Overclocking Review: Team Elite Plus DDR4-2400 CL16 4x4GB

Meski sudah rilis lebih dari 6 bulan yang lalu, sistem berbasis DDR4 masih belum diadopsi secara luas, salah satunya karena faktor harga. Para pengguna platform Intel Haswell-E membutuhkan memori bertipe DDR4, jadi mau tidak mau mereka harus rela mengeluarkan dana ekstra untuk membeli ram DDR4. Untungnya, masih ada beberapa vendor yang menawarkan DDR4 dengan harga yang tidak terlalu menguras kantong, salah satunya adalah TeamGroup dengan Team Elite Plus DDR4-2400 4x4GB-nya.
Spesifikasi
Berikut spesifikasi Team Elite Plus DDR4-2400, sesuai dengan yang tertera di websitenya:
- Module Type: 288 Pin Unbuffered DIMM Non ECC
- CL-tRCD-tRP-tRAS: 16-16-16-39
- Data transfer bandwidth: 19,200 MB/s (PC4 19200)
- Heat Sink: YES
- Working voltage: 1.2V
- Warranty: Lifetime Warranty
Berikut ini timing yang dipakai oleh Team Elite 2400, sesuai yang dilaporkan pada utility ASRock Timing Configurator:

Seperti umumnya terdapat pada RAM kelas murah, spesifikasi Team Elite Plus tidak terlalu tinggi untuk ukuran DDR4, dan bahkan memori ini tidak memiliki profil XMP(Xtreme Memory Profile) untuk membantu pengguna awam dalam men-setting memori mereka. Pada pengujian kali ini, kami ingin melihat bagaimana performa DDR4 berharga relatif murah ini saat di-overclock, tentunya juga sekaligus memberi referensi setting bagi Anda sekalian yang menggunakan RAM serupa.
Disclaimer :
1)Tingkat overclocking yang didapat pada setiap pengujian kami bisa jadi berbeda dengan apa yang Anda dapatkan, bergantung pada kualitas CPU, Integrated Memory Controller(IMC), RAM, VGA, dan lain sebagainya.
2) Overclocking yang tidak dilakukan dengan benar dapat memberikan efek negatif bagi sistem Anda (mulai dari ketidakstabilan, hingga kerusakan permanen hardware). Jangan meng-overclock kalau anda tidak benar-benar yakin dengan apa yang anda lakukan. Lakukan OC dengan resiko ditanggung sendiri, DO IT AT YOUR OWN RISK!
Gallery



Ruang Lingkup Pengujian
Fokus kami pada pengujian ini adalah menguji seberapa jauh memori Team Elite Plus DDR4-2400 4x4GB bisa dioverclock di sistem kami dan menjalankan tes kestabilan dan benchmark, dan bagaimana hasil overclocking ini berpengaruh kepada performa sistem secara keseluruhan. Pengujian dimulai dengan menguji performa saat keadaan default(spesifikasi default sesuai kemasan), lalu pengujian overclock dilangsungkan.
Detail dari jalannya pengujian adalah sebagai berikut:
1) Pengujian overclocking akan dilakukan menggunakan pendingin aircooling, baik CPU maupun RAM. Extreme cooling sama sekali tidak digunakan disini karena yang menjadi fokus adalah performa memori dalam skenario penggunaan sehari-hari.
2) Kami akan mencoba mencari beberapa konfigurasi setting(kombinasi antara timing dan frekuensi RAM) yang masih stabil untuk menjalankan berbagai benchmark dalam pengujian kami. *Definisi ‘stabil’ disini adalah bisa menjalankan semua software pengujian tanpa BSOD/Crash*
3) Berikutnya, kami akan mencari konfigurasi RAM tertinggi yang bisa melewati pengujian kestabilan LinX 0.6.4, diuji dengan setting DRAM Voltage(VDimm) sebesar 1.35V. Setting ini dipilih karena tegangan memori seperti ini masih cukup aman untuk digunakan sehari-hari.
Batasan Setting
Menguji perangkat memori melibatkan cukup banyak variabel, mulai dari frekuensi,timing, kompatibilitas, dan lain sebagainya. Karena itu, kami harus menetapkan sebuah batasan untuk membuat scope pengujian tidak melebar terlalu luas. Batasan yang kami ambil adalah setting CPU BCLK Pada 100Mhz. Semua pengujian yang kami lakukan di sini akan menggunakan BCLK 100Mhz.
Perlu diingat juga bahwa overclockability dari sebuah modul memori tidak hanya ditentukan oleh kapabilitas modul memori nya saja, dan kadang bergantung pada:
- Kualitas IMC (Integrated memory controller) yang ada pada suatu CPU tertentu, yang kadang berbeda
- Kompatibilitas suatu memori terhadap tipe Motherboard tertentu
Jadi, tingkat overclocking yang kami dapat pada setiap pengujian kami bisa jadi berbeda dengan apa yang Anda dapatkan karena variabel-variabel yang kami sebut diatas.
Software Uji
Kami memilih beberapa benchmark yang cukup ‘menyiksa’ memori untuk melihat apakah konfigurasi overclock kami cukup stabil untuk menjalankannya. Berikut ini benchmark yang kami pilih:
1) 3DMark 11 Physics Score: Benchmark ini yang akan menguji kecepatan CPU dan RAM dalam memproses simulasi perhitungan physics dengan Bullet Open Source Physics Library. Skor physics test ini hampir tidak dipengaruhi oleh GPU, dan hampir sepenuhnya tergantung pada kecepatan prosesor dan RAM.
2) AIDA64 Memory Benchmark – Read & Latency: Aplikasi AIDA64 Memory Benchmark (dahulu bernama Everest) sangat popular di kalangan tester/reviewer untuk menguji performa memori mereka, ini disebabkan karena aplikasi tersebut memang sangat dipengaruhi performa subsistem memori, antara lain frekuensi kerja memori, frekuensi memory controller pada sistem, dan juga latency dari memori yang digunakan.
3) LinX 0.6.4: LinX dikenal sebagai program penguji kestabilan yang akan sangat ‘menyiksa’ CPU, Memory Controller, dan juga Modul Memori. Jika ada sebuah konfigurasi overclocking yang bisa menjalankan uji LinX, biasanya kami bisa berasumsi bahwa setting overclock yang digunakan akan cukup stabil untuk skenario penggunaan sehari-hari.
Spesifikasi Testbed

Berikut ini spesifikasi lengkap dari sistem yang kami gunakan:
- Prosesor: Intel Core i7-5820K “Haswell-E”
- Motherboard: MSI X99S MPOWER
- RAM: Team Elite Plus 4x4GB DDR4-2400
- VGA: Galaxy GeForce GT 630
- SSD: Kingston HyperX 3K 120GB
- PSU: Corsair AX850W
- CPU Cooling: Noctua NH-U12S
- OS: Windows 7 64-bit SP1
Mari mulai!
- Overview, Spesifikasi Testbed, Ruang Lingkup Pengujian
- Setting Sistem, Uji Overclock Team Elite DDR4-2400 4x4GB
- Kesimpulan