Mengenal Benchmark Sintetis Part 1 of 3: Tool Penting Bagi Overclocker

Anda yang gemar mengikuti perkembangan teknologi komputer, dan juga sering membaca review berbagai komponen PC umumnya sering mendengar kata Benchmark. Benchmark, dalam konteks dunia computing, umumnya dapat didefinisikan sebagai sebuah tindakan yang dilakukan untuk memahami performa sebuah sistem PC, baik itu PC-nya keseluruhan, atau per komponennya.
Bentuk yang paling umum dari tindakan benchmarking itu sendiri adalah menjalankan sebuah software(yang kita sebut sebagai software benchmark), software tersebut akan menjalankan serangkaian pengujian, lalu memberikan sebuah output berupa nilai yang mudah dimengerti, lalu kita bisa membandingkan hasil benchmark dengan sebuah sistem lain untuk melihat bagaimana performa sistem kita dibandingkan sistem lain tersebut.

Synthetic vs Real-world Benchmarking
Benchmark dapat dibedakan dari macam aplikasi apa yang digunakan untuk melakukan benchmark tersebut. Benchmarking yang dilakukan dengan sebuah software khusus benchmark PC yang merupakan simulasi dari aplikasi/program yang kita jalankan pada kehidupan sehari-hari disebut Synthetic Benchmark(a.k.a benchmark sintetis) , sedangkan benchmark dengan sebuah aplikasi umum yang dapat ditemui sehari-hari(misal: Photoshop, Game 3D,dsb) disebut Real-world benchmark.
Yang perlu diingat, diantara kedua tipe benchmark ini, tidak ada yang lebih baik satu sama lainnya, karena keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Benchmark sintetis akan menghasilkan sebuah output/nilai yang mudah dibaca, serta pengujiannya mudah dijalankan dan pengujiannya mudah diulang, namun bisa jadi hasilnya tidak selalu mencerminkan keadaan spesifik pada aplikasi real-world. (Misalnya: VGA yang kencang di benchmark 3DMark belum tentu kencang di sebuah game tertentu, karena bisa saja ada game spesifik yang dioptimalkan ke arsitektur vga tertentu dan membuat performa beberapa jenis vga menjadi lebih buruk).
Benchmark Sintetis sebagai tool Overclocker Mengukur Performa
Berbicara khusus dalam konteks overclocking, benchmark sintetis merupakan salah satu tool yang sangat penting dalam tindakan overclocking itu sendiri, karena seringkali overclocker perlu melihat apakah sistem mereka lebih kencang dari keadaan default, dengan cara yang relatif mudah, dan dapat diulang tanpa variasi yang besar. Ini yang akhirnya membuat berbagai benchmark sintetis(seperti 3DMark) menjadi popular di kalangan overclocker.
Bayangkan, akan repot sekali jika setiap Anda ingin menguji performa PC Anda dan Anda harus menjalankan skenario game tertentu yang harus diulang sama persis untuk melihat seberapa jauh peningkatan performanya, sedangkan pada saat yang sama Anda bisa menjalankan benchmark 3D dengan hanya satu klik lalu menunggu skornya keluar.
Sebagai tambahan, kemudahan untuk melakukan pengukuran yang ditawarkan oleh benchmark sintetis ini juga akhirnya yang membuat banyak kompetisi overclocking menggunakan beberapa synthetic benchmark, untuk melihat mana sistem yang paling optimal dan menghasilkan skor paling tinggi.
Melihat Skor Benchmark Sintetis: Perlu Teliti

Seiring dengan perkembangan teknologi, sekarang banyak sekali benchmark sintetis yang dikembangkan oleh beragam developer, dan ini yang membuat kita perlu teliti dalam mengenali ragam benchmark sintetis untuk melihat apa komponen yang diuji dalam benchmark tersebut.
Misalnya saja, dalam salah satu benchmark popular yakni 3DMark di preset 3DMark Fire Strike, terdapat bermacam komponen skor yang mempengaruhi nilai akhir. Pada contoh yang kami berikan di atas Anda bisa melihat ada sub-skor: Graphics Score, Physics Score, dan Combined Score. Graphics score dipengaruhi oleh performa GPU, Physics Score dipengaruhi oleh performa CPU, sedangkan Combined Score dipengaruhi CPU, GPU, dan kadang RAM.
Ini berarti Anda yang sedang menjalankan pengujian overclock prosesor tidak akan terlalu mendapat peningkatan skor total yang terlalu besar, dan sebaiknya melihat bagian Physics Score, walau adakalaya juga skor Total Anda bisa tidak optimal karena Physics Score dan Combined Score-nya rendah, padahal Graphics Score-nya sudah optimal.
Pemahaman bagaimana cara benchmark tertentu bekerja sangat krusial untuk mengukur komponen PC Anda secara spesifik. Tentunya, tidak efektif untuk mengukur performa kartu grafis dengan benchmark CPU pada seperti Cinebench R15, dan skor 3DMark Fire Strike Ultra juga bukan indikator yang terlalu bagus untuk melihat performa prosesor(kecuali Anda secara spesifik melihat skor Physics Score-nya).
Versi Komersial atau Gratis?
Ada beberapa macam Tool benchmark sintetis yang disediakan secara gratis(contoh: Cinebench, SuperPi, Intel XTU), namun ada juga yang mewajibkan Anda membelinya untuk mendapatkan fungsi maksimum(3DMark, Catzilla, Geekbench). Kami akan membuat daftar beberapa software ini lebih lengkap di beberapa waktu ke depan.
Contoh Benchmark Sintetis
Berikut ini beberapa contoh benchmark sintetis yang sering kami gunakan pada beragam pengujian JagatOC:
Cinebench R15

Cinebench R15 merupakan aplikasi pengujian untuk mengukur kinerja prosesor dalam me-render sebuah scene 3D. Hasil pengujian disajikan dalam bentuk points, semakin tinggi points yang dihasilkan, semakin baik.
3DMark Fire Strike

3DMark Fire Strike merupakan benchmark 3D terbaru yang mulai menjadi favorit dikalangan power user dan enthusiast. 3DMark Fire Strike menggunakan API DirectX 11 dan sangat cocok digunakan untuk mengukur kemampuan sistem kelas atas. Selain memberikan Total Score, 3DMark Fire Strike memberikan beberapa sub-skor, yakni Graphics Score(yang menguji GPU), Physics Score (Menguji CPU), dan Combined Score(Menguji CPU,GPU, dan RAM).
Intel XTU Benchmark

Intel XTU(Extreme Tuning Utility) adalah sebuah aplikasi gratis yang dikembangkan Intel untuk melakukan tuning berbagai parameter dalam sistem. Namun, Intel juga menyediakan sebuah benchmark dalam software XTU, berbasiskan algoritma Prime seperti yang ditemui pada program Prime95. Benchmark ini akan menunjukkan angka yang semakin besar ketika CPU dan Memori yang digunakan berkinerja tinggi.
AIDA64

Aplikasi AIDA64 (dahulu bernama Everest) sangat populer di kalangan tester/reviewer untuk melakukan berbagai diagnostic pada sistem PC, salah satunya karena software yang satu ini memiliki sebuah tool benchmark memory yang lumayan akurat menunjukkan bandwidth dari sebuah platform. Benchmark memori ini sangat dipengaruhi performa subsistem memori, dan dipengaruhi oleh antara lain frekuensi kerja memori, efisiensi memory controller pada sistem, dan juga latency dari memori yang digunakan.
Masih penasaran dengan software benchmark? Jangan khawatir, kami akan memberikan bahasan lebih lengkap pada artikel-artikel mendatang!
Baca Juga:
Mengenal Benchmark Sintetis Part 2 of 3: 2D & 3D Benchmark
Mengenal Benchmark Sintetis Part 3 of 3: 10 Benchmark GRATIS untuk PC Anda