Overclocking Review: Thermal Paste Noctua NT-H2 vs Noctua NT-H1
Testbed Sistem Pengujian


- Prosesor Intel: Intel Core i7 8700K
- Prosesor AMD: AMD Ryzen 7 1800X
- Motherboard Intel: Z390 Aorus Master
- Motherboard AMD: MSI X470 Gaming M7
- Memory: Galax Hall of Fame (HoF) GOC 2016 Final Edition @ DDR4-3200MHz 16-18-18
- Graphics Card: Galax GT 1030 2GB
- Storage: Intel 760p 256GB NVMe
- PSU: Corsair AX1500i ‘Elite Overclockers Edition’
- Pendingin: Noctua NH-D15 Dual Fan
- Monitor: Dell S2340l
- Periferal: Galax Mouse & keyboard
- Case: No Case, Open Bench Table, Ambient 25 C
- OS: Windows 10 1809 64-Bit
Ruang Lingkup & Metode Pengujian
Kami melakukan perbandingan dengan thermal paste Noctua NT-H1 untuk membuktikan klaim Noctua diatas. Perbandingan dilakukan pada 3 buah skenario sistem sebagai berikut:
- Pengujian pada CPU dengan Soldered TIM: AMD Ryzen 7 1800X , default & OC
- Pengujian pada CPU delidded dengan TIM diganti ke Liquid Metal: Intel Core i7 8700K, Default & OC
- Pengujian pada CPU delidded dengan TIM paste: Intel Core i7 8700K Default & OC
Konfigurasi sistem:
Pada sistem berbasis AMD Ryzen 7 1800X kami melakukan overclocking dengan konfigurasi 4GHz 1.425v. Load line calibration pada motherboard digunakan mode 3 untuk menjamin voltase saat load & idle hampir sama.
Sedangkan pada sistem berbasis Intel Core i7 8700K, Overclocking yang dilakukan adalah 5GHz all-core dengan voltase 1.35v. Serta LLC diset pada settingan ‘Turbo’.
Setting RAM pada kedua sistem kami samakan pada kecepatan DDR4-3200 dengan timing 16-18-18 untuk menjamin kompatibilitas.
Konfigurasi BIOS, Sistem AMD:




Dan berikut ini adalah screenshot CPU-Z untuk sistem AMD baik dalam keadaan default ataupun ter-overclock:


Konfigurasi BIOS, Sistem Intel:






Berikut ini adalah screenshot CPU-Z untuk sistem Intel baik dalam keadaan default ataupun ter-overclock:


Suhu ruangan kami jaga pada kisaran 25 C untuk menjaga konsistensi. Sedangkan, untuk memberi beban pada CPU kami saat pengujian, digunakan Cinebench R15 yang dijalankan looping 20x. Cinebench R15 dikenal sebagai software benchmark yang menyiksa CPU untuk melakukan rendering gambar 3D baik secara multi-thread ataupun single-thread.

Noctua NH-D15 digunakan sebagai pendingin karena menawarkan mekanisme mounting yang fixed. Ini diperlukan untuk menjamin seragamnya mount pressure dari cooler yang kami gunakan & meminimasi variasi mounting pressure yang ada. Selain itu NH-D15 sebagai air cooling dual tower menawarkan kapasitas & kemampuan pendinginan cukup baik. Hal ini kami perlukan untuk menjamin variasi suhu yang ada adalah benar benar karena thermal paste / TIM yang digunakan, dan bukan karena terbatasnya kemampuan cooler kami.
Kedua kipas yang terpasang pada Noctua NH-D15, kami hubungkan ke motherboard serta mengesetnya untuk selalu berjalan di 100%.
Catatan: Kami tidak menggunakan metode pengaplikasian thermal paste yang disarankan pada paket penjualan Noctua, tapi kami meratakan tipis-tipis thermal paste yang ada pada IHS CPU.
Dengan ini kami ingin menjamin ‘spread’ thermal paste yang seragam & menutupi semua permukaan HIS CPU pada setiap kami melakukan re-mount cooler kami. Serta memastikan tidak adanya udara ‘(Air gap / bubble)’ yang terjebak atau terbentuk saat thermal paste gagal menyebar / expanding dengan baik & seragam saat thermal paste ditimpa oleh cooler seperti saat kita menggunakan metode ‘titik’ atau ‘biji’.
Pengukuran suhu diambil dengan melakukan logging suhu menggunakan software HWInfo. Pada CPU AMD digunakan data sensor temperature TDie. Sedangkan pada sistem berbasis prosesor Intel data diambil dari sensor CPU Package. Semua data suhu sudah dalam bentuk derajat Celcius [C].
Baca Juga: Tips Pengolesan Thermal Paste: Ratakan atau Tidak?

Berikut hasil aplikasi & spread thermal paste saat pengujian berlangsung.
Sistem AMD:



Sistem Intel:


