Hands-on Review & Overclocking CPU 4-Core Murah: Ryzen 3 1200 vs Ryzen 3 2200G vs Core i3-8100
Membangun PC berharga terjangkau namun masih bertenaga kadang menjadi sebuah tantangan tersendiri di Tahun 2018 ini (apalagi dengan harga RAM DDR4 yang masih agak tinggi). Pemilihan prosesor pada PC murah yang memiliki fokus pada harga ini kadang agak tricky. Prosesor dengan fokus murah kadang tidak hanya mengorbankan spesifikasi, tapi bisa saja mengorbankan upgradebility(misal: memilih prosesor yang socket-nya sudah lawas dengan dukungan upgrade minimum). Dan tentunya prosesor terjangkau kadang memiliki limitasi dari segi fitur dan fungsi tertentu(overclockability, jenis integrated graphics, dan lain lain).
Salah satu variabel umum yang biasanya diperhitungkan sebagian besar pengguna PC pada pemilihan prosesor adalah jumlah core, atau jumlah processing thread yang dimiliki prosesor tersebut. Sayangnya, kadang juga informasi jumlah core/thread ini tidak sepenuhnya membantu pemilihan hardware, karena masih banyak faktor lain yang menentukan performa. Contoh sederhananya, jika clockspeed dan arsitektur yang digunakan berbeda, maka jumlah core/thread tersebut bisa jadi kurang relevan untuk menentukan performa.
Pada awal Tahun 2018 ini, kami pernah membuat sebuah artikel yang difokuskan pada hardware kelas murah (seperti artikel pemilihan hardware murah untuk PUBG ini), dan kami rasa pertengahan tahun ini adalah momen yang cukup tepat untuk membuat sebuah pengujian performa singkat seputar prosesor terjangkau.
Ruang Lingkup Pengujian & Pemilihan Prosesor
Kata ‘murah’ dan ‘terjangkau’ pada artikel ini bukan berarti kami akan mengorbankan aspek-aspek penting pada prosesor. Mengingat ini adalah tahun 2018, prosesor terjangkau yang kami uji ini harus memiliki kriteria berikut ini:
- Minimal memiliki 4 Core secara fisik
- Merupakan prosesor dengan platform terkini, yang masih menawarkan upgrade path cukup baik setidaknya 1-2 tahun ke depan.
Kami sering melihat pemilihan prosesor untuk PC murah yang agak jauh mengorbankan spesifikasi prosesor, seperti memaksakan pemilihan prosesor kelas dual-core demi komponen lain(GPU misalnya). Walaupun ini adalah sebuah trade-off yang wajar dan kadang bisa cocok dengan berbagai skenario (misalnya bermain game yang tidak terlalu cpu-intensive), pada artikel ini kami tidak sedang membuat sebuah PC Build khusus game tertentu. Aspek performa prosesor pada skenario selain gaming(content creation misalnya) juga kami perhatikan.
Ini yang membuat kami memilih untuk hanya menguji prosesor quad-core. Sebagai tambahan, harga yang terjangkau juga menjadi salah satu fokus pengujian, sehingga kami sulit untuk memasukkan prosesor kelas 4-Core 8-thread di sini.
Ruang Lingkup
Karena keterbatasan waktu pengujian, test kali ini sedikit lebih singkat dari kebanyakan overclocking review & analisis kami yang pernah rilis sebelumnya (kurang lebih 1/3 workload biasanya), kami berharap bahwa walau dilakukan dengan jumlah benchmark yang agak sedikit, pengujian ini masih cukup layak untuk menggambarkan performa prosesor yang kami uji.
Daftar Benchmark lengkap ada di halaman berikutnya, namun secara spesifik kami di sini akan menguji performa prosesor pada beberapa benchmark sintetis, aplikasi real-world, dan game. Performa integrated graphics(IGP) dari prosesor-nya tidak diuji karena kami sudah pernah melakukan pembahasan itu sebelumnya, dan di sini kami menggunakan sebuah Graphics Card add-on.
Pemilihan Prosesor
Setelah melihat beberapa hardware yang rilis beberapa waktu belakangan ini, ada kurang lebih 3 prosesor yang nampaknya cocok diuji pada artikel ini : Ryzen 3 1200, Ryzen 3 2200G, dan Intel Core i3-8100. Berikut penjabarannya:
AMD Ryzen 3 1200 ‘Summit Ridge’
AMD Ryzen 3 1200 merupakan anggota termurah dari semua lini prosesor Ryzen AM4 saat artikel ini ditulis, dan sudah menyandang 4 buah core tanpa SMT. Pada masa peluncurannya, Ryzen 3 langsung menjadi alternatif murah bagi pengguna yang tidak membutuhkan konfigurasi 6-core 12-thread dari Ryzen 5, atau 8-core 16-thread Ryzen 7. Ryzen 3 membawa semua peningkatan yang ada pada Summit Ridge 14nm, dari Precision Boost, XFR dan pastinya Unlocked Multiplier untuk melakukan overclocking dengan mudah.
Baca Juga: Overclocking Ryzen 3 1200 dengan Stock Wraith Cooler
Intel Core i3-8100 ‘Coffee Lake’
Intel kelas Core i3 sering dikenal dengan produk-nya yang memiliki performa memadai, namun dengan harga terjangkau. Setelah bertahun-tahun merilis Intel Core i3 dengan konfigurasi 2-Core (dan 4-thread karena SMT), akhirnya pada generasi ke-8 dari Core series (a.k.a ‘Coffee Lake’), akhirnya Intel merilis Core i3 dengan 4-Core, yakni i3-8100. Sayangnya, i3-8100 ini bukan masuk dari bagian K-series unlocked, sehingga tidak mendukung overclocking dengan meningkatkan CPU multiplier. Core i3 8th Gen yang bisa di-overclock hanya Core i3-8350K, yang harganya agak jauh lebih tinggi dari 8100. Meski memiliki clock agak rendah yakni 3.6Ghz dan berjalan tanpa Turbo Boost, i3-8100 ini masih cukup bertenaga karena memiliki 4-core seperti Core i5 di generasi sebelumnya.
Pada awal peluncuran-nya, tidak ada motherboard murah tersedia untuk Coffee Lake, dimana Intel mengharuskan semua penggunanya untuk memakai chipset Z370 (yang ada di lini premium dan berharga tinggi). Untungnya pada awal tahun 2018 Intel meluncurkan beberapa chipset kelas menengah ke bawah seperti H370, B360, dan H310. Chipset kelas murah ini memiliki limitasi, seperti kecepatan DDR4 yang dikunci menjadi DDR4-2400 pada Core i3, namun harganya yang cukup terjangkau membuat perakitan sistem berbasis Coffee Lake i3 lebih masuk akal dari segi pricing.
AMD Ryzen 3 2200G ‘Raven Ridge’
Prosesor yang baru rilis pada awal 2018 ini merupakan sedikit penyempurnaan dari Ryzen 3 lama, hanya saja prosesor ini membawa sebuah IGP yang sangat powerful di kelasnya. Ya, prosesor yang sedikit mahal dari Ryzen 3 1200 ini (sekitar 100-150 Ribu Rupiah saat artikel ini rilis), membawa sebuah grafis terintegrasi yang performanya di atas VGA murah seperti GeForce GT 730!
Baca Juga: Hands-on IGP Radeon Vega (Vega 8 pada 2200G / RX Vega 11 pada 2400G)
Prosesor yang mendapat codename ‘Raven Ridge’ ini, memiliki beberapa konfigurasi yang sedikit berbeda dari generasi lamanya, seperti:
- Rating Base/Boost Clock yang lebih tinggi untuk produk sekelas
- Mekanisme Precision Boost yang lebih aggresive untuk memberikan clock tinggi pada load ringan.
- Untuk die-size yang lebih compact dan inter-core latency lebih baik, raven ridge menggunakan konfigurasi 1-Core Complex(CCX), bukan 2 seperti Summit Ridge/Pinnacle Ridge
- L3 Cache dikecilkan ke 4MB(dari 8MB di Summit Ridge), tapi latency pada cache prosesor dioptimalkan untuk menjaga performa
- penggunaan TIM jenis paste bukan solder-based TIM untuk menurunkan biaya produksi
- Dukungan DDR4-2933 secara native, menunjukkan kemampuan memory controller yang sudah ditingkatkan dari Summit Ridge
(Catatan: Anda tetap bisa menjalankan RAM di atas DDR4-2933 dengan overclocking)
Tentu, seperti yang sudah-sudah, semua Raven Ridge akan di-unlock untuk kemudahan overclocking.
Baca Juga: Overclocking & Binning Ryzen 3 2200G
Catatan: Ada dua prosesor yang tadinya menjadi kandidat pengujian, namun akhirnya tidak digunakan, berikut penjelasannya:
1) Athlon X4 950 ‘Bristol Ridge’, walau secara teknis ia dapat diklasifikasikan untuk memiliki 4 core, namun secara arsitektur prosesor ini memiliki dua ‘CMT module‘ yang berisikan 2 integer unit(‘core’), dan 1 floating-point unit yang dishare dalam satu CMT Module. Hal ini membuat AMD menggunakan dua modul untuk mendapatkan konfigurasi 4 ‘core’ di Athlon X4 950. Performa 4-core Athlon tentu masih di bawah prosesor quad-core seperti Ryzen 3 1200, sehingga kami tidak mengujinya di sini.
2) Ryzen 3 1300X, merupakan Ryzen 3 dengan clockspeed dan performa yang lebih tinggi dari Ryzen 3 1200, namun karena harganya sudah lebih mahal dari Ryzen 3 2200G, dan kecepatan-nya bisa disamai oleh Ryzen 3 1200 yang di-overclock, kami memutuskan untuk tidak menguji prosesor ini.
Halaman berikutnya: Metode Pengujian & Daftar Benchmark