Reportase: The Open Overclocking Championship 2015 Grand Final, Bandung 28 Februari 2016
Para Pemenang – Highest Score

Kompetisi 5 jam yang sengit berakhir sudah, dan sekarang saatnya menobatkan gelar juara bagi yang pantas mendapatkannya. Pertama-tama, panitia memberikan penghargaan berupa hadiah ekstra bagi peserta dengan skor tertinggi pada setiap benchmark. Berikut pemenangnya:
Highest SuperPi 32M: Alva Jonathan

Highest 3DMark2001SE: Arham

Arham mendapat prosesor AMD Athlon X4 860K
Highest 3DMark03: Ekky

Highest Realbench v2.43: Arham

Highest AIDA64: Bambang

Pemenang – Overall
Berikut ini papan skor final:

Perolehan skor nampak terbagi menjadi beberapa ‘kubu’, mulai dari beberapa peserta yang nampak mengalami masalah pada sistem seperti Rhodie, Faris, Adnan, dan Hendika pada kisaran 30 Poin-an. Terlihat juga persaingan ketat pada papan tengah di kisaran 50-60 poin yang diperebutkan Dendy, Pasha, Masli, dan Bambang, serta akhirnya nampak ketiga pemenang yang memiliki poin jauh lebih tinggi dari rata-rata peserta, 80 Poin ke atas!
Arham, sang pendatang baru mencatatkan 85 Poin di papan skor total, dan berhak akan posisi ketiga. Satu poin persis di atasnya adalah Ekky, overclocker kelas atas Indonesia yang mengumpulkan 86 Poin. Ini cukup mengerikan, jika Arham bisa naik setidaknya 1-2 poin lagi, bukan tidak mungkin Ia akan unggul dari Ekky, sebuah prestasi yang tidak main-main bagi pendatang baru!
Bertengger di posisi teratas, adalah Alva Jonathan yang memiliki nilai 105 poin. Dengan 1 benchmark pada posisi teratas, dan semua benchmark lainnya di posisi kedua, Alva sukses mengakhiri kompetisi dengan memperlihatkan kelas-nya sebagai overclocker Pro.
Berikut para juara dan hadiah-nya:
Juara 3: Arham

Juara 2: Ekky

Juara 1: Alva

Tidak lupa, Alva sebagai juara 1 TOOC 2015 Grand Final langsung mendapat slot di babak FINAL TOOC edisi 2016, plus akomodasi dan transport semua ditanggung panitia pada lomba yang akan diadakan nanti!
Penutup

Kompetisi TOOC 2015 Grand Final resmi menutup serangkaian kegiatan yang sudah berlangsung dari tahun sebelumnya. Konsep ‘open’ yang dilaksanakan di sini tentunya memberi ‘kejutan’ baik bagi para pendatang baru maupun overclocker yang jauh lebih berpengalaman, dimana para pendatang baru bisa merasakan standar persaingan yang lebih ‘keras’, serta para overclocker tingkat lanjut bisa tetap latihan.
Berbagai periferal dari sponsor nampak memberikan potensi overclocking yang besar, seperti AMD A10-7870K yang bisa berjalan di clock setidaknya 4.6-4.7GHz, grafis terintegrasi(IGP) Radeon R7 yang mampu berjalan pada clock lebih dari 1.1Ghz, dan RAM Team Vulcan DDR3-2133 yang mampu dipaksa beroperasi pada DDR3-2640 hingga 2666. ROG Crossblade Ranger yang digunakan juga menjadi pendamping overclocker yang pas, dan mampu mengeluarkan semua potensi tersembunyi dari hardware yang digunakan.
Sebagai catatan yang menarik, kami melihat bahwa para pendatang baru sudah bisa memberikan perlawanan yang berarti dan cukup menyusahkan bagi overclocker kelas atas sekalipun. Misalnya saja, overclocker papan atas Indonesia sekelas Ekky hampir dipaksa turun ke posisi 3 oleh overclocker yang belum lama ini lulus kelas amatir. Alva sendiri sebagai Pro-overclocker yang terlihat mendominasi seluruh pertandingan bisa berkali-kali disusahkan para juniornya dan gagal menyabet peringkat teratas pada berbagai benchmark. Ini merupakan sebuah tanda bahwa perbedaan kemampuan antara ocer ‘Pro’ dan ‘Amatir’ di Indonesia semakin menipis, dan tidak lama lagi, para overclocker mudah ini akan siap menghadapi tantangan di kelas yang lebih tinggi lagi, tingkat Internasional misalnya.
Sampai jumpa di liputan kompetisi overclocking kami yang lainnya, keep pushing it!















