5 Perbedaan Competitive Overclocking Vs. Normal Overclocking
Perbedaan #3: Solusi Pendingin
Sistem pendingin merupakan bagian yang SANGAT krusial baik pada skenario normal overclocking, maupun competitive overclocking. Umumnya, sebuah sistem pendingin yang digunakan oleh overclocker harus reliable, dan mampu menjaga suhu komponen-komponen yang dioverclock. Bagi pengguna biasa, umumnya pendingin yang popular digunakan berjenis aircooling(heatsink/heatpipe), atau watercooling. Semua pendingin ini memiliki suhu di atas suhu ruangan, sehingga tidak mungkin ada komponen yang suhunya di bawah suhu ruang.
Bagi competitive overclocker, pendingin mereka bisa saja berupa aircooling/watercooling, namun ada beberapa competitive overclocker yang tidak puas dengan pendingin biasa dan akhirnya memilih solusi pendingin ekstrim. ‘Extreme’ di sini umumnya berarti memiliki suhu jauh di bawah nol(0) derajat C. Para competitive overclocker menggunakan cooler seperti waterchiller, phase change, dry ice, Liquid Nitrogen, bahkan Liquid Helium.
Waterchiller dan phase change(pernah disebut pendingin freon) mungkin masih bisa digunakan untuk sehari-hari walau cukup rumit, namun pendingin berbasis Dry Ice, Liquid Nitrogen, dan Liquid Helium jelas tidak mungkin digunakan sehari-hari, sehingga para competitive overclocker hanya menggunakan pendingin itu pada saat pengujian OC berlangsung.
Perbedaan #4 Setting Overclock
Sejak kedatangan CPU Intel Sandy Bridge, overclocking menjadi sebuah hal yang sederhana. Untuk melakukan overclocking CPU, Anda cukup mengganti nilai Multiplier-nya, lalu memberi voltase lebih. Pada skenario overclocking harian, tentu si penggunanya ingin supaya setting overclock yang dilakukan sesederhana mungkin, aman untuk dipakai sehari-hari, dan hanya mengubah setting yang paling berpengaruh ke performa sistem secara keseluruhan.
Dari survei dan observasi yang kami lakukan pada kebanyakan pengguna yang melakukan overclocking untuk penggunaan harian, untuk OC prosesor mereka hanya melakukan setting CPU Multiplier dan CPU Voltage(dan mungkin CPU VCCIN pada haswell), sedangkan overclocking memori biasanya dilakukan lewat profil XMP. Ini sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan harian.
Competitive overclocker umumnya akan mencari setiap setting ekstra yang membuat mereka bisa memaksa performa sekecil apapun dari hardware yang mereka punya, mulai dari mencari CPU BCLK sampai sedetail 0.1 Mhz untuk mencari titik MHz CPU tertinggi, sampai melakukan setting timing/sub-timing RAM sedetail-detailnya untuk memaksimalkan performa RAM. Berbicara setting voltase, para competitive overclocker umumnya tidak ada masalah memberikan voltase yang tergolong tinggi ke hardware mereka, bahkan di luar batas aman sekalipun.