Overclocker Indonesia Lolos ke G.Skill OC World Cup 2019 (Hadiah Total: 350 Juta Rupiah !)
Overclocking Gear Team Indonesia
Motherboard of Choice: Mostly dari ASUS ROG!

Setelah tahun lalu platform terbatas pada Intel Z370 saja, Tahun 2019 G.Skill mengizinkan semua CPU dengan platform Intel LGA 1151 dari Z170 hingga Z390 untuk mengikuti kompetisi, ini dilakukan untuk mengakomodir lebih banyak peserta. Karenanya, pemilihan hardware harus dilakukan dengan cermat. Alva & Ivan menggunakan beberapa Motherboard pilihannya untuk lolos pada kompetisi ini.
3DMark11 IGP: Maximus X APEX

Pada stage 3DMark 11 Performance / IGP Intel HD Alva & Ivan sama-sama menggunakan Asus ROG Maximus X Apex. Board dipilih ini karena telah mereka gunakan pada kompetisi & benchmark yang sama tahun lalu. Jadi, tidak perlu banyak mencari settings yang akan digunakan lagi.
SuperPi 32M – Kemunculan board Lawas

Pada stage SuperPi 32M yang terkenal kencang di OS tua seperti Windows XP, Alva berhasil menginstall Windows XP ke sistem Intel Z370 dengam Maximus X Apex & Core i9 9900K-nya berbekal modifikasi BIOS.
Yang unik, Ivan memilih menggunakan ASRock Z170M OC Formula. Board berbasis chipset Intel Z170 tersebut mendukung OS lawas dengan native. Dengan sedikit modifikasi, ia berhasil menjalankan prosesor Intel Coffee Lake pada board ini. Alasan lainnya adalah ia mengaku sudah cukup lama menggunakan ASRock Z170M OC Formula, setidaknya dari GOC 2017 online qualifier, jadi Ivan seharusnya sudah cukup hafal dengan karakteristik ASRock Z170M OC Formula ini.

Geekbench 3 & Memory Clock – Alva – MSI Z370I Gaming Pro AC
Pada stage Geekbench 3 Memory Performance Single Core & Memory clock, Alva menggunakan motherboard dari MSI yaitu MSI Z370I Gaming Pro Carbon AC. Board mini ITX yang terkenal akan kemampuan tuning memorinya ini pernah memegang rekor overclock frekuensi memori. Alva telah menggunakan board ini pada kontes yang sama di tahun lalu, dan bisa disebut sebagai overclocker yang paling mengenal motherboard tersebut. Terbukti Alva bisa membukukan posisi 4 pada stage Geekbench 3 Memory Performance Single Core, walau sayangnya harus puas ‘terbuang’ ke posisi 12 untuk stage memory frequency.

Geekbench 3 & Memory Clock – Ivan – ROG Maximus XI GENE
Sedangkan Ivan memilih menggunakan Asus ROG Maximus XI Gene pada 2 stage terakhir. Motherboard berbasis chipset Intel Z390 ini telah ia gunakan sejak mengikuti Final Galax OC Carnival (GOC) 2018 beberapa waktu lalu. Board yang pada peluncurannya memecahkan berbagai world record overclocking ini memang memiliki kemampuan tuning memori yang baik. Terbukti Ivan bisa mendapat posisi yang cukup menjanjikan di stage Geekbench 3 Memory Performance Single Core & Memory clock ini.
Baca Juga:
GOC 2018: ASUS ROG Maximus XI Gene Highlight
Hands On: DDR4 Overclocking dengan Asus ROG Maximus XI Gene

Hal yang menarik adalah semua motherboard yang digunakan Ivan & Alva merupakan motherboard dengan desain 2 DIMM. Board berdesain 2 DIMM di kelas ini umumnya memang dirancang dengan fokus overclockability yang tinggi pada RAM.
Pemilihan Prosesor
Pemilihan prosesor pada lomba overclock tingkat internasional juga harus dilakukan dengan teliti, apalagi jika hardware yang diminta tidak spesifik atau memiliki batasan tertentu. Pemilihan CPU yang benar akan menentukan hasil akhir dari skor yang dihasilkan.
Pada stage 3DMark 11 Performance – IGP, Alva & Ivan kompak menggunakan prosesor kelas mainstream terbaru & terkencang dari Intel saat ini: Core i9 9900K. Banyaknya jumlah core & thread pada prosesor ini akan memberikan skor yang baik.
Pada 3 stage lainnya Ivan menggunakan Intel Core i7 8086K, prosesor limited edition dari Intel ini sukses Ia overclock hingga hampir menyentuh 7.3GHz pada benchmark single threaded SuperPi 32M. Clock prosesor yang kencang memang menjadi kunci dari lomba all-out tanpa clock limit seperti ini.
Alva menggunakan Intel Core i9 9900K-nya lagi pada benchmark Geekbench 3 Memory Performance Single Core serta SuperPi 32M. Ia mendapatkan result yang baik pada stage Geekbench 3 Memory Performance Single Core, tetapi skor SuperPi 32M yang dicatatkan tidak terlalu bagus karena nampaknya overclockability dari Core i9 9900K yang ia miliki tak sebagus CPU Intel Core i7 8086K yang Ivan gunakan.
Pemilihan RAM

Terakhir, kontes yang disponsori oleh produsen RAM tentu saja menekankan pada kemampuan tuning & pemilihan RAM yang baik. Alva & Ivan masing-masing menggunakan 2 buah kit RAM yang berbeda. RAM G.Skill yang mereka gunakan tentu saja semuanya berjenis IC Samsung B-Die, yang dikenal memiliki kemampuan overclockability yang tinggi.
Ivan: TridentZ DDR4-3600CL16 & TridentZ Royal DDR4-4000CL17
Ivan menggunakan G.Skill TridentZ 3600 C16 2*8GB untuk benchmark SuperPi 32M. Dan menggunakan produk RAM terbaru dari G.Skill yaitu TridentZ Royal RGB. RAM dengan warna silver mirror finish ini menawarkan efek pencahayaan yang unik dengan crown shaped RGB LED difusser-nya. Ivan menggunakan TridentZ Royal RGB dengan spesifikasi XMP 4000 C17 2*8GB ini pada 3 stage lainnya. Ivan berhasil meng-overclock memori ini hingga DDR4-5478 , cukup jauh diatas spesifikasi XMPnya.
Alva: FlareX DDR4-3200CL14 & TridentZ RGB DDR4-4266CL19
Sementara Alva menggunakan RAM yang ia gunakan untuk lolos ke lomba yang sama pada tahun lalu. G.Skill FlareX 3200 C14 16 GB dual channel kit serta G.Skill TridentZ RGB 4266 C19 16GB dual channel kit.
G.Skill FlareX yang dibuat dengan sertifikasi berjalan pada platform AMD, ternyata mampu Alva overclock dengan cukup tinggi di platform Intel. Sedangkan, G.Skill TridentZ RGB 4266 C19 yang ia gunakan mampu berjalan pada DDR4-5042 dengan timing yang ketat, C14-14-14. Konfigurasi yang cukup fantastis, mengantarkan ia menjadi posisi 4 pada benchmark Geekbench 3 Memory Performance Single Core.