sekelas ini harusnya B450 AORUS PRO WIFI tidak akan kesulitan menahan sebuah Ryzen 5 6-core seperti 2600/2600X yang di-OC ke 4.2Ghz pada 1.4v atau lebih.
Kami menyarankan Anda yang melakukan overclocking untuk selalu me-monitor suhu MOSFET, baik lewat software seperti HWiNFO, maupun lewat software SIV bawaan (sayangnya SIV bawaan masih kurang akurat mendeteksi sensor CPU Tdie).
Nah, sampai di sini saja pengujian perdana B450 kami, saksikan berbagai penngujian B450 kami yang lain, hanya di JagatOC ;)
