Hands-on Review: Noctua NF-A12x25 PWM (di Noctua NH-U12S HSF & Corsair H105 AIO)

Reading time:
March 13, 2020

Ruang Lingkup, Metode Pengujian & Testbed

Pengujian fan kadang memberikan komplikasi tersendiri, karena performa sebuah fan bisa dinilai dari berbagai skenario penggunaan (sebagai case fan atau sebagai fan pendingin heatsink/radiator misalnya), dan kadang menilai perbedaan suhu yang terjadi karena fan membutuhkan presisi lebih tinggi dibanding pengujian cooler biasa.

Untuk itu, walaupun agak sedikit rumit, kami akan mencoba memaparkan secara detil prosedur pengujian kami pada halaman ini.

 

Pre-Test: Fan RPM Check via software

ASUS FanXpert4

Semua pengaturan fan yang kami lakukan pada artikel ini dikerjakan dengan fitur Fan Xpert 4 yang ada di utility ASUS AISuite.

Salah satu hal menarik yang dimiliki Fan Xpert adalah fitur ‘Auto Tuning’ yang akan mendeteksi tingkat RPM pada semua fan yang kami uji nantinya per setiap PWM % Duty Cycle.

Berikut ini pembacaan yang dilakukan pada NF-A12x25:

NF
NF-A12x25 PWM vs RPM

 

Perlu diingat juga bahwa pengukuran ini semua dilakukan dari software, dan berarti akurasinya masih rata-rata, tidak seakurat pengukuran dengan perangkat seperti laser tachometer. Ini sebabnya kami akan membulatkan semua pembacaan RPM ke 100RPM terdekat (1977RPM akan kami tuliskan sebagai 2000 RPM).

 

SPL / Noise Test & Ambient Noise (‘Noise Floor’)

NFA12x25 TestBench

Pengujian berikutnya adalah SPL (sound pressure level) / noise pada sistem saat beroperasi.

Perlu diketahui, seberapa detilnya pengukuran SPL akan sangat bergantung pada seberapa rendah noise total dari ruangan yang digunakan, tanpa menghitung sistem. Meskipun part PC yang memiliki kipas seperti GPU, Power Supply sudah dijaga semaksimal mungkin untuk tidak mengeluarkan noise yang berarti, kami tidak memiliki sebuah anechoic chamber untuk melakukan pengujian, sehingga pengujian kami akan memiliki limitasi noise terendah pada sekitar 33 dBA. (catatan: Umumnya ruangan yang memiliki noise floor 34 dBA sudah dianggap termasuk sunyi)

Untuk mereplikasi kondisi noise yang didengar dari pengguna saat PC-nya diletakkan di atas meja, SPL Meter kami letakkan 50 cm dari sistem yang diuji.

 

 

Skenario Pengujian Performa: Sebagai Fan Heatsink dan Radiator

NFA12x25 DSC05950s

Sama seperti 5 tahun silam kami menguji Noctua High-performance NF-F12 iPPC 3000, kami ingin melihat aspek performa pendinginan dari NF-A12x25, terutama sekali pada sebuah sistem yang di-overclock dan membutuhkan pendinginan maksimal.

Jadi, kriteria pengujian kami adalah pengukuran suhu prosesor dengan Heatsink/Watercooling dengan Fan Noctua NF-A12x25. Berikut Heatsink dan Watercooling yang kami gunakan:

 

Skenario 1 : Heatsink Noctua NH-U12S

SDSC00684s

 

Noctua NH-U12S adalah sebuah heatsink tower 12cm yang termasuk powerful dari Noctua, dan masih menjadi salah satu HSF unggulan kami dalam pengujian walaupun sudah berumur 7 tahun (kami me-review HSF ini pada tahun 2013 lalu!).

NFA12x25 HSF Noctua

Pengujian performa HSF akan kami lakukan dalam konfigurasi fan berikut ini:

  • 1x Fan Noctua NF-F12 (Default, bawaan)
  • 1x Fan Noctua NF-F12 iPPC 2000
  • 1x Fan Noctua NF-A12x25 (Mode Normal + LNA)
  • 2x Fan Noctua NF-F12
  • Fan Noctua NF-A12x25 (push) + Fan Noctua NF-F12 (pull)
  • 2x Fan Noctua NF-A12x25

Setting Fan

Tentu, semua fan akan berjalan pada setidaknya 2(dua) kondisi, yakni Full Speed 100%, dan juga berjalan dengan kondisi Noise disetarakan (‘Noise-normalized’).

Tingkat kebisingan yang kami gunakan adalah 36 – 37 dBA, dimana ini adalah tingkat kebisingan fan Noctua NF-A12x25 saat full-speed 2000 RPM.

 

Skenario 2: AIO Watercooling – Corsair H105

H105s

Berikutnya, kami akan menggunakan AIO watercooling dengan Radiator 240mm yang sering menjadi standar pengujian kami yakni Corsair H105.

Pengujian performa AIO akan kami lakukan dalam konfigurasi fan berikut ini:

  • 2x Corsair SP120L (Default, bawaan)
  • 2x NF-A12x25

Sama dengan pengujian pada HSF, fan akan berjalan pada yakni Full Speed 100%, dan juga berjalan dengan kondisi ‘Noise-normalized’ ke 36-37 dBA

 

 

Testbed

NFA12x25 AIO Corsair

Pengujian kami akan menggunakan hardware sebagai berikut:

  • Prosesor: Intel Core i9-9900KS
  • Motherboard: ASUS ROG Maximus XI APEX
  • RAM: G.Skill TridentZ Royal DDR4-4000 CL17 2x8GB (Run @ DDR4-3200 CL16)
  • SSD: Toshiba Q300 128 GB
  • PSU: Corsair AX1200i
  • Case: Open Air, Tanpa Case

 

Berikut di bawah ini beberapa detail extra seputar setting dan juga kondisi pengujian:

Testbed – CPU Setting : Core i9-9900KS 5.1 Ghz, 1.3v

9900KS 5100

Core i9-9900KS yang digunakan kami overclock sedikit ke 5.1 Ghz, dengan CPU Voltage diset pada 1.3v.

Setting lain yang kami gunakan adalah:

  • CPU Ring (‘NB Frequency’) :  4.3 Ghz
  • DDR4-3200 16-18-18-36 1.35v vDIMM (Dual-Channel 2x8GB)
  • CPU Voltage Loadline Calibration Level 6 (Kalau VCore diset 1.3v, real saat load adalah 1.288v)

 

Catatan:

1) Setting Overclocking dilakukan se-sederhana mungkin, kami berusaha hanya melakukan setting CPU Voltage & CPU multiplier pada BIOS tanpa menyentuh opsi overclocking lainnya. Semua konfigurasi yang tidak kami sebut berarti dibiarkan AUTO sesuai motherboard.

2) Sensor CPU Package Power pada prosesor di setting ini saat kami load akan menunjukkan nilai rata-rata di 200W (dari kisaran 195-203W). Dengan ini, kita bisa kurang lebih berasumsi bahwa ada setidaknya 200W yang harus dibuang (‘dissipated‘) oleh pendingin prosesor, sebuah beban yang tidak sedikit.

 

Testbed – Liquid Metal sebagai TIM dari CPU ke HSF & Waterblock

Mengingat bahwa kita akan berurusan dengan beban panas di kelas 200W pada sebuah heatspreader prosesor yang surface area-nya tidak terlalu besar, kami tidak ingin ada limitasi transfer panas dari prosesor ke Heatsink maupun Waterblock AIO. Ini sebabnya kami menggunakan TIM(thermal interface material a.k.a thermal paste) berupa Liquid Metal (Thermal Grizzly Conductonaut).

KryoNautVsConductonaut 2Conductonaut

 

 

Testbed – Open Air, Tanpa Casing, Ambient 25 C

Fluke 25cs

Penggunaan casing pada pengukuran suhu dari sistem PC tertentu mungkin lebih terlihat real-world, dan ini pernah kami lakukan. Kami bahkan pernah mencatatkan perbedaan sekitar 10 C antara penggunaan PC di case dan tanpa case.

Baca Juga: CPU Temperature – PC Case vs Open Case

 

Logo Casing vs OpenV2

 

Namun pada pengujian yang membutuhkan presisi tinggi seperti review fan, penggunaan casing akan menambah variabel pada pengujian yang kami lakukan, karena:

  • Casing dengan fan berpotensi meningkatkan ambient noise (bisa jadi case fan lebih berisik dari fan yang kami uji), dan
  • Casing TANPA fan bisa saja memiliki airflow buruk dan tidak sukses membuang panas dari sistem, membuat pengujian suhu memiliki variasi data yang besar

 

Untuk itu, kami menggunakan pengujian tanpa casing(open air), dengan suhu ruangan dijaga pada 25 C (+ 1C).

 

 

Metode Pengujian – Cinebench R15 Load + HWINFO Monitor

Sama seperti pengujian cooler lainnya yang sering kami lakukan, CPU akan diberi sebuah load dengan menjalankan software tertentu, lalu suhu prosesor selama di-load tersebut akan di-logging dengan sebuah monitoring tool.

Load: Cinebench R15 20x Loop

22a

Software yang kami gunakan untuk membebani prosesor adalah Cinebench R15, di-loop selama 20x.

 

Monitoring: HWINFO

HWINFO

Dan software yang akan melakukan logging dari semua data sistem adalah HWINFO. Secara spesifik kami mencari data pada ‘CPU Package‘.

(Pada dokumentasi HWiNFO, CPU Package dapat diinterpretasikan sebagai suhu terpanas pada area prosesor pada waktu tertentu)

Tentu, CPU Ratio juga kami monitor untuk melihat apakah ada Core yang mengalami thermal throttling.

 

Average vs Maximum/Peak ?

Umumnya, pada pengujian dimana terdapat ekspektasi perbedaan suhu yang besar dari perangkat yang di-review (misalnya perbandingan stock cooler ke HSF Tower besar, atau perbandingan Watercooler Custom ke AIO), nilai Maximum/Peak dapat digunakan dengan tujuan mempermudah pengujian.

Namun, pada pengujian fan dimana beda performa akan tipis dan butuh presisi ekstra, variasi pada pengukuran Max/peak akan memberikan rentang data yang tidak terlalu akurat, sehingga kami perlu melakukan pencarian average dari suhu prosesor.

Secara spesifik, data yang kami average adalah data temperatur setelah benchmark sudah berjalan selama 2 menit (jadi data 2 menit pertama ini tidak kami hitung), memberikan pengukuran suhu yang lebih akurat karena setelah 2 menit suhu cpu sudah cenderung konstan.

Load Cinebench R15 sendiri saat 20x loop akan berjalan kurang lebih 7 Menit-an, jadi total data yang kami average adalah dari fasa 5 menit terakhir.

 

Delta T ?

Secara singkat, Delta T adalah perbedaan suhu ambient dengan suhu komponen yang diuji.

Angka ini umum digunakan untuk memudahkan para reviewer untuk bisa membandingkan performa cooler meskipun ambient temperature (suhu ruang) mereka berbeda, karena suhu ruangan berpengaruh langsung ke suhu overall.

Salah satu kegunaan tambahan dari penggunaan DeltaT ini adalah pembaca juga bisa langsung ‘menambahkan’ DeltaT dari pengukuran si reviewer ke suhu ruangan yang mereka miliki, untuk memperkirakan suhu komponen mereka.

Perlu diketahui, pengujian yang dilakukan JagatOC pada sesi testing ini akan dilakukan pada ruangan yang suhu-nya dikontrol di 25 C (plus minus 1C), dan ini membuat kami tidak menggunakan pengukuran dengan Delta T, namun menggunakan data yang ada di HWINFO , karena semua konfigurasi cooler pada sesi ini diuji pada kondisi serupa.

 

Baik, mari mulai!

Load Comments

More Articles

Extreme OC

February 27, 2023 - 0

G.Skill Umumkan Overclocking World Cup 2023 – Hadiah Total 40000 USD!

G.Skill, vendor memori terkemuka di Dunia, tahun 2023 ini kembali…
September 29, 2022 - 0

Demo Tuning Ryzen 7000 ‘Zen4’ + MSI X670E ACE di AMD Grand Launch Party Indonesia

Menyambut kehadiran prosesor terbaru AMD yakni Ryzen 7000-series Zen4 ‘Raphael’…
February 23, 2021 - 0

Review Cooler Master ML360 SUB-ZERO (+ Overclocking Core i9-10900K @ 6 Ghz )

Review Cooler Master ML360 SUB-ZERO (English Version) Cooling in a…
November 28, 2019 - 0

Overclocking Extreme AMD 3rd Gen Ryzen Threadripper 3970X : Rekor Dunia Berjatuhan!

Setelah mengumumkan kemunculannya pada awal November ini, AMD akhirnya meluncurkan…

Easy OC

December 19, 2020 - 0

Easy Overclocking Intel Core i5-10600K & Core i7-10700K

Prosesor Intel Core 10th Gen ‘Comet Lake’ merupakan prosesor yang…
October 11, 2018 - 0

Hands-On Feature: Asus ROG AI Overclocking (di ROG Maximus XI Hero Wi-Fi)

BIOS Option – AI Overclocking Pada bagian ini kami akan…
February 16, 2018 - 0

Overclocking RAM Murah dan Mudah: Memory Try It pada MSI A320M Pro-VD/S (Ryzen 3 2200G ‘Raven Ridge’)

Memory Try It Secara singkat, Memory Try It adalah sebuah…
August 21, 2017 - 0

Easy OC Core i9-7900X di MSI X299 Tomahawk Arctic: Enhanced Turbo dan GameBoost

Test – CPU OC Performance Pada keadaan default, Core i9-7900X…

General OC

August 30, 2022 - 0

G.Skill umumkan Trident Z5 Neo & Flare X5: Dukung AMD EXPO, Tersedia Hingga DDR5-6000CL30

G.Skill sebagai produsen RAM yang terkenal dengan kemampuan overclocking-nya, hari…
August 5, 2021 - 0

Test : Overclocking IGP Radeon Vega (Ryzen 7 5700G) di MSI B550I GAMING EGDE WIFI

Prosesor Ryzen 5000 G-series ‘Cezanne’ baru saja hadir untuk DIY…
June 9, 2021 - 0

G.Skill rilis Trident Z Royal Elite DDR4-4000 CL14 32 GB Kit : Kapasitas Besar, Frekuensi Tinggi, Latency Ketat

Sebagai produsen RAM yang nampaknya tidak berhenti mengejar performa tertinggi,…
April 17, 2021 - 0

G.Skill Umumkan Trident Z Royal Elite : Sampai Kecepatan DDR4-5333 CL22

G.Skill, produsen RAM ternama yang terkenal dengan kemampuan overclocking-nya, mengumumkan…