Analisis: Boost Clock & Overclocking Gigabyte GeForce RTX 2080 Gaming OC 8G
Walau meningkatkan kinerja, ada sebuah skenario dimana GPU Boost ini terasa ‘mengganggu’, karena baik pengguna dan vendor pembuat Graphics Card-nya tidak bisa secara pasti mengetahui clockspeed GPU yang digunakan, karena ini bervariasi bergantung pada setidaknya 3 variabel:
- Beban Aplikasi/Game-nya
- GPU Temperature
- GPU Power
Sebagai contoh singkat, simak Analisis GPU Boost kami pada GeForce GTX 1070 Ti ini:

Pada gambar di atas, NVIDIA menyatakan bahwa Boost clock GPU mereka ada di angka 1683 Mhz, namun VGA tersebut ternyata masih ‘diizinkan’ untuk boost hingga 1898 Mhz pada keadaan tertentu.
Apakah ini menjadi masalah bagi end-user? Tentu tidak.
Tapi, dengan teknologi seperti ini, agak sulit untuk melihat pada clockspeed berapa si GPU benar-benar beroperasi, karena Vendor Graphics Card umumnya hanya menuliskan spesifikasi ‘Boost Clock‘, sedangkan kadang-kadang GPU bisa beroperasi di atas Boost Clock-nya, kalau berbagai sensor di GPU tersebut masih mengizinkannya. Kadang pemilihan Graphics Card menjadi sedikit rumit karena hal ini.
Contoh Kasus: Berikut ini ada perbedaan Boost Clock yang besar antara ‘Boost Clock’ di spesifikasi, dengan clockspeed yang sedang beroperasi, di GeForce GTX 1050 ‘Pascal’:
Baca Juga:
Analisis Max. Boost Clock pada 5 VGA GeForce GTX 1050 (Colorful, DA, Gigabyte, MSI, Zotac )

Pada GeForce RTX ‘Turing’, GPU Boost ini tetap ada, dan pada artikel singkat ini kami akan mencoba mengulas berbagai hal seputar GPU Boost ini, menggunakan salah satu GeForce RTX yang pertama datang di lab JagatOC, yakni Gigabyte GeForce RTX 2080 Gaming OC 8G.
Ruang Lingkup, Metode Pengujian & Testbed

Pengujian kali ini akan difokuskan untuk melihat karakter dan behaviour dari GPU Boost yang ada di Gigabyte GeForce RTX 2080, serta berbagai variabel lain yang menyertainya (seperti Power Limit, manual overclocking dan sebagainya).
Software untuk membebani GPU yang kami pilih adalah 3DMark Fire Strike Ultra Stress Test, sedangkan GPU-Z sensor kami gunakan untuk logging clockspeed.
Untuk mengontrol beberappa variabel di GPU seperti power target dan juga percobaan overclock manual, kami menggunakan utility dari Gigabyte (OC Guru):

Spesifikasi Testbed

Spesifikasi PC yang menjadi testbed kami adalah:
- Prosesor: Intel Core i9-7900X ‘Skylake-X’
- Motherboard: Gigabyte X299 DESIGNARE EX
- RAM: G.Skill TridentZ DDR4 4x8GB DDR4-3600 CL16 (running @ DDR4-3200 CL16)
- VGA: Gigabyte GeForce RTX 2080 Gaming OC 8G
- SSD: HyperX 3K 240GB
- PSU: Corsair AX1200i
- CPU Cooler: Noctua NH-D15S
- OS: Windows 10 64-bit, 1803 Update
- Case: No Case, Open Bench Table (suhu ambient 25C)
Gigabyte RTX 2080: GPU Boost & Power Target


Pada keadaan default, Gigabyte RTX 2080 Gaming OC 8G memiliki rating boost clock pada 1815 Mhz, sedikit lebih tinggi dari RTX 2080 Founders Edition dari NVIDIA. Namun belum tentu rating 1815Mhz ini mencerminkan apa yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
Berikut clockspeed logging yang kami lakukan di GPU-Z:

Ternyata clockspeed GPU cukup bervariasi, antara 1870-an ke 1900-an, dengan clock rata-rata di 1887 Mhz (ini lebih tinggi dari rating 1815Mhz yang ditulis Gigabyte).
Mengingat 3DMark Stress Test mengukur konsistensi clockspeed dan performa selama stability test dijalankan, clockspeed bervariasi ini membuat hasil test menjadi ‘NOT PASSED‘.

Belajar dari beberapa generasi lalu, clockspeed terlalu bervariasi ini bisa jadi disebabkan oleh si GPU yang sudah beroperasi pada batas atas power target/limit-nya. Untuk itu, kami akan mencoba mengatur beberapa variabel lain di GPU ini, mulai dari power target hingga ke setting clockspeed secara manual(overclocking).