Analisis & Tuning GeForce GTX 1080 Max-Q: Overclocking Acer Predator Triton 700
PredatorSense: Utility Monitoring, Customization, dan juga Overclocking

Berbeda dengan komponen desktop, software pengaturan dan monitoring pada notebook umumnya jarang diberikan secara langsung oleh vendor notebook. Kadang-kadang hal ini membuat kami sebegitunya frustrasi, apalagi saat harus berurusan dengan masalah performance yang disebabkan thermal throttling (seperti studi kasus yang kami lakukan pada ASUS X550IU tahun 2017 lalu ini).
Untungnya berbagai notebook gaming high-end nampaknya sudah sadar akan hal ini, dan beberapa diantara mereka sudah memberikan software monitoring yang bahkan bisa memuat profil overclocking (Ingat overclocking pada ROG GX800 dengan ROG Gaming Center? ), dan itu yang dilakukan Acer dengan memberikan PredatorSense.
Secara singkat, PredatorSense memiliki fungsi penting sebagai berikut:
- Thermal Monitoring pada CPU,GPU, System (dan logging)
- Fan Control – Ada profil Otomatis, Maksimal, dan Custom
- Overclocking – dengan profil OC 1-click (note: untuk GPU saja)
Berikut ini beberapa menu pada PredatorSense:
*klik untuk memperbesar*
PredatorSense – Thermal Monitoring / Logging
Sayangnya, kami mendapati bahwa nampaknya thermal monitoring yang dilakukan PredatorSense tidak bisa meng-export file thermal logging ke sebuah file spreadsheet untuk dibaca.
PredatorSense Fan Control

Di atas dapat anda temukan mode operasi fan pada PredatorSense. Pada dasarnya ada beberapa mode fan yang bisa dipilih:
- Mode AUTO dengan CoolBoost ON (default)
- Mode AUTO dengan CoolBoost OFF
- Mode MAX
- Mode Custom
Pada keadaan default Anda akan menemui mode AUTO dengan fitur CoolBoost, secara umum mode default ini akan mengatur pengoperasian yang cukup silent pada keadaan idle, namun akan berusaha menjaga suhu CPU/GPU di bawah angka 80C-an dengan sedikit meningkatkan fan speed pada keadaan load berat. Anda bisa lihat pada screenshot di atas bahwa pada load tinggi seperti uji 3DMark FSE Stress Test, Mode AUTO dengan Coolboost akan menjalankan fan pada sekitar 3900 / 4000 RPM-an (CPU/ GPU).
Anda yang menginginkan kesunyian bisa mematikan Coolboost, dan RPM fan akan turun ke kisaran 3300 RPM-an (CPU/GPU), sayangnya mode ini akan membuat suhu GPU Anda sedikit lebih tinggi.

Max – 4500/5000 RPM
Mode MAX nampak disiapkan untuk pengguna yang menginginkan performa pendinginan maksimal, walau kebisingan yang dihasilkan membuat kami hanya bisa menyarankan mode Max ini bagi Anda yang menggunakan noise-cancelling headphone.
PredatorSense Overclocking

Menu berikutnya adalah overclocking. Predator memberikan menu:
- Normal (default)
- Faster
- Turbo
Ketiga mode itu akan mengaplikasikan setting overclock yang berbeda-beda. Karena keterbatasan waktu pengujian, kami hanya menguji mode terkencang yakni TURBO.

Berikut ini keadaan GPU GeForce GTX 1080 Max-Q saat di-overclock dengan mode Turbo:
OC GPU: Masih bisa manual dengan NVInspector

Dalam keadaan Profil GPU ‘Turbo’ di-load, kami menyalakan utility overclocking yang relatif universal untuk NVIDIA seperti NVINspector, dan mendapati kalau profil Turbo tersebut menerapkan offset +150Mhz pada GPU base Clock, dan +400Mhz pada Memory Clock (Video RAM).
Nah dengan memodifikasi setting NVInspector ini, kami bisa melakukan OC Manual dengan setting:
- GPU Base clock offset : +200Mhz
- Memory Clock offset: +600Mhz
Hasilnya adalah GPU Base clock di 1490Mhz, dan Memory/Video RAM clock di 1400Mhz (‘GDDR5X 5.6Ghz’, effective 11.2 Gbps)

Namun, seperti Anda ketahui, sejak NVIDIA menerapkan fitur GeForce Boost, agak sulit mengetahui kecepatan GPU yang benar-benar sedang berjalan, karena GPU Clock-nya akan bergantung pada berbagai perhitungan pada sensor daya/power dan suhu yang berlaku, dan tiap aplikasi berpotensi memiliki clockspeed profile yang berbeda bergantung pada load-nya pada GPU.
Kami akan menguji karakteristik clockspeed GeForce GTX 1080 Max-Q ini di halaman berikutnya!