HWC 2016 Bench Log: Persiapan dengan ASUS ROG Maximus VIII Impact
Test 1: Geekbench 3 (CPU @ 4 Ghz)
Geekbench adalah sebuah benchmark ringan pada CPU yang dipengaruhi beberapa aspek, misalnya saja performa memori, berikut terlihat jelas sekali perbedaan skor antara kecepatan RAM default (DDR4-2133 CL15), dengan RAM yang dioverclock sedikit ke DDR4-3866 CL16:
DDR4-2133 15-15-15:
DDR4-3866 16-16-16
Disini terlihat bahwa konfigurasi RAM optimal dapat memberi ekstra performa yang signifikan meskipun kecepatan CPU-nya sama-sama 4 Ghz. Konfigurasi OC yang kami gunakan disini pun masih ‘enteng’ untuk dijalankan di motherboard ini, karena masih ada di kisaran DDR4-3866 dengan CAS Latency 16. Konfigurasi seperti di atas mungkin masih bisa dijalankan harian karena masih stabil di Maximus 8 Impact.
Test 2: Intel XTU Benchmark @ 6 Ghz
Salah satu argumen yang masih sering beredar di kalangan pengguna PC terhadap mobo Mini-ITX adalah: “Jangan dipakai, VRM-nya jelek, nanti bisa mati saat overclock“. Sirkuit VRM(Voltage Regulator Module) yang memberi asupan daya ke CPU dan sistem pada mobo Mini-ITX seringkali diremehkan dan dipandang sebelah mata.
Untungnya, anggapan tersebut tidak berlaku bagi ASUS Maximus VIII Impact. Pada pengujian kami berikut ini, kami memberi load lebih dari 300W pada VRM-nya dengan menjalankan benchmark Intel XTU di kecepatan 6 Ghz!
Sebagai informasi tambahan, umumnya, load CPU Core i5-6600K pada XTU adalah 88-94 W pada keadaan default. Ini berarti VRM pada motherboard mungil seperti Maximus 8 Impact bisa mensuplai daya 3 kali diatas normal bagi CPU-nya. Masih menganggap semua Motherboard Mini-ITX memiliki VRM buruk? :p
Bergantung pada kualitas CPU yang digunakan, mencapai angka lebih dari 6 Ghz pun bukan masalah bagi M8I:
Test 3: 3DMark11 Physics, RAM @ DDR4-4200 CL12-11-11
Belum cukup rasanya bila kami belum menyajikan uji overclocking ekstrim dengan RAM dipaksa sejauh-jauhnya. Berikut ini adalah skor kami pada sebuah Core i7-6700K saat menjalankan 3DMark 11 Physics Test, dengan RAM berjalan pada konfigurasi agak ekstrim, yakni DDR4-4200 CL12!
Berbekal memori dengan kualitas IC baik seperti Galax HOF DDR4-4000, konfigurasi RAM yang ‘ajaib’ seperti DDR4-4200 dengan timing 12-11-11 masih sanggup dijalankan pada benchmark memory-intensive seperti 3DMark11 Physics.
Penutup
Nampaknya dengan 3 pengujian singkat kami di atas, alasan JagatOC memilih motherboard ASUS Maximus VIII Impact sudah jelas: motherboard mini-ITX tersebut sanggup menangani overclocking ekstrim bagi CPU dan RAM. Kami pun yakin bukan hanya kami yang nantinya menggunakan ASUS Maximus VIII Impact di HWBOT World Championship 2016.
Sampai jumpa di berbagai update seputar HWBOT World Championship 2016 berikutnya, hanya di JagatOC! ;)