Report: JagatOC Intel XTU Challenge, 31 Maret 2015
Babak Final

Untuk 5 tim yang lolos ke Final, panitia kembali memberikan kejutan untuk membuat lomba lebih menarik: babak final akan dilakukan secara individual! Ya, panitia membagi babak final menjadi dua tahap terpisah, yang harus dijalankan hanya oleh salah satu anggota tim! Sayangnya tim dari Univ. Tarumanegara yang hanya beranggotakan satu orang harus memilih salah satu tahap dan tidak bisa mengikuti kedua tahap seperti tim lain yang beranggotakan dua orang.
Benchmark tahap pertama adalah Cinebench R11.5, dan 3DMark Ice Storm, sedangkan benchmark tahap kedua adalah Intel XTU benchmark.
Final, Tahap 1

Di tahap pertama, para peserta harus menjalankan benchmark Cinebench R11.5 dan 3DMark Ice Storm, dengan limit waktu 1 jam 15 menit. Meskipun harus berkompetisi secara individual, semua peserta terlihat tenang dan tidak panik, dan mulai mencatatkan skor demi skor yang mengisi scoreboard. Nampaknya disini mereka sudah mulai bisa menguasai tuning prosesor dengan utility Intel XTU.




Kejar-kejaran skor sangat terasa di babak final, dimana tim TBel OC( Univ. Bina Nusantara) dan Kelas Bunga Matahari (UGM) selalu bertukar posisi setiap beberapa menit dengan berbagai skor mereka. Tidak lupa juga, Tim MDL dari Univ. Multimedia Nusantara, satu-satunya tim dengan overclocker wanita, masih mampu memberikan perlawanan yang berarti dengan mencatatkan beberapa skor yang sempat mengejutkan pesaing mereka.
Ada begitu banyak skor fantastis yang dicatatkan pada akhir sesi ini, misalnya saja Cinebench R11.5 bernilai 3.82 Point dari Tim Kelas Bunga Matahari(UGM) dengan clock prosesor 4.5Ghz. Ada juga yang membuat papan skor berubah seperti hasil dari tim Tivest(PNJ) dengan 3DMark Ice Storm tertinggi pada kompetisi ini dengan nilai 53382, hasil tersebut dicatatkan pada beberapa menit sebuah Final tahap satu selesai!
Babak Final, Tahap 2

Tahap dua pada Babak Final akan mengakhiri lomba JagatOC Intel XTU Challenge. Pada tahap tersebut para peserta harus menjalankan Intel XTU Benchmark, sebuah benchmark yang memakan waktu cukup lama saat dijalankan pada prosesor dual-core, dan juga luar biasa menyiksa prosesor dibandingkan benchmark lainnya. Benchmark ini akan menentukan siapa yang akan memenangkan kompetisi JagatOC Intel XTU Challenge.





Pada awal babak kedua, banyak peserta yang belum berpengalaman menjalankan XTU langsung disambut dengan BSOD karena prosesor mereka overheat. Setelah bisa beradaptasi dengan keadaan ini barulah mulai satu demi satu skor muncul. Pada tahap kedua, kejar-kejaran skor terhenti di tengah pertandingan karena para peserta langsung menemui limitasi prosesor mereka yang terjadi karena suhu tinggi, dan disini mereka baru menyadari bahwa pada benchmark XTU mereka akan membutuhkan tuning memori yang optimal untuk memaksimalkan skor, tidak hanya kecepatan prosesor saja.


Perlahan-lahan, para peserta mulai memahami cara untuk melakukan tuning memori DDR3 dan mendapat beberapa poin tambahan. Ada kejadian unik, dimana ada dua tim yang berhasil menjalankan XTU dengan setting kecepatan prosesor sama (4.5Ghz), namun konfigurasi RAM-nya berbeda, yakni tim TBel OC dan Tim Kelas Bunga Matahari(UGM).


Kedua konfigurasi ini memberikan hasil yang berbeda, Tim TBel OC dengan DDR3-2133 timing 10-11-11-28 mendapat skor 331, sedangkan tim Kelas Bunga Matahari(UGM) mencatatkan pencapaian clock RAM tertinggi selama lomba ini dengan DDR3-2200 CL13-14-14-32, mendapat skor 328. Perbedaan yang sangat tipis sekali! Nampaknya meski sudah berhasil berjalan pada clock RAM tinggi, latency yang agak longgar membuat pencapaian skor dari Tim UGM sedikit kurang optimal.
Kedua tim tersebut terus berusaha mengoptimalkan konfigurasi RAM mereka, namun pada akhirnya Tim Kelas Bunga Matahari harus dipaksa menyerah ketika mereka tidak berhasil mengoptimalkan timing dari RAM mereka. Pada run terakhir mereka, tim TBel OC masih mencatatkan skor terakhir 337.