Overclocking & Binning: 10 Prosesor AMD Ryzen 7 1700
Hasil Binning

CPU Ryzen 7 1700 yang kami uji akan menjalankan uji Cinebench R15 multi-core selama 3x berturut-turut, pada voltage tertentu. Pembebanan ini cukup singkat, namun cukup untuk mengetahui kemampuan CPU tertentu.
Lalu, kami akan mencatat di frekuensi berapa tiap-tiap CPU bisa menjalankan uji tersebut. Kami sendiri menguji dari range 1.25V hingga 1.4V karena sejauh ini, nilai tersebut yang dianggap cukup aman untuk digunakan. Sebagai uji tambahan, kami juga mencatat VCore terendah yang dibutuhkan tiap-tiap CPU untuk menjalankan Cinebench R15 di frekuensi 3800Mhz.
Catatan: Karena ada loadline calibration, maka VCore real yang diterima sistem berpotensi untuk sedikit meningkat dari nilai yang diset (Misal: Setting 1.25v akan menghasilkan actual VCore 1.264v)
Berikut hasilnya:
*klik untuk memperbesar*

Salah satu hal yang cukup menarik perhatian kami disini adalah:
- 10 CPU yang ada menunjukkan beda yang relatif kecil dari prosesor yang paling buruk ke paling baik (delta-nya sekitar 100-125Mhz)
- Pada Voltage 1.25V, semua CPU bisa stabil di setidaknya 3800Mhz-an, ini 600Mhz di atas kecepatan default.
- Dari Vcore 1.3V ke atas, peningkatan 50mV pada VCore memberi peningkatan Mhz CPU yang minimal, sekitar 25-50Mhz per 50mV.
- Dari 10 Sampel, hanya 4 yang bisa beroperasi di 4 Ghz pada 1.4v.
Mari kita lihat sebaran dari data yang ada:

Sesuai dengan yang kami katakan di atas, perbedaan antar CPU dari pengujian kami tidak terlampau jauh, masih dalam batas 100 Mhz-an dari CPU yang dibawah rata-rata dibanding CPU terbaik. Nampaknya, untuk VCore yang akan paling umum digunakan pengguna harian seperti 1.3 – 1.35V, mereka akan bisa mendapat kestabilan di clock 3.9Ghz-an.
Best CPU vs Average CPU
Berikutnya, kami melakukan analisis yang lebih dalam lagi untuk membandingkan CPU yang paling bagus, dan CPU yang sedikit di bawah rata-rata untuk melihat lebih dekat karakterisik CPU tersebut:
*klik untuk memperbesar*

Saat kami ujikan dari Voltase rendah (1.05v) hingga voltase tinggi, terlihat bahwa kedua CPU yang berbeda ‘kualitas’-nya ini menunjukkan kesamaan, yakni:
- Dari Vcore 1.05 – 1.15v, peningkatan frekuensi per 50mV adalah 100Mhz atau lebih
- Dari VCore 1.2 – 1.4v, peningkatan frekuensi per 50MV kurang dari 100Mhz, bahkan bisa kurang dari 50Mhz
Ini menunjukkan bahwa proses fabrikasi 14nm LPP yang digunakan AMD sudah menemui limitasi-nya mulai di angka 3700-3800Mhz, meningkatkan frekuensi lebih tinggi lagi untuk range ini akan membutuhkan voltase besar, terutama di range 3.9Ghz ke atas.
Stability Test: Best vs Average
Kami lalu melakukan stability test singkat pada kedua CPU ini(best cpu & average cpu) untuk melihat sejauh mana mereka bisa dipakai untuk penggunaan harian/daily pada VCore 1.35V. Software yang kami ujikan adalah ROG Realbench stability test (30 Minutes, 8GB RAM).
Berikut hasilnya:
*klik untuk memperbesar*
Best CPU : 4000Mhz

Average CPU: 3850Mhz

Bisa dilihat, pada 1.35V Vcore, CPU terbaik dari 10 unit yang kami terima bisa menjalankan uji stabilitas singkat pada 4 Ghz, sedangkan CPU yang di bawah rata-rata hanya bisa mencapai angka 3.85Ghz.
Bonus: Cinebench R15, Best CPU @ 1.45V – 4.075Mhz
Sebagai tambahan, kami mencoba meng-overclock CPU terbaik kami di sini di voltase 1.45V untuk menjalankan Cinebench. Tadinya kami berharap bisa menembus angka 4.1Ghz, namun ternyata CPU kami menemui limitasinya pada 4075Mhz.

Penutup

Mengingat sample yang kami miliki hanya 10 unit, pengujian singkat yang kami lakukan di sini masih jauh dari sempurna untuk memetakan kemampuan dan variasi overclocking dari CPU AMD Ryzen 7-series, namun setidaknya kami sekarang bisa mendapat gambaran kasar dan bisa memperkirakan overclockability Ryzen 7 dengan lebih akurat.


Berdasarkan pengujian ini, Ryzen 7 1700 terbukti memiliki headroom overclocking yang cukup besar. Dari defaultnya sekitar 3.2Ghz, bahkan CPU yang di bawah rata-rata pun masih bisa menjalankan uji kestabilan pada 3.85Ghz. Ini berarti, Anda berpotensi mendapat ekstra 600-650Mhz dari Ryzen 7 1700 yang Anda miliki (kurang lebih 20% !).
Ryzen 7 1700 pun cukup ‘unik’ dimana ia diberikan target frekuensi dan voltase yang rendah pada keadaan default, untuk bisa beroperasi pada rating TDP 65 Watt (berbeda dengan kedua model lain-nya yang memiliki TDP 95 Watt). Anda pun bisa melihat bahwa dengan setting voltase yang sangat minimal seperti 1.1V atau 1.15V, Ryzen 7 1700 bisa beroperasi setidaknya pada angka 3600 Mhz-an, ini akan berguna bagi Anda yang melakukan overclocking dengan motherboard kelas menengah ke bawah, untuk tidak terlalu membebani regulator daya/VRM yang ada.
Setiap CPU Ryzen yang kami coba bisa menembus angka 3.9Ghz, namun voltase yang dibutuhkan untuk frekuensi ini akan bervariasi, rata-rata membutuhkan 1.3V hingga 1.35V. Seperti yang sudah kami utarakan sebelumnya, nampaknya mengoperasikan Ryzen di 3.8Ghz ke atas akan membutuhkan voltase besar. Kami sendiri menyarankan nilai 1.35V sebagai nilai maksimal untuk penggunaan sehari-hari.
Bagaimana dengan setting 4 Ghz ? Sayangnya, hanya 4 dari 10 unit CPU yang kami terima bisa beroperasi pada angka 4000Mhz atau lebih. Kejadian ini sedikit banyak-nya menggambarkan bagaimana Ryzen 7 1800X nampak mengalami binning yang cukup agresif oleh AMD, dimana AMD membukukan rating 4 Ghz pada Ryzen 7 1800X di max. Precision Boost 1-core , dengan rating XFR(extended frequency range) hingga 4.1 Ghz tergantung cooling.-nya. Jadi akan agak wajar jika nantinya Ryzen 7 1800X tidak terlalu banyak memiliki headroom ekstra, karena sudah dijalankan mendekati limit desain 14nm LPP ini.
Masih banyak yang perlu diuji untuk overclocking Ryzen, namun setidaknya kali ini kami bisa mengatakan dengan yakin bahwa Ryzen 7 1700 sangat overclocker-friendly karena memiliki ruang gerak yang cukup lega dari keadaan default-nya. Sampai jumpa di pengujian berikutnya!
Catatan: Oh ya, kami juga ingin mengingatkan bahwa SEMUA Ryzen 7 1700 yang kami uji bisa boot dan menjalankan kecepatan DDR4-3200 ;)