Feature Preview: AMD Precision Boost Overdrive di Pinnacle Ridge dan B450
Beberapa datasheet yang kami baca pada motherboard B450 menunjukkan bahwa mereka memiliki fitur bernama Precision Boost Overdrive (PBO). PBO sendiri merupakan sebuah fitur baru yang hadir pada 400-series Chipset, berfungsi untuk meningkatkan performa prosesor Ryzen 2nd-Gen ‘Pinnacle Ridge’. Pada artikel ini, kami dari JagatOC melakukan serangkaian pengujian singkat untuk melihat fitur ini lebih dekat.
Ruang Lingkup & Metode Pengujian
Pengujian kami kali ini akan mencakup:
- Penjelasan singkat seputar PBO dan cara kerjanya
- Praktik mengaktifkan PBO, dan efeknya pada performa, suhu, dan konsumsi daya.
- Pengujian Performa hanya dilakukan pada benchmark sintetis – Cinebench R15 dan Geekbench 3
Testbed
- Prosesor: AMD Ryzen 7 2700X 2200G
- Motherboard 1: Gigabyte B450 AORUS PRO WIFI (BIOS F1)
- Motherboard 2: MSI B450 TOMAHAWK (BIOS 1.00)
- RAM DDR4: G.Skill TridentZ RGB DDR4-3600CL16 2x8GB (run @ DDR4-3200 CL16)
- VGA: MSI GeForce GTX 1080 Ti Lightning-Z
- SSD: HyperX Fury 240GB
- PSU: Seasonic Prime 850W Platinum
- CPU Cooler: Noctua NH-U12S + NF-A12x25 fan
- Case: no case, Open Benchtable – Suhu Ambient 25 C
- OS: Windows 10 64-bit RS4 / 1803
Mengenal Precision Boost Overdrive
Sebelum kita masuk ke pembahasan PBO, mari kita lihat sejenak bagaimana Prosesor Ryzen bekerja.
Precision Boost / XFR vs Overclocking
Prosesor AMD AM4 Ryzen sejak generasi pertama memiliki 2(dua) mode operasi yang menentukan clockspeed-nya:
1) Normal / Default Mode
Pada mode Normal / Default, semua setting prosesor(Voltage, Frequency) secara real-time diatur oleh berbagai sensor dalam CPU. Mode juga mengaktifkan fitur seperti Precision Boost dan Extended Frequency Range untuk mengoptimalkan clockspeed sesuai kondisi suhu, daya, dan load yang diterima prosesor.
2) OC Mode
Pada platform/chipset yang mendukung (kecuali A320), jika User melakukan setting CPU Multiplier manual baik melalui BIOS maupun software(seperti Ryzen Master), maka semua sensor yang mengatur kecepatan CPU umumnya akan di-‘bypass’, dan berarti fitur yang bergantung pada sensor-sensor seperti Precision Boost dan XFR akan non-aktif saat prosesor berada di OC Mode. Pada mode ini biasanya hanya thermal sensor yang aktif sebagai mekanisme proteksi CPU supaya tidak overheat (thermal sensor ini bisa men-trigger overheat protection dari segi CPU, maupun motherboard).
Baca Juga: Precision Boost dan XFR di AMD Ryzen ‘Summit Ridge’
Berbeda dengan Precision Boost yang mengatur kecepatan CPU berdasarkan kondisi, umumnya mengatur kecepatan prosesor secara manual ke nilai yang lebih tinggi dari pabrikan(a.k.a overclocking) berpotensi memberikan performa lebih baik. Yang perlu diperhatikan saat OC manual adalah Setting OC Manual akan diaplikasikan ke SEMUA Core (misal: kita set CPU ke Multiplier 40x, dan BCLK default 100Mhz, ini membuat SEMUA CPU Core akan beroperasi pada 4 Ghz di load apapun).
Lihat contoh berikut ini:
Prosesor Ryzen 5 1600X, saat default akan memiliki:
- All-core Precision Boost clockspeed ~ 3.7 Ghz
- 1-Core Precision Boost clockspeed ~ 4 Ghz
- 1-Core Max XFR clockspeed ~ 4.1 Ghz
Ini berarti, jika Anda tidak ingin kehilangan performa 1-core pada 1600X saat overclocking manual, Anda setidaknya harus melakukan OC ke nilai 1-Core precision boost-nya yakni 4 Ghz. All-core OC di 1600X ke 3.8 Ghz, akan sedikit menurunkan performa single-core. Bagi Summit Ridge, bergantung pada kualitas silikon yang Anda terima, menyentuh 4 Ghz all-core kadang agak sulit, namun relatif masih bisa dilakukan (selama cooler Anda mampu, dan selama CPU Anda tidak meminta voltase berlebih untuk berjalan di 4Ghz).
Bagaimana saat prosesor-nya punya Precision Boost 2?
Pinnacle Ridge: Precision Boost 2
Baca Juga: Analisis Teknologi – Precision Boost 2
Precision Boost 2 merupakan implementasi Precision Boost yang sudah ada sebelumnya. Bedanya, Precision Boost 2 diprogram untuk memberikan clockspeed lebih aggresive dengan mengenali jumlah thread yang sedang di-load oleh CPU, dan menyesuaikan clockspeednya per jumlah thread. Berikut clockspeed Ryzen 7 2700X saat menjalankan mode Precision Boost 2:
Anda bisa lihat dengan jelas bahwa clockspeed 2700X pada 1-thread load bisa naik sampai 4.3Ghz. Perlu diketahui, bahwa pencapaian overclocking all-core rata-rata di Pinnacle Ridge umumnya adalah 4.2Ghz (ini pun berasumsi Anda memiliki cooler yang mumpuni untuk menangani heat load pada prosesor-nya).
Dengan keadaan seperti ini, bisa jadi dengan melakukan all-core OC pada Pinnacle Ridge, Anda berpotensi menurunkan performa single-threaded-nya jika setting OC All-core Anda di bawah clockspeed precision boost.
Ini adalah keterbatasan setting overclock pada prosesor AMD – Anda tidak bisa men-setting kecepatan CPU sesuai dengan jumlah core yang sedang di-load (ini sudah bisa dilakukan Intel beberapa generasi lalu). Menjawab keadaan ini, AMD lalu menciptakan sebuah mode operasi baru, bernama Precision Boost Overdrive.
Precision Boost Overdrive: ‘Overclock’ Precision Boost
Berbeda dengan mode OC Manual (via CPU Ratio) yang hanya berlaku di All-Core dan setting clockspeed-nya disesuaikan oleh pengguna, tujuan Precision Boost Overdrive(PBO) adalah memberikan clockspeed dan voltage lebih agresif, tanpa mengganggu clockspeed precision boost-nya. Lihat ilustrasi sederhana di bawah ini:
PBO memiliki cara operasi mirip XFR2, dimana ia akan meningkatkan kecepatan CPU pada keadaan all-core, tanpa mengganggu kecepatan CPU pada single-core load.
XFR2 akan mencoba mem-boost kecepatan CPU secara otomatis saat mendeteksi suhu operasi yang rendah, namun perlu diingat bahwa XFR2 ini beroperasi dalam range suhu dan konsumsi daya yang diizinkan AMD, masih ‘default’ secara definisi.
Di sisi lain, PBO sudah beroperasi di luar kondisi default, ini sudah termasuk ‘overclocking’, walaupun metode overclocking dengan PBO bukan dilakukan dengan cara men-setting CPU Ratio seperti biasa. PBO dilakukan dengan cara mengubah beberapa variabel kontrol di dalam sensor CPU AMD: PPT, TDC, EDC
Sesuai datasheet AMD yang bisa dibaca di atas, prosesor Ryzen Pinnacle Ridge memiliki tiga variabel kontrol yang menjadi limitasi operasi saat default, yang disebut dengan PPT, TDC, dan EDC (Tiga variabel ini bisa Anda baca secara real-time di Ryzen Master). Secara singkat, PPT menunjukkan seberapa besar daya(Watt) yang diberikan ke prosesor di socketnya, sedangkan TDC dan EDC adalah variabel yang menunjukkan seberapa besar current(Amps) yang diberikan oleh regulator daya dari motherboard ke prosesornya. Ketiga variabel ini umumnya ditulis dalam %, dengan relasi ke batas maksimalnya (100% = Maksimal).
Kami tidak tahu mengapa AMD memilih untuk memberikan output pembacaan relatif dalam persentase, dan bukan dalam W dan A, karena ini kadang menyulitkan pembacaan. Meskipun demikian, logika operasinya cukup sederhana, jika salah satu dari ketiga variabel ini mencapai 100% (sudah maksimal), maka sistem akan berhenti meningkatkan clockspeed, yang berarti prosesor sudah mencapai clockspeed maksimal-nya.
Ketika Precision Boost diaktifkan, maka sistem akan ‘mengizinkan’ dirinya sendiri untuk meningkatkan beberapa nilai PPT, TDC, dan EDC ini, sehingga clockspeed-nya menjadi lebih tinggi, meskipun ini berarti CPU-nya akan berjalan pada voltage yang agak tinggi juga.
Kedengaran-nya rumit? Jangan kuatir. Salah satu tujuan lain diciptakan-nya PBO adalah memudahkan pengguna mendapat performa lebih. Dengan kata lain, PBO bisa dilakukan hanya dengan sebuah ‘single click’ pada BIOS, yang akan kami uji di halaman berikutnya.
Hanya ada di Chipset 400-series
Meski tidak pernah diumumkan sebagai fitur resmi (karena sampai artikel ini rilis statusnya masih ‘work-in-progress’), beberapa motherboard dengan chipset 400-series,seperti X470 yang rilis beberapa bulan lalu, sudah mengimplementasikan fitur PBO. Di B450 yang belum lama rilis ini, kami sering melihat fitur PBO juga menjadi highlight pada beberapa spec sheet. Ini sebabnya, walau kami sudah pernah melihat PBO di X470, kami melakukan pengujian perdana pada B450, dengan asumsi bahwa fitur tersebut harusnya lebih matang pada saat ini.
Sebagai catatan, anggap pengujian kami ini sebagai sebuah Preview, dan masih bisa di-improve oleh AMD dalam beberapa waktu ke depan.
Summary – Precision Boost vs XFR vs Precision Boost Overdrive
(SR = Summit Ridge / 1st Gen | PR = Pinnacle Ridge / 2nd Gen)
Precision Boost (SR) / Precision Boost 2 (PR)= Clockspeed CPU baik Single/All-Core meningkat di atas Base Speed, sesuai dengan load, suhu, daya
XFR1 (SR) = Clockspeed SINGLE-CORE di atas Precision Boost kalau load ringan dan SUHU memungkinkan
XFR2 (PR) = Clockspeed ALL-CORE di ATAS Precision Boost 2 kalau SUHU memungkinkan
Precision Boost Overdrive(PR + chipset 400-series): Clockspeed ALL-CORE di ATAS XFR2, kalau setting PBO ENABLED, dan SUHU memungkinkan
Bagaimana mengaktifkan PBO? Lihat halaman berikutnya!
- Overview, Mengenal Precision Boost
- Mengaktifkan PBO (Gigabyte / MSI B450)
- Hasil, Kesimpulan