Overclocking Review ASUS STRIX R9 390 DirectCU III OC
Kesimpulan

Sebagai sebuah chip yang menjadi penerus dari Hawaii R9 290, Grenada R9 390 dibuat lebih kencang tetapi masih menggunakan chip dari keluarga dan arsitektur yang sama. Hal ini membuat headroom overclocking kami menjadi terbatas. Kenaikan 200 Mhz gagal kami lakukan untuk mendapatkan sistem yang masih stabil. Hal itu terjadi sekalipun kami cukup berani untuk menaikan voltase agak jauh dari batas aman pada penggunaan air cooling. Mungkin sudah saatnya kami ganti cooling kami menjadi yang lebih dingin, seperti LN2 *hahaha*. Kenaikan GPU Clock kami hanya bekisar 9% dari Turbo, dan Memory Clock kami hanya meningkat 6% dari kecepatan default. Walaupun demikian, kami masih mendapatkan rata-rata peningkatan performa hingga 10%.
STRIX yang dikenal sebagai sebuah jajaran produk yang memiliki cooling terbaik, bahkan dalam keadaan idle cooling DCU3 pun dapat mendinginkan GPU dengan keadaan pasif (0dB Fan). Dengan basis cooling seperti ini, tidak heran suhu GPU R9 390 dapat ditahan oleh DCU3 STRIX kurang dari 60 °C dan fan baru akan berputar pada suhu 61 °C~62 °C. Suhu operasi R9 390 saat full-load pun masih berada pada 89 °C, masih dalam tahap aman.
Penasaran dengan performa maksimal dari pendingin ini, kami iseng mencoba mengatur ketiga fan untuk beroperasi di kecepatan maksimal, bukan konfigurasi otomatis seperti yang kami lakukan sebelumnya. Lalu, bagaimana hasilnya? Ternyata, luar biasa!

Suhu operasi R9 390 menjadi hanya 80 °C, turun 9 °C dengan voltase yang sudah naik 62 mV dan core clock naik 150 MHz! Tentu saja, dengan kekuatan ini, suhu idle akan jauh lebih rendah. Berdasarkan pantauan kami di kondisi idle, suhu turun menjadi 38 °C, atau turun 20 °C. Lalu?

Kami ingin mengingatkan kembali mengenai power consumption. Setujukah Anda ketika kami menaikan voltase GPU, maka konsumsi daya keseluruhan sistem akan naik setidaknya sebesar voltase yang kita naikan?

Dalam keadaan full load, R9 390 yang sudah kami overclock memberikan perbedaan 81 Watt pada titik maksimum. Kenaikan konsumsi daya ini seharusnya dirasakan juga ketika idle, setidaknya akan menjadi lebih tinggi dari default. Namun apa yang terjadi?

Tampaknya overclock tidak selamanya menaikan konsumsi daya. :) Untuk hal ini, kami tidak dapat menjelaskan dengan mudah. Namun, fenomena ini dikenal sebagai “Poole-Frenkel Effect“. Jadi bagi kalian yang penasaran bisa mencari-cari sumber sendiri mengenai penurunan daya ini. :) Sejauh ini, kami memahami bahwa penurunan suhu akan membuat konsumsi daya menjadi lebih kecil dikarenakan daya yang dibutuhkan untuk pergerakan elektron di dalam transistor akan ikut turun berbanding lurus dengan penurunan suhu yang terjadi. Namun, ada juga teori yang mengatakan bahwa terdapat suhu optimal untuk electron bergerak di dalam transistor, dan suhu ini bukan suhu yang termasuk rendah. Kedua teori ini bertentangan tetapi bukan saling menyalahkan, hal inilah yang membuat kami membutuhkan waktu dan riset lebih lanjut lagi untuk mengulasnya dan menyajikannya dalam bentuk artikel. Semoga saja dalam waktu dekat kami dapat menyajikan artikel mengenai hal ini.
Kalau begitu sampai bertemu lagi pada artikel berikutnya ya! :) Cheers~