Memilih VGA: Reference vs Pre-Overclocked Custom Design
Berbagai Aspek VGA Pre-overclocked
Jadi, sekarang Anda sudah mengerti kalau beberapa vendor VGA memang sengaja menjalankan GPU tertentu di luar spesifikasi produsen-nya, demi performa lebih. Tindakan yang disebut dengan ‘factory pre-overclocked’ ini sudah ada sejak lama, dan bukan sesuatu yang asing untuk ditemui.
Kami akan mencoba membahas beberapa aspek tambahan seputar VGA pre-overclocked ini, untuk menambah informasi bagi Anda.
Pre-overclocked: Apakah Aman?

Beberapa pengguna PC kadang ‘alergi’ mendengar kata-kata ‘overclock’. Kami bahkan pernah menemui sebuah calon pembeli VGA yang anti sekali dengan VGA pre-overclocked, hingga ia hanya mau membeli VGA reference, entah apa alasannya.
Namun, jangan kuatir, meski spesifikasi-nya disebut pre-overclocked, para Vendor sudah memastikan bahwa produk mereka akan stabil dan bisa digunakan dengan AMAN, dan Vendor pun masih akan memberikan GARANSI bagi VGA pre-overclocked mereka. Tidak bisa beroperasi pada spesifikasi pre-overclocked-nya? Anda berhak me-RMA VGA tersebut.
Seperti yang sudah kami bahas di halaman sebelumnya, ada banyak hal yang sudah disiapkan para Vendor untuk memastikan bahwa mereka bisa menghadirkan VGA pre-overclocked.
Apakah Butuh Custom Design Untuk Bisa Menjalankan Pre-Overclock?

Tentu TIDAK! Kami sering menjumpai VGA reference design yang memiliki clockspeed lebih tinggi dari apa yang ditulis produsen GPU. Meski demikian kami jarang menemui VGA reference design yang diberi konfigurasi clockspeed jauh lebih tinggi. Umum-nya hanya 5-10% lebih besar dari reference specs.
Namun tentu saja, overclockability dari sebuah VGA tidak hanya ditentukan dari hanya menilai ‘reference vs non-reference’-nya saja. Ada beberapa aspek lain yang perlu juga diperhatikan, yang kami jelaskan di pertanyaan berikutnya.
Seberapa Jauh sebuah VGA Bisa di-Overclock Oleh Vendor?

Selain cooler dan desain sirkuit VRM, faktor penting yang mempengaruhi konfigurasi pre-overclocked pada VGA adalah Arsitektur GPU itu sendiri. Dengan tambahan faktor-faktor seperti:
- Seberapa jauh si Vendor melakukan ‘hand-pick’ atau ‘cherry-picking’ chip GPU
- Limit yang ditentukan produsen GPU (hanya di beberapa kasus khusus, tidak sering ditemui)
Arsitektur VGA akan sangat menentukan overclockability, dimana kita bisa melihat perbedaan pencapaian clockspeed yang lumayan di GPU tertentu. Untuk contoh mudah:
- NVIDIA memberikan rating 1178Mhz Boost clock pada GeForce GTX 960. Tingkat rata-rata overclockability di VGA tersebut bisa mencapai 1450-1500Mhz bahkan lebih (peningkatan sekitar 27% )
- AMD memberikan rating 1000Mhz untuk clockspeed GPU Radeon R9 390. Kebanyakan R9 390 bisa beroperasi di sekitar 1150-1200Mhz (peningkatan sekitar 15-20%)
Tentu ada juga produsen yang mengoperasikan VGA mereka dengan tingkat overclocking yang lumayan tinggi di atas rata-rata produsen lainnya, dan ini kadang terjadi saat mereka men-seleksi(handpick) kualitas GPU tertentu untuk memastikan GPU mereka bisa beroperasi dengan stabil pada kecepatan di atas normal.
Setiap arsitektur GPU memiliki kemampuan overclocking rata-rata yang berbeda, namun dari melakukan pengujian pada puluhan atau ratusan GPU, si vendor bisa ‘menebak’ berapa clockspeed yang jadi batas atas, dan mana yang cocok digunakan untuk produk mereka.
Praktek ‘Hand-pick’ / ‘Cherry-picking’
Bingung mendengar dua istilah di atas? Dua istilah tersebut digunakan untuk merepresentasikan sebuah metode yang digunakan para Vendor GPU untuk memilih GPU terbaik yang nantinya masuk ke seri VGA pre-overclocked mereka.
Seperti yang Anda ketahui, kemampuan overclock atau overclockability dari komponen tertentu akan sangat bervariasi. Meski hardware yang digunakan sama persis modelnya, akan sulit untuk mencari dua buah GPU yang memiliki kemampuan OC sama persis hingga Mhz terakhir. Ini membuat bahwa hardware yang Anda miliki hasil OC-nya bisa saja berbeda dengan hardware yang orang lain miliki, walau modelnya sama.
Jadi, adakalanya para produsen GPU melakukan seleksi khusus untuk mencari chip GPU tertentu yang bisa berjalan di luar spesifikasi dengan stabil. Proses seleksi ini yang disebut dengan proses ‘hand-pick’.
Seringkali seleksi ini bukan dikerjakan oleh produsen GPU, melainkan dikerjakan oleh para vendor, setelah mereka menerima GPU dari si produsen. GPU yang memiliki overclockability tinggi dikemas dengan model premium dan harga mahal(seperti MSI Lightning, Galax HOF, EVGA Classified, ASUS Matrix, dsb), sedangkan GPU yang overclockability-nya menengah masuk ke seri lain.
Seberapa Jauh Custom Design Bisa Membuat Perbedaan Overclockability dengan Reference?


Sangat tergantung jenis overclocking yang dilakukan, dan apa yang menjadi limitasi overclock. Jika yang menjadi limitasi clockspeed-nya adalah chip GPU, maka sebuah desain VRM dan Cooler yang lebih baik akan sulit membawa perbedaan. Lain hal-nya jika yang jadi limitasi adalah pasokan daya.
Sebagai contoh, pada skenario extreme overclocking yang membutuhkan pasokan daya masif (di atas 700 Watt untuk satu VGA Card!), di sini GTX 980 Ti dengan ‘reference design’ akan sulit menyamai GTX 980 Ti custom yang memiliki desain VRM khusus untuk melakukan overclock.
Apakah Pre-overclocked VGA Bisa di-overclock lebih jauh lagi?

Sangat bergantung pada seberapa jauh di vendor VGA sudah mengaplikasikan konfigurasi pre-overclocked. Namun umumnya masih ada sedikit headroom overclock bagi Anda yang masih belum puas dengan VGA pre-overclocked.

Pada contoh di atas, sebuah Radeon R9 380X dari XFX yang memiliki clock GPU 1030Mhz (sudah lebih tinggi dari reference AMD, yakni 970 Mhz), masih bisa ditingkatkan lagi ke 1180Mhz, memberikan performa tambahann.
- VGA: Mengenal Reference dan Custom Design
- Custom Design: Umumnya Kejar Performa
- Berbagai Aspek VGA Pre-overclocked
- Kesimpulan: Jadi Pilih Yang Mana?