EKWB EK-KIT Classic RGB P360 Review Part 2: CPU Overclocking Test (Feat. Thermal Grizzly Conductonaut)
Custom watercooling setup sering disebut-sebut sebagai salah satu solusi cooling paling powerful bagi pengguna PC (tidak menghitung cooling extreme seperti Liquid Nitrogen tentunya :p), yang akan menurunkan suhu komponen lebih jauh, dan pastinya meningkatkan kemampuan overclocking. Namun, belakangan ini solusi watercooling custom lebih sering dinilai dari aspek estetika-nya karena membuat tampilan sebuah PC terlihat luar biasa menarik, apalagi dengan tambahan berbagai aksesori seperti hard tubing, addressable RGB LED, distro plate, dan lain sebagainya.
Walaupun kami di JagatOC tidak sebegitunya peduli dengan aspek penampilan karena fungsi dan performa adalah prioritas bagi overclocker, namun cukup mudah untuk melihat bagaimana PC dengan solusi watercooling custom seperti memiliki kelas tersendiri, bahkan seperti ‘naik kasta’ karena penampilannya.
Tentu, kami masih peduli dengan tujuan utama watercooling yang kami sebut di awal, yakni:
- Menurunkan suhu komponen, dan
- Meningkatkan overclocking headroom.
Untuk itu, kami mencoba melakukan berbagai pengujian overclocking menggunakan sebuah watercooling kit EKWB Classic RGB P360 yang dipinjamkan ke lab JagatOC beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:
EKWB EK-KIT Classic RGB P360 Review Part 1: Instalasi (feat. Paradox Gaming Trickster 7 Case)
Pengujian oleh Ivan R Akbar ‘IvanCupa’
Editing dan Penulisan oleh Alva Jonathan ‘Lucky_n00b’
Ruang Lingkup dan Metode Pengujian
Menggunakan EKWB P360 yang sudah dirakit ke sebuah case, kami mencoba melakukan pengujian overclocking, dengan tujuan :
- Mencari prosesor yang mendapat manfaat maksimal dari penggunaan watercooling custom
- Melihat seberapa jauh overclockability ekstra yang didapatkan
- Menguji efek pemberian thermal paste high-end seperti Thermal Grizzly Conductonaut Liquid Metal
Metode Pengujian
Pengujian utama akan berlangsung cukup sederhana, kami akan me-load berbagai prosesor yang kami pilih untuk pengujian dengan sebuah benchmark loop (kami menggunakan Cinebench R15 20x Loop), dan mengukur suhu prosesor tersebut lewat HWINFO (dari CPU Package sensor, 3x per konfigurasi, diambil rata-rata). Tentu, prosesor yang kami pilih akan di-overclock mendekati batas atas-nya.
Sebagai tambahan, kami juga akan me-monitor suhu CPU VRM dari salah satu setup untuk melihat efek samping dari pemberian watercooling (data diambil dari HWiNFO – ASUS EC – VRM). Untuk pembanding cooler, kami menggunakan salah satu AIO (All-in-one) Watercooler 240mm yang paling sering kami gunakan di lab JagatOC yakni Corsair H105.
Direct Temperature Measurement vs DeltaT?
Para PC enthusiast yang membaca review cooler umumnya lebih sering menemukan pembacaan ‘Delta T’ dibandingkan pengukuran suhu prosesor secara langsung. Secara singkat, Delta T adalah perbedaan suhu ambient dengan suhu komponen yang diuji. Angka ini umum digunakan untuk memudahkan para reviewer untuk bisa membandingkan performa cooler meskipun ambient temperature (suhu ruang) mereka berbeda, karena suhu ruangan berpengaruh langsung ke suhu overall. Salah satu kegunaan tambahan dari penggunaan DeltaT ini adalah pembaca juga bisa langsung ‘menambahkan’ DeltaT dari pengukuran si reviewer ke suhu ruangan yang mereka miliki, untuk memperkirakan suhu komponen mereka.
Perlu diketahui, pengujian yang dilakukan JagatOC pada sesi testing ini akan dilakukan pada ruangan yang suhu-nya dikontrol di 25 C (plus minus 1C), dan ini membuat kami tidak menggunakan pengukuran dengan Delta T, namun menggunakan direct temperature measurement yang ada di HWINFO, karena semua cooler pada sesi ini diuji pada kondisi serupa.
Untuk info lebih jauh seputar Delta T, blog EKWB memberikan informasi menarik pada link berikut ini
Testbed
Platform 1 (Utama) : Chipset X299 LGA2066 – Cascade Lake-X
- Prosesor: Core i9-10980XE ‘Cascade Lake-X’
- Motherboard: ASUS ROG STRIX X299-XE
Platform 2 (Pembanding) : Chipset Z390 LGA1151v2 – Coffee Lake
- Prosesor 1: Intel Core i9-9900KS
- Prosesor 2: Intel Core i5-9600K
- Motherboard: ASUS ROG MAXIMUS XI APEX
Note: Pengujian dengan prosesor AMD tidak dilakukan pada sesi ini karena tidak ada prosesor AMD AM4 dengan TDP besar (105W+) tersedia di lab JagatOC. Prosesor alternatif yang tersedia adalah Threadripper 2990WX dengan socket TR4, namun sayangnya ini tidak kompatibel dengan mounting waterblock yang tersedia pada kit EKWB.
Komponen Umum
- RAM: G.Skill DDR4-4000 CL17 4x8GB
- (RAM Quad-Channel 4x8GB untuk X299, Dual-Channel 2x8GB untuk Z390)
- GPU: GeForce RTX 2060 6GB
- SSD: Toshiba Q300 128GB SATA
- PSU: Corsair HX850
- Case: Paradox Gaming Trickster 7
- Thermal Paste (Utama) : Thermal Grizzly Kryonaut
- Thermal Paste (Pembanding): Thermal Grizzly Conductonaut Liquid Metal
Konfigurasi Overclock
Mengingat bahwa tujuan kami melakukan pengujian ini adalah mencari prosesor yang mendapat manfaat maksimal dari penggunaan watercooling custom, serta melihat seberapa jauh overclockability ekstra yang didapatkan, pada seluruh platform pengujian kami memiliki setidaknya 2 setting overclock, dan menambahkan 1 konfigurasi lagi jika suhu masih memungkinkan, hingga batas atas pengujian overclock gagal karena suhu & limitasi CPU.
Prosesor akan kami ‘paksa’ untuk beroperasi pada batas atasnya sejauh mungkin pada AIO Watercooler 240mm, lalu kami akan mencoba konfigurasi mana yang tidak bisa dijalankan di AIO dan masih bisa berjalan pada watercooling custom. Ini dilakukan untuk mengobservasi peningkatan yang didapatkan dari penggantian cooling berupa watercooling AIO ke custom watercooling premium seperti EKWB EK-Kit Classic RGB P360.
Perlu diketahui, semua pengujian akan didasarkan hanya pada 1(satu) sample CPU setiap konfigurasi, sehingga perbedaan kualitas overclockability serta toleransi suhu dan voltage CPU akan menentukan hasil pengujian. Ada prosesor yang mendapat overclockability ekstra karena suhu rendah, ada yang tidak. TIDAK semua CPU akan memiliki karakteristik overclocking seperti hardware yang kami uji.
Intel Core i9 10980XE + ROG Strix X299-XE Gaming
Konfigurasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
- 4.2 GHz – CPU Voltage 1.15v
- 4.4 GHz – CPU Voltage 1.2v
- 4.6 GHz – CPU Voltage 1.25v
Setting lain:
- CPU VCCIN 2V
- CPU Ring/Uncore 2.4 Ghz
- DDR4-3200 16-18-18-36 1.35v vDIMM (Quad-Channel 4x8GB)
Intel Core i9 9900KS + ROG Maximus XI Apex
Konfigurasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
- 5.1 GHz – CPU Voltage 1.3v
- 5.2 GHz – CPU Voltage 1.35v
- 5.3 GHz – CPU Voltage 1.35v
Setting lain:
- CPU Ring (‘NB Frequency’) : 4.3 Ghz
- DDR4-3200 16-18-18-36 1.35v vDIMM (Dual-Channel 2x8GB)
- CPU Voltage Loadline Calibration Level 6 (Kalau VCore diset 1.3v, real saat load adalah 1.288v)
Intel Core i5 9600K + ROG Maximus XI Apex
Konfigurasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
- 5.1 GHz – CPU Voltage 1.3v
- 5.2 GHz – CPU Voltage 1.35v
Setting lain:
- CPU Ring (‘NB Frequency’) : 4.3 Ghz
- DDR4-3200 16-18-18-36 1.35v vDIMM (Dual-Channel 2x8GB)
- CPU Voltage Loadline Calibration Level 6 (Kalau VCore diset 1.3v, real saat load adalah 1.288v)
Catatan:
Setting Overclocking dilakukan se-sederhana mungkin, kami berusaha hanya melakukan setting CPU Voltage & CPU multiplier pada BIOS tanpa menyentuh opsi overclocking lainnya. Semua konfigurasi yang tidak kami sebut berarti dibiarkan AUTO sesuai motherboard.
- Overview, Ruang Lingkup dan Metode Pengujian
- Hasil Overclocking dengan EKWB EK-Kit Classic RGB P360