Event Report: Galax GOC 2016 Worldwide Final, Wuhan, China.
Tanggal 18 Desember 2016 lalu, seorang Overclocker asal Indonesia, Alva “Lucky_n00b” Jonathan, menjuarai kompetisi overclocking tingkat Dunia Galax Overclocking Carnival(GOC) 2016, mengalahkan 11 overclocker terbaik Dunia asal Eropa dan Amerika di kompetisi tersebut sebagai satu-satunya perwakilan dari Asia. Dengan kemenangan ini, Alva juga mencatatkan dirinya sebagai overclocker asal Asia dengan gelar World Champion terbanyak!
Tentu, perjalanan sang juara tidak dilalui dengan mudah karena berbagai tantangan harus ia hadapi. Simak cerita lengkapnya!
Sekilas Seputar Kompetisi Overclocking
Bagi Anda yang agak asing dengan istilah overclocking, Overclocking(OC) adalah sebuah tindakan yang dilakukan pengguna PC untuk membuat PC-nya berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi dari standar pabrikannya.
Misalnya ada sebuah PC memiliki prosesor dengan kecepatan 3 Ghz, lalu si pengguna(yang disebut Overclocker) melakukan setting ulang dan memodifikasi parameter prosesor ini dan menjalankannya di kecepatan 3.5Ghz, prosesor tersebut akan berjalan lebih kencang, dan bisa menjalankan tugas komputasi dengan lebih cepat. Ini yang disebut Overclocking.
Kompetisi overclocking, adah sebuah kompetisi dimana sejumlah Overclocker akan berlomba-lomba untuk meng-overclock sebuah set hardware yang disediakan oleh penyelenggara(biasanya memiliki spesifikasi sama), dan menjalankan serangkaian tes tertentu dalam waktu terbatas. Si penyelenggara lomba bisa saja meminta si Overclocker menjalankan RAM mereka pada kecepatan setinggi-tingginya, atau bisa saja meminta skor benchmark(misal: 3DMark) tertinggi.
Meski overclockability sebuah hardware umumnya akan memiliki sedikit variasi, skill dan juga pengetahuan si overclocker akan diuji semaksimal mungkin untuk ‘memeras’ hardware yang mereka pakai sejauh-jauhnya demi mendapat poin tertinggi. Sebuah hardware yang memiliki potensi overclockability tinggi tidak akan bisa berjalan pada kecepatan maksimal tanpa tindakan dan setting tertentu dari si overclocker-nya.
Seiring berjalannya teknologi, pada vendor dan produsen hardware semakin sering mengadakan kontes overclocking untuk melihat seberapa tahan hardware mereka saat dijalankan dalam keadaan ekstrim, lalu para vendor ini juga akan mendapat berbagai data dan masukan dari para overclocker untuk mengembangkan hardware mereka lebih jauh lagi.
Babak Kualifikasi: Hanya tersedia 12 Slot
Galax GOC 2016 bukanlah lomba overclocker dengan sistem undangan, semua peserta harus melewati tahap kualifikasi yang cukup brutal untuk memperebutkan 12 slot final. Dengan persyaratan harus menggunakan GPU dari Galax Maksimal GTX 1060, dan penggunaan RAM merk Galax, babak kualifikasi GOC 2016 diadakan secara online di web OC-eSports menggunakan benchmark SuperPi 32M, 3DMark11 Physics Score, 3DMark Fire Strike Extreme, dan 3DMark Time Spy.
Anda bisa membaca reportase babak kualifikasi secara lengkap di sini (link ke OC-eSports)
Berikut hasil singkat dari Qualifier:
Bisa dilihat, Top 12 overclocker yang lolos di sana bisa dibilang merupakan para ‘monster’ yang namanya sering sekali muncul di kompetisi overclocking Internasional, seperti Xtreme Addict (Juara HyperX HOT Season 1 dan Season 2), Dancop (Overclocker ranking 1 Dunia saat ini), dan DrWeEz (Overclocker no.1 Afrika Selatan). Perlu dicatat, berbagai overclocker di papan skor ini merupakan overclocker dengan ranking HWBOT setidaknya Top 30, dari total 98000 overclocker seluruh Dunia.
Kapten JagatOC, Alva ‘Lucky_n00b”, Overclocker Indonesia no.1 saat artikel ini dirilis, dan tercatat sebagai overclocker dengan ranking #21 Dunia, harus puas menyelesaikan kualifikasi dengan nomor 7, dan menjadi satu-satunya overclocker asal Asia dari ke-12 peserta.
Berangkat ke GOC 2016
15 Desember 2016 lalu, Alva dengan murid-nya, Jesse ‘bboyjezz’, berangkat dari kantor JagatReview menuju Wuhan, China untuk menjalani GOC 2016. Namun keberangkatan ini terasa berat bagi kedua overclocker tersebut, karena mereka harus meninggalkan lab JagatOC yang sudah ditinggali 6 tahun untuk selamanya, karena kantor JagatReview menang sedang dalam proses pindah ke tempat baru.
Menurut pesan yang kami terima dari Jesse, penerbangan mereka malam hari itu pun terlambat 1 jam, mengakibatkan mereka gagal menjalani connecting flight yang seharusnya dijalani dari Shenzen-Wuhan pada pagi hari. Untungnya maskapai penerbangan mereka,China Southern Airlines, mau membantu mereka mengurus re-booking untuk penerbangan berikutnya. Setidaknya, mereka berdua jadi bisa sempat sarapan di Bandara :)
- Overview, JagatOC Berangkat ke GOC 2016
- Sampai Di Wuhan + Pembukaan GOC + City Tour
- Kompetisi GOC 2016 : Day 1
- INDONESIA JUARA + Kompetisi GOC 2016 Day 2
- Penutup