5 Perbedaan Competitive Overclocking Vs. Normal Overclocking
Perbedaan #1: Definisi Kestabilan

Sebuah faktor utama yang membedakan antara normal overclocking dan competitive overclocking adalah definisi kestabilan-nya. Overclocker yang menggunakan PC-nya untuk kebutuhan harian membutuhkan PC-nya untuk bisa dioperasikan se-stabil mungkin seperti layaknya sistem yang tidak di-overclock. Untuk mencapai hal ini, banyak overclocker yang menjalankan berbagai software uji kestabilan, seperti misalnya LinX 0.6.4 yang kami jalankan untuk pengujian temperatur dan juga uji kestabilan memori, atau menjalankan pengujian 3D berat seperti FurMark, Unigine Heaven, maupun menjalankan 3DMark yang di-looping beberapa waktu lamanya.
Setting Overclocking pada skenario harian seperti ini akan disesuaikan untuk menjaga PC tetap bisa berfungsi sebagaimana mestinya dan suhunya terjaga.
Bagaimana dengan skenario competitive overclocking?

Bagi competitive overclocker, stabil bagi mereka adalah bisa menjalankan benchmark dan mengeluarkan skor. Kadang bagi competitive overclocker yang sedang berusaha mendapatkan kecepatan CPU maksimal, konsep ‘stabil’ bagi mereka hanyalah bisa menjalankan CPU-Z untuk mem-validasi pencatatan clock! Men-tuning sistem untuk bisa stabil di angka MHz terakhir dan menyesuaikan dengan beban benchmarknya adalah perbedaan utama competitive overclocking dengan overclocking untuk kegunaan harian.
Perbedaan #2: Kegunaan Dan Fungsionalitas PC
Berbicara kegunaan, kami sudah sebutkan di atas bahwa overclocking untuk daily use memiliki fokus untuk mencari ekstra performa untuk pemakaian sehari-hari. Tentunya PC tersebut harus bisa digunakan sebagaimana mestinya sebuah PC biasa. Namun bagi skenario competitive overclocking, kadang fungsi sebuah hardware bisa saja ‘dikorbankan’ atas nama skor benchmark.

Berikut beberapa contohnya:
- Menggunakan 1 core pada CPU yang memiliki jumlah core banyak, hanya untuk mencapai nilai Mhz terakhir pada core tersebut
- Menggunakan OS yang sudah di-tweak habis-habisan untuk menjalankan satu benchmark tertentu, meskipun OS tersebut kehilangan banyak services dan tidak bisa berfungsi normal layaknya OS biasa, Kadang ada juga beberapa benchmark yang harus dijalankan pada OS uzur seperti Windows XP.
- Mencari driver yang menghasilkan skor benchmark 3D tertinggi, dan menurunkan kualitas gambar di setting driver untuk sedikit ekstra skor(bahkan sampai mematikan tesselation)
- Menggunakan Pendingin yang tidak bisa digunakan untuk penggunaan harian(akan dibahas lebih lanjut di bawah)

Dari sudut pandang pengguna biasa, hal yang dilakukan competitive overclocker sudah masuk taraf absurd dan tidak punya kegunaan sama sekali, namun itulah berbagai hal yang mereka lakukan demi mencapai skor lebih tinggi.