Overclocking Review: ASUS ROG Rampage IV Black Edition
Uji OC (Air Cooling) Part 1
Sebagai awal dari rangkaian uji overclocking kami, kami mencoba melakukan overclocking dengan masih menggunakan pendingin udara/aircooling. Ada 2(dua) skenario yang hendak kami uji disini, yaitu:
- Skenario ‘Easy OC’ : Melakukan overclocking mudah dengan bantuan profil BIOS – ASUS Optimal Mode
- Skenario ‘Manual OC’: Overclocking dengan setting manual
Spesifikasi PC yang akan kami gunakan disini adalah:

- CPU : Intel Core i7-4960X Extreme Edition ‘Ivy Bridge-E’
- Motherboard: ASUS ROG Rampage IV Black Edition (Intel X79 Chipset)
- RAM: G.Skill TridentX DDR3-2666C11 4x4GB (Total 16GB)
- VGA : ASUS Radeon R9 290X 4GB (Reference Design)
- SSD: Kingston HyperX 3K 120GB
- PSU: Corsair AX1200i
- Pendingin CPU: Noctua NH-D14 (+ Delta 0.6A Fan)
- OS: Windows 7 Ultimate SP1 64-bit
Sedangkan untuk mengukur kenaikan performa dari keadaan default, kami menggunakan beberapa benchmark sintetik berikut ini:
Cinebench R15

Benchmark ini mensimulasikan sebuah proses rendering gambar 3D. Yang dibebani oleh benchmark ini adalah prosesor, dan sebagian kecil memori.
HWBOT Prime

Benchmark yang dibuat oleh situs overclocking www.hwbot.org ini merupakan sebuah multithreaded CPU benchmark yang akan melakukan sejumlah perhitungan akan bilangan prima. Benchmark ini memakan waktu singkat(kurang dari 30 detik), dan semakin besar angka yang ditampilkan berarti CPU anda semakin kencang.
3DMark 11 Physics Test

Merupakan satu buah test pada benchmark 3DMark 11 yang bertugas hanya untuk menguji kecepatan CPU dan RAM memproses simulasi perhitungan physics dengan Bullet Open Source Physics Library. Bagi para overclocker pengejar skor benchmark dengan konfigurasi multi-GPU, mencapai nilai Physics yang tinggi merupakan adalah salah satu cara untuk mendapat skor total yang besar.
Mari mulai!
Easy OC
Bagi pengguna awam, setting overclocking yang mudah sangat digemari, maka dari itu kami mengawali pengujian overclocking kami dengan skenario ‘Easy OC‘. Setting ‘Easy OC’ ini kami dapatkan dengan hanya me-load mode ‘ASUS Optimal’ pada UEFI BIOS. Setelah mode ‘ASUS Optimal’ dinyalakan, kami mendapati bahwa Clock CPU ditingkatkan menjadi 4.5 Ghz pada VCore 1.4V, sedangkan konfigurasi RAM tidak disentuh sama sekali, masih sesuai dengan nilai SPD-nya yakni DDR3-1600 CL11.
Berikut screenshot BIOS saat mode ASUS Optimal kami hidupkan
*klik untuk memperbesar*



Dan berikut ini konfigurasi sistem setelah ‘ASUS Optimal’ Mode di-load, sesuai dengan yang dibaca oleh CPU-Z:
*klik untuk memperbesar*

Manual OC
Disini, kami mencoba melakukan setting overclock secara manual, dengan setting:
- AI Overclock Tuner : X.M.P (Otomatis menjadikan BCLK 125Mhz, untuk men-setting RAM Pada DDR3-2666)
- CPU Multiplier : 37x
- CPU BCLK: 125 Mhz
- CPU Strap: 125Mhz
- DRAM Speed: DDR3-2666Mhz (XMP)
- DRAM Timing: 11-13-13-35 2T (XMP)
- CPU VCore: 1.4V
- CPU VCCSA: 1.3V
- DRAM Voltage: Auto( 1.65V by XMP)
Berikut ini screenshot setting BIOS yang kami gunakan:
*klik untuk memperbesar*




Dan berikut ini screenshot CPU-Z dari setting diatas:
*klik untuk memperbesar*

Performance Test
Nah, sistem sudah di-overclock, sekarang saatnya menguji peningkatan performanya!



ASUS Optimal Mode yang kami gunakan sebagai skenario Easy OC meningkatkan kecepatan CPU hingga 4.5Ghz, Ini memberi peningkatan kinerja sekitar 10%-an. Namun yang perlu diperhatikan adalah skenario Easy OC ini memberi VCore sebesar 1.4V, dan berpotensi memberi beban panas yang cukup signifikan pada prosesor. Jika anda ingin mencoba Optimal Mode ini, sangat disarankan untuk menggunakan HSF atau Watercooling yang mumpuni untuk mendinginkannya. Sebagai informasi tambahan, pada mode ini Noctua NH-D14 kami(dengan fan delta 0.6A) mendapat suhu full-load sekitar 65 C-an dengan suhu ambient ruangan 27 C.
Berikutnya, setting OC Manual yang kami lakukan bisa memberi sedikit lagi tambahan kinerja, namun yang paling signifikan peningkatannya adalah di tes 3DMark11 physics. Ini terjadi karena tes 3DMark11 physics sangat terpengaruh kinerja memori DDR3. Sesuai dugaan, memory controller pada IB-E sudah sedikit diperbaiki oleh Intel, dan membuat kami bisa menjalankan kecepatan DDR3-2666 dengan stabil (sebelumnya, sangat sulit mendapat angka ini di sistem SB-E).
Memory Preset Test
Sebagai pengujian tambahan, kami menguji salah satu preset memori yang ada di BIOS. Preset yang kami pilih menyesuaikan dengan chipset memori kami (Hynix CFR), yakni ‘Load 4x4GB Hynix CFR 2750 1.85V‘


Dengan me-load preset memori ini, BIOS akan menyesuaikan Timing dan Voltase dari sistem kita, sedangkan frekuensinya harus kita set sendiri secara manual. Pada preset ini timing RAM kami diubah menjadi 10-13-12-21 1T (dari setting awal XMP 11-13-13-35 2T), lalu VccSA diset ke 1.25V, dan VDimm pada 1.85V.
Untuk pengujian, kami menggunakan frekuensi yang sama dengan pengujian OC manual diatas, sehingga yang berubah dari sistem kami dari preset RAM ini hanya timing RAM-nya saja. Untuk menguji performa dan kestabilan RAMnya kami menggunakan program benchmark SuperPI 32M. Berikut hasilnya:
*klik untuk memperbesar*


BCLK Preset Test
Berikutnya, kami hendak menguji preset BCLK yang disediakan. Kami memilih ‘Load 170BCLK OC Profile’:


Saat 170 Mhz BCLK preset di-load, nampaknya BIOS ASUS RIVBE langsung menyesuaikan beberapa setting lain, misalnya saja CPU Strap yang langsung diset ke 166 Mhz, dan CPU Multiplier yang langsung diset ke 12x untuk memastikan kestabilan pada booting.
Berikut ini tampilan saat BCLK 170Mhz diload pada CPU-Z:

Bagi CPU yang memiliki multiplier CPU di-unlock seperti Ivy Bridge-E, overclocking BCLK sebenarnya tidak terlalu diperlukan kecuali untuk kebutuhan fine-tuning. Namun disini ASUS berusaha membuktikan bahwa motherboardnya sanggup menjalankan prosesor ini pada BCLK tinggi, seandainya dibutuhkan. Dan yang lebih penting, mencapai BCLK tinggi sekarang sangat dimudahkan dengan bantuan preset yang terdapat pada BIOS.