Tips Pengolesan Thermal Paste: Ratakan atau Tidak
Pengujian
Setelah melihat metode yang ada, sekarang saatnya kita mencoba metode manakah yang paling efisien dalam mendinginkan prosesor. Pada pengujian kali ini, JagatOC menggunakan program Prime 95 untuk melakukan stress testing pada prosesor. Pada tes ini, prosesor akan diberi beban load hingga 100% sehingga kita dapat mengetahui suhu terpanas prosesor pada saat bekerja keras sepenuhnya.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih kontras agar dapat membedakan kedua metode ini, maka pengujian tidak hanya dilakukan pada sistem default tetapi juga pada sistem yang sudah ter-overclock. Pada pengujian overclock, JagatOC akan meng-overclock prosesor Core i7 i860 yang dipakai pada test bed dari 2,8 GHz menjadi 4 Ghz dengan menggunakan tegangan 1,35v yang tentunya akan menghasilkan panas yang cukup tinggi.
Berikut hasil test pengujian kali ini:
Bisa kita lihat dari grafik hasil tes di atas, hampir tidak ada perbedaan suhu antara metode biasa dengan metode rata pada suhu idle (pada saat komputer dalam keadaan tidak terbebani). Akan tetapi, pada saat pengetesan beban penuh dalam sistem default, terlihat sudah mulai terjadi perbedaan suhu antara metode biasa dengan metode rata. Suhu setiap core prosesor pada metode rata lebih dingin sekitar 1~2 derajat celcius jika dibandingkan dengan metode biasa.
Nah ini yang paling menarik dari pengujian perbandingan antara kedua metode ini. Pada pengujian di sistem yang ter-overclock di kecepatan 4 GHz, suhu idle antara metode biasa dan metode rata tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Tetapi pada saat diberi beban penuh, perbedaan suhu antara kedua metode ini sudah mulai kentara. Perbedaan suhu antar core antara metode biasa dan metode rata bisa mencapai 6 derajat celcius. Tentunya, metode rata lebih dingin sekitar 2~6 derajat celcius pada setiap core-nya.
Dengan kata lain, pada saat sistem di-overclock, metode rata sudah mulai menunjukkan keunggulannya dan mulai meninggalkan jauh metode biasa. Mengapa ini bisa terjadi? Hal ini dikarenakan oleh luas kontak antara prosesor dan HSF pada metode rata lebih efisien. Seluruh thermal paste terbagi rata ke seluruh permukaan prosesor dan HSF, sehingga jumlah maksimum kalor (energi panas) yang dapat ditransfer dari prosesor ke HSF semakin besar.
Pada saat idle, suhu antara metode biasa dan metode rata hampir tidak ada perbedaan, bahkan di dalam sistem ter-overclock. Hal ini dikarenakan jumlah kalor yang ditransfer dari prosesor ke HSF masih bisa dioptimalkan oleh metode biasa karena masih belum mencapai titik kalor maksimum metode ini.
Pada saat prosesor menghasilkan panas yang tinggi dan energi kalor yang tinggi, metode biasa sudah tidak bisa menghantarkan panas ke HSF dengan optimal. Hal ini disebabkan karena jumlah energi kalor sudah mencapai titik maksimum (karena kontak thermal paste yang kurang baik antara prosesor dengan HSF).
Sedangkan metode rata masih mampu mentransfer energi kalor pada prosesor ke HSF karena memiliki titik maksimum kalor yang lebih tinggi. Sehingga metode ini masih optimal dan efisien dalam menghantarkan panas dari prosesor ke HSF (dikarenakan oleh kontak Thermal paste pada permukaan prosesor dan HSF yang menyeluruh).
Kesimpulan
Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Akan tetapi, jika ingin mendapatkan hasil yang terbaik “Metode Rata”-lah yang menjadi pilihan terbaik. Metode ini cocok bagi user yang menggunakan prosesor ber-TDP tinggi (menggunakan daya listrik tinggi / menghasilkan panas yang lumayan tinggi ) serta para overclocker. Khusus untuk overclocker, metode ini sangat membantu mereka dalam menjaga suhu prosesor yang ter-overclock serendah mungkin pada saat melakukan overclocking.















