Hands-on Preview: BCLK Overclocking di ASUS ROG STRIX B450-F Gaming
Chipset B450 di platform AMD socket AM4 merupakan sebuah chipset yang banyak ditunggu calon pengguna AMD Ryzen 2nd–Gen ‘Pinnacle Ridge’. Seperti yang pernah kami bahas sebelumnya, B450 ini sendiri ditujukan sebagai pengganti B350 pendahulunya, sehingga walau opsi ekspansinya serupa namun kami memiliki ekspektasi bahwa B450 akan hadir dengan build quality dan rating komponen yang lebih baik. AMD juga pernah mengatakan bahwa B450 harus bisa menjalankan semua prosesor AMD dari seri terbawah hingga teratas, menjadikannya pilihan yang fleksibel dari segi harga dan juga fitur.
Perbedaan opsi tuning yang dimiliki Chipset B450 dengan B350 sendiri cukup serupa(minus Precision Boost Overdrive), namun sama seperti B350, kemampuan overclocking B450 menjadi suatu nilai plus yang menjual, karena produk pesaingnya di kelas harga serupa tidak menawarkan opsi tuning sama sekali.
Kali ini, ROG Strix B450-F Gaming besutan ASUS berusaha menawarkan sebuah motherboard premium untuk kelas B450 yang memiliki segudang fitur menarik, terutama pada bagian tuning-nya.
Pengujian Oleh Chandra Wijaya ‘BlueFiber’, Editing oleh Alva Jonathan ‘Lucky_n00b’
ROG STRIX B450-F GAMING: Tawarkan Opsi BCLK OC!
Motherboard ROG Strix B450-F Gaming memiliki fitur overclocking yang agak ‘eksentrik’ yakni kemampuan BCLK Overclocking(Base Clock). Ya, Anda tidak salah baca, BCLK Overclocking dapat ditemukan pada motherboard B450 tersebut. Pada saat ini, ROG Strix B450-F merupakan motherboard B450 pertama yang memiliki kemampuan BCLK Oveclocking di lab JagatOC.
Overclocking dengan BCLK: Kenapa Perlu?
Sebelum memasuki pembahasan lebih dalam lagi mengenai fitur BCLK overclocking milik motherboard ROG Strix B450-F Gaming, kami akan sedikit menjelaskan mengenai mengapa BCLK overclocking dapat memiliki peran cukup penting untuk prosesor Ryzen 2nd Gen a.k.a Pinnacle Ridge. Seperti yang kita ketahui, prosesor AMD Ryzen Pinnacle Ridge 12nm memiliki potensi clockspeed lebih tinggi sekitar 200-300 MHz dari pendahulunya, Summit Ridge 14nm. Ini membuat AMD menerapkan sistem boost yang lebih aggresive untuk memanfaatkan clockspeed headroom ini, disebut Precision Boost 2.
Precision Boost 2 dapat meningkatkan clockspeed prosesor saat aplikasi ringan yang tidak membutuhkan semua core/thread untuk aktif, dan perbedaan clockspeed antara ‘less-threaded’ load dengan ‘all-thread’ load cukup jauh. Pada Ryzen 7 2700X clock saat load-nya ringan bisa meningkat hingga 4300Mhz, walaupun all-thread load-nya ada di 3975Mhz.
Baca Juga: Analisis Teknologi – Precision Boost 2
Yang jadi masalah di Pinnacle Ridge adalah overclocking secara manual akan mematikan Precision Boost 2, sehingga Anda berpotensi kehilangan single-threaded performance tinggi yang ditawarkan. Untuk Aplikasi yang kurang memanfaatkan multi-core CPU, overclocking di Pinnacle Ridge bisa jadi malah mengakibatkan penurunan performa, bukan kenaikan. Pada Pinnacle Ridge, Overclocking manual baru efektif dilakukan jika Anda bisa melakukan All-Core OC setidaknya setinggi Single-Thread Precision Boost 2 Clock, dan ini cukup sulit dilakukan (entah karena limitasi prosesor atau cooling yang Anda gunakan).
Dengan alasan tersebutlah BCLK Overclocking berpotensi memiliki peranan yang besar dalam melakukan overclocking prosesor Ryzen Pinnacle Ridge. Dengan OC BCLK, Precision Boost 2 tetap aktif sehingga Anda akan meng-offset clockspeed dari fitur Precision Boost 2 ,dan Extended Frequency Range(XFR2).
Ini membuat Anda masih bisa mendapatkan peningkatan kemampuan single core yang kencang dan peningkatan kemampuan all-core yang cukup baik. BCLK overclocking ini akan menghindarkan pengguna dari ‘keharusan’ menjalankan kecepatan prosesor yang sangat tinggi untuk all-core yang sangat menyiksa prosesor dan motherboard.
Meski demikian, Fitur BCLK ini tidak sekalipun disebutkan dalam reviewer guide ASUS ROG STRIX B450-F, sehingga kami berasumsi bahwa fitur ini bisa saja memiliki efek samping yang membuat behaviour sistem menjadi tidak bisa diprediksi.
Ruang Lingkup Pengujian
Kami belum melakukan pengujian lengkap atas fitur BCLK OC ini, namun kami ingin menampilkan sebuah pengujian singkat akan fitur tersebut, dan apa saja efeknya. Anggap artikel ini sebagai sebuah ‘Preview’ dan bukan sebuah analisis lengkap.
Pengujian pada artikel ini dilakukan untuk melihat berbagai aspek-aspek berikut:
- Melihat motherboard ROG Strix B450-F Gaming lebih dekat
- Melakukan uji overclocking BCLK pada ROG Strix B450-F Gaming dengan prosesor Ryzen 5 2600, lalu mencatat perbedaan performanya
- Benchmark Sintetis: Geekbench 3, Geekbench 4, 3DMark Time Spy Physics, dan 3DMark Fire Strike.
- Benchmark Real World Application: Blender & FS Resizer
- Gaming Benchmark: GTA V, Rise Of The Tomb Rider
Game GTA V, dan Rise Of The Tomb Rider, dijalankan pada scene benchmark kemudian di-capture framerate + frametime-nya oleh tool FRAPS untuk mengambil nilai average FPS dan 99th percentile FPS (1% Minimum FPS).
Tambahan: Sekilas mengenai FPS dan Frame Time
Ada beberapa skenario pengujian dalam gaming yang menghasilkan variasi framerate cukup tinggi yang tidak bisa terdeteksi oleh penghitungan average FPS(frame per second) saja. Kejadian ini membuat kami memutuskan untuk melihat data Frametime log. Frametime adalah waktu dimana 1 (satu) frame akan di-render oleh sistem, biasanya dalam satuan milliseconds (ms). Selama ini kami menggunakan FPS (Frame per second) sebagai unit pengukuran untuk mempermudah perbandingan. Namun, ada kalanya pengukuran frame time ini bisa lebih penting, karena bisa memberi kami data untuk melihat seberapa jauh variance/perbedaan dari waktu render masing-masing frame.
Umumnya, waktu render yang jauh berbeda antar frame, misal frame pertama dirender pada 16.7 ms, lalu frame kedua pada 40 ms, lalu frame ketiga pada 16.7 ms, akan membuat kita merasa adanya ‘stuttering’ dalam game.
Sebagai perbandingan, inilah konversi FPS ke Frametime:
(dengan rumus FPS = 1000/Frametime, frametime dalam satuan ms. Berlaku sebaliknya, Frametime = 1000/FPS )
- 120 FPS = 8.3 ms (1000/120 = 8.3)
- 60 FPS = 16.7 ms (1000/60 = 16.7)
- 30 fps = 33.3 ms (1000/30 = 33.3)
- 20 fps = 50 ms (1000/20 = 50)
Ini berarti makin KECIL frametime, makin BESAR FPS-nya, dan berlaku sebaliknya.
Setelah menganalisa lebih lanjut, kami menemukan bahwa ada juga cara mudah untuk menentukan apakah sebuah sistem PC mengalami ‘stutter’ yang parah atau tidak. Salah satunya adalah dengan menganalisa frametime log dari beberapa tool seperti FRAFS, Tool sederhana ini dapat menghitung secara otomatis bagian 1% frame yang ‘terburuk’ dari sekumpulan data frame time ( 1% Minimum Framerate, a.k.a 99th percentile).
Tentunya, PC yang nilai ‘1% minimum FPS’-nya jauh lebih rendah dari FPS rata-rata, pastinya akan mengalami ketidaknyamanan berupa berbagai kejadian ‘stutter’ dalam game.
Spesifikasi Testbed
Berikut spesifikasi sistem yang kami gunakan saat menguji Asus ROG Strix B450-F Gaming:
- Prosesor: AMD Ryzen 5 2600 ‘Pinnacle Ridge’
- Motherboard: Asus ROG Strix B450-F Gaming (Bios 0504)
- RAM: G.Skill TridentZ RGB DDR4-3600 CL16 2x8GB
- VGA: MSI GeForce GTX 1080 TI Lightning-Z
- SSD: HyperX 3K 240GB
- PSU: Corsair AX1200i
- CPU Cooler: Corsair H105
- CPU Thermal Paste: Coolermaster Maker Nano
- Case: No Case – Open Benchtable
- Operating System: Windows 10 64-bit RS4/1803 Update (HPET Timer used)
Sebagai sebuah catatan khusus, Operating system yang kami gunakan pada artikel ini secara spesifik dijalankan menggunakan mode timer HPET(High-precision Event Timer) untuk mencegah terjadinya ‘timer / Clock drift’, karena kami melakukan pengujian dengan mengubah baseclock yang pada beberapa kondisi tertentu bisa ‘mengacaukan’ timer OS dan membuat skor benchmark yang bergantung pada timer OS menjadi tidak reliable.
Baca Juga: Overclocking Review Ryzen 5 2600 & Ryzen 7 2700 : Pinnacle Ridge Non-X vs X-series
Mari mulai!