Overclocking Review: AMD Ryzen 5 2600X vs Intel Core i5-8600K
Synthetic Benchmark
Synthetic Benchmark atau Benchmark sintetis merupakan suatu software yang secara spesifik mensimulasikan suatu program yang biasanya di jalankan pada kehidupan sehari-hari, dan nantinya memberikan penilaian akan performa PC yang kita miliki. Benchmark sintetis biasanya memiliki workload yang konstan sehingga dapat diulang dan output hasil dari benchmark memiliki selisih margin of error yang sangat kecil. Meski benchmark sintetis dapat menguji performa PC dengan mudah, ada keadaan dimana ia belum tentu dapat mewakili kondisi real life.
Berikut ini adalah hasil performance test dengan berbagai benchmark sintetis yang umum kami gunakan:
Cinebench R15 (version 15.038)

Cinebench R15 merupakan aplikasi benchmark untuk mengukur kemampuan prosesor atau graphics card saat melakukan rendering sebuah objek 3D. Hasil pengujian disajikan dalam bentuk skor. Semakin tinggi skor yang dihasilkan, berarti semakin cepat pula PC Anda melakukan operasi rendering. Kami mengambil 2 (dua) skor, yakni dengan konfigurasi Multi-Core untuk melihat performa multi-threaded, dan juga konfigurasi Single-Core untuk melihat performa single-threaded.


Geekbench 3 & Geekbench 4

Geekbench adalah sebuah benchmark singkat yang dapat mengukur kemampuan prosesor dalam menangani beberapa workload integer dan floating-point, sekaligus juga kemampuan memori yang terdapat dalam sistem. Pada Geekbench 4 juga ada banyak workload yang menguji instruction set AVX.
Data disajikan dalam bentuk skor, semakin besar semakin baik. Kami mengambil skor Single-Core dan Multi-Core (Khusus Geekbench 3 kami mengambil juga Memory Score multi-core nya)
Geekbench 3



Geekbench 4


3DMark Time Spy

3DMark Time Spy dikenal sebagai benchmark kartu grafis berbasiskan API DirectX 12, dan cukup membebani berbagai kartu grafis modern saat ini. Sama halnya dengan 3DMark Fire Strike, selain mengambil Graphics Score, kami juga mengambil Physics Score (a.k.a CPU Score). Kami TIDAK mengambil Total Score.


Keterangan
- Dari mulai awal pengujian, kedua prosesor dari AMD dan Intel ini memperlihatkan kelebihan dan kekurangan pada area yang spesifik: Ryzen 2600X unggul pada pengujian multi-core/multi-threaded, Core i5-8600K unggul pada pengujian single-core/single-threaded.
- Geekbench 3 yang cukup berat menguji performa pada integer calculation dan juga performa cache memory menunjukkan keunggulan di Ryzen 2600X, walau keunggulan ini hanya terjadi saat keduanya default.
- 8600K secara khusus unggul pada Geekbench 4 karena Coffee Lake(dan juga Skylake dan Kaby Lake), memiliki performa yang baik saat menangani instruction set AVX. 2600X nampak tidak terlalu kencang di sini.
- Meng-overclock Core i5-8600K ke 5 Ghz menunjukkan perbedaan yang cukup kentara dibandingkan keadaan default, sebaliknya overclock Ryzen 2600X ke 4.2Ghz menunjukkan perbedaan yang kurang dari 10%.
- Ryzen 5 2600X vs Core i5-8600K: Overview Prosesor dan Platform
- Ryzen 5 2600X vs Core i5-8600K: Ruang Lingkup, Metode Pengujian, Daftar Benchmark
- Ryzen 5 2600X vs Core i5-8600K: Testbed dan Pemilihan Hardware
- Ryzen 5 2600X vs Core i5-8600K: Overclocking / Konfigurasi BIOS / Stability Test Ryzen 5 2600X
- Ryzen 5 2600X vs Core i5-8600K: Overclocking / Konfigurasi BIOS / Stability Test Core i5-8600K
- Ryzen 5 2600X vs Core i5-8600K: Synthetic Benchmark
- Ryzen 5 2600X vs Core i5-8600K: Real-World Application Benchmark
- Ryzen 5 2600X vs Core i5-8600K: 1080p 144Hz Gaming
- Ryzen 5 2600X vs Core i5-8600K: Power Consumption & Power Efficiency
- Ryzen 5 2600X vs Core i5-8600K: Rangkuman dan Kesimpulan