5 Perbedaan Competitive Overclocking Vs. Normal Overclocking

Bagi beberapa pengguna PC yang kurang puas akan kinerja PC-nya, Overclocking merupakan sebuah metoda untuk mendapatkan performa ekstra dari hardware PC yang mereka miliki, yang saat ini umum dilakukan dengan cara meningkatkan clockspeed dari beberapa komponen inti penentu performa seperti Prosesor, RAM, dan VGA.
Tindakan overclocking ini dimanfaatkan untuk memeras performa maksimal dari hardware yang dimiliki, misalnya saja membuat prosesor mengerjakan tugasnya lebih cepat, dan menambah kecepatan GPU untuk meningkatkan framerate pada 3D Game. Tindakan overclocking ini dilakukan dengan hati-hati dan penuh perhitungan supaya sistem tetap bisa stabil beroperasi, dan juga tidak terlalu mengurangi ketahanannya meski sedang bekerja di luar batas spesifikasi yang diberikan produsen.
Daily Use Overclocking: Fokus pada Kegunaan dan Kestabilan

Overclocking yang digunakan pada penggunaan sehari-hari dengan fokus pada kestabilan dan ketahanan sistem ini punya beberapa sebutan, kadang disebut daily overclocking, casual overclocking, atau ada juga yang menyebutnya 24/7 overclocking. Namun kami lebih senang, menyebutnya sebagai normal overclocking, atau hanya ‘overclocking’ saja tanpa embel-embel lain. Dengan mendapat performa tambahan, tidak jarang para sistem yang sudah di-tuning oleh para overclocker ini jadinya membuat mereka memiliki rasio harga vs performa lebih baik. Jadi ada juga pengguna PC yang melakukan overclocking PC-nya untuk mendapat kinerja lebih dari hardware murah, untuk mendekati atau menyamai performa perangkat yang lebih mahal.
Namun, bagi sebagian lagi yang sudah memiliki PC kencang, overclocking kadang lebih dianggap sebagai hobi, dan kegunaannya hanya sekadar untuk memiliki PC yang lebih kencang dari yang lain, meski itu harus menghabiskan dana untuk membeli komponen lain yang mahal. Seiring dengan perkembangan overclocking, skenario penggunaan ini melahirkan sebuah jenis overclocking yang tujuannya agak berbeda dengan ‘normal overclocking’.
Competitive Overclocking: Fokus Pada Pencapaian Clock dan Hasil Benchmark

Mungkin Anda pernah dengar, mungkin tidak. Tapi ada sebuah ‘cabang’ dalam overclocking yang fokusnya tidak sama dengan overclocking pada umumnya, yakni ‘competitive overclocking’. Berbeda dengan normal overclocking dimana kestabilan menjadi fokus, competitive overclocking hanya mempedulikan pencapaian clockspeed tertinggi dan skor benchmark tertinggi, tak mempedulikan kestabilan dalam jangka panjang.
Konon, competitive overclocker ini berasal dari overclocker biasa yang sering membandingkan hasil pencapaian overclockingnya, dan juga beradu skor benchmark di berbagai tempat diskusi online, mulai dari mailing list hingga forum-forum IT. Para overclocker yang berkumpul ini tidak berpikir untuk membangun sebuah PC-nya menjadi sebuah alat bantu, melainkan ‘disulap’ menjadi alat pacu. Mencari siapa yang memiliki PC tercepat dan menghasilkan skor tertinggi adalah tujuan utama para ‘pembalap PC’ tersebut. Kompetisi overclocking pun lahir, dari skala lokal hingga tingkat Internasional yang disponsori para Vendor Hardware. Berikutnya, platform untuk menampung para competitive overclocker tersebut lahir beberapa tahun lalu, yakni HWBOT.org(dan setahun belakangan ini muncul sebuah project khusus dari HWBOT untuk menjadikan Competitive overclocking menjadi semacam eSport, yakni OC eSport).
Sekarang, kita dihadapkan kepada dua jenis overclocking yang berbeda, tapi dimana sebenarnya perbedaan antara competitive overclocking dengan ‘normal’ overclocking? Tim JagatOC akan mengulas 5(lima) perbedaannya!
- Overview, Pengertian Normal Overclocking dan Competitive Overclocking
- Perbedaan #1 & #2
- Perbedaan #3 & #4
- Perbedaan #5, Penutup